3

8 4 0
                                    

"Assalamualaikum."
"Ya, tunggu sebentar."

De melepas kacamatanya dan berjalan menuju pintu.

"Siapa?"

De mematung melihat orang di depannya saat ini, sedangkan orang itu mengembangkan senyumnya.

"Eyangnya-"

"Ga ada."

De langsung menutup pintu.

"Eh, Neng ini pesanan susunya." Ucap orang itu, dia sedikit menahan pintu yang baru mau ditutup.

"Oh, susu?"

"Iya, susu."

"BI JUJU!" Panggil De.

Orang yang dia panggil Bi Juju segera keluar dari kamarnya dan berjalan tergopoh menghampiri De.

"Kenapa, Neng?"  Tanya Bi Juju, melipat sarung yang dipakainya.

De menunjuk dengan kepalanya kearah pintu rumah, lalu kembali kepada tugasnya.

"Oh, Kang Oyong tumben, emang  Kang Ujongnya kamana?"

Kang Oyong tersenyum, memberikan beberapa botol susu pada Bi Juju. "Lagi nganter ke tempat lain, Bi."

"Oh, seperti itu. Sebentar ya, Bibi ambil botol kosongnya dulu di belakang, masuk dulu sini." Bi Juju berjalan ke dapur, meninggalkan De dan Kang Oyong.

De yang merasa di perhatikan mengangkat kepalanya, dia langsung terkejut begitu Kang Oyong yang duduk di depannya, mengeluarkan senyuman begitu bertatap mata dengannya.

Lalu, De lanjut memeriksa tugas anak muridnya. Tidak menghiraukan Kang Oyong.

"Guru ya, Neng?" Tanya Kang Oyong.

Menurut lo gue tukang bakso gitu? Gerutu De dalam hati.

De mengangguk.

"Ngajar di mana, Neng?"

"SD Sariah Melati." Jawab De tanpa melihat Kang Oyong.

Kang Oyong ber-Oh ria.

"Kang ini botolnya, sisanya nanti ya tacan beak (belom habis). "

"Iya, Bi ga apa-apa nanti sekalian besok saya ambil. Pamit dulu."

"Iya hati-hati, Kang."

Suara motor Kang Oyong sudah terdengar jauh, baru Bi Juju masuk ke dalam.

"ADUH! Sakit, Bi!" De mengusap tangan kirinya, tanpa alasan Bi Juju memukulnya.

"Pake baju yang bener,Neng! Nanti masuk angin di marahin Eyang, loh."

Memang De hanya mengenakan blush putih tanpa lengan, padahal udara sekarang sekitar 23 derajat.

30/05/2020

Jawa Barat; Taeyong LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang