4

10 3 0
                                    

"MEMBERI SALAM!"

"ASSALAMUALAIKUM WAROHMATULLAHI WABARAKATUH!"

Anak-anak muridnya satu persatu menyalami De. Mereka berebutan keluar dari ruangan kelas.

"Pelan-pelan, nanti jatuh!" Ucapnya melihat salah satu anak muridnya hampir saja terpeleset karena lantai depan kelas yang basah sehabis hujan.

Setelah murid-muridnya keluar semua, De merapikan peralatan tulis dan buku yang tadi dia pakai untuk mengajar. Lalu melangkah meninggalkan kelas.

Ini hari jumat. Harinya dia nongkrong bersama Jalal di sebuah kafe. Harinya De akan mendownload drama korea banyak-banyak karena besok weekend.

Membayangkan melihat wajah-wajah tampan para pemain drama membuat De bersemangat.

Ia langsung tancap gas menuju kafe biasa tempatnya dan Jalal mencuri wifi sepuas mungkin.

Sesampainya di kafe, dari luar De bisa melihat Jalal yang duduk di salah satu kursi kafe dengan segelas kopi hitam kesukaan Jalal.

Jalal melambaikan tangannya sembari tersenyum ke arah De.

"Udah pesenin gue?"

"Udah tenang aja, kaya biasa,kan?"

De mengangguk, lalu dia mengeluarkan benda tipis canggih dari tasnya. Bersiap untuk mendowload drama.

"Gercep (Gerak Cepat) amat si, lu. Baru juga sampe."

"Emang ngapa? Takutnya ga keburu elah!" Ujar De terap fokus pada benda tipisnya.

10 menit kemudian, seorang pelayan mengantarkan makanan pesanan Jalal.

"Makan dulu, nih." Jalal menyodorkan sendok yang sudah ia bersihkan kepada De.

De mengambilnya, tapi matanya tetap fokus pada benda tipis di genggaman tangan satunya.

Jalal merebut benda tipis tersebut dari De.

"Apaan,sih!" Seru De. "Balikin,ah!"

"Makan dulu!"

Akhirnya De, menyuap nasi bakar yang tadi di pesankan Jalal.

"Eh, liat deh! Aa yang itu mirip pemain Dilan banget."

De langsung menoleh ke meja samping. Ada dua orang anak SMA yang kini sedang membicarakan Jalal.

Memang mereka membicarakannya tidak terang-terangan, terkesan berbisik. Tapi karena mejanya dekat, De dan Jalal jadi bisa mendengar percakapan kedua gadis tersebut.

Senyuman menyebalkan terpampang di wajah Jalal. Lelaki itu menyeruput kopi hitamnya guna menghilangkan rasa lucu mendengar percakapan di meja sebelahnya.

De menggelengkan kepalanya. Sebenarnya, dia dan kedua temannya yang lain sudah biasa mendengar itu ketika De, Jalal, dan juga dua teman mereka lainnya sedang nongkrong seperti sekarang.

Tetapi tetap saja, De merasa lucu saja ketika orang-orang mengatakan Jalal mirip seperti aktor pemeran Dilan itu.

Sekaligus merasa jengkel jika jiwa pede Jalal sudah kambuh setelah mendengar hal tersebut.

"Balik ga bulan ini?" Tanya Jalal.

De menggeleng.

"Tumben biasnya balik akhir bulan."

"Eyang gue ada di Tangerang, jadi males balik ah gue."

"Emang dasar cucu durhaka." Jalal tertawa. "Terus gimana hubungan lu sama Yohan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jawa Barat; Taeyong LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang