Reincarnated: Goblin Slayer

22

Logan menyalakan terowongan goblin dengan mengangkat obor apinya di udara dan mencium aroma besi yang menyengat busuk. Dia tahu aroma ini dengan sangat baik. Goblin terkenal karena baunya seperti kotoran dan daging busuk. Di sana mulut dan perut dipenuhi dengan darah dari banyak bentuk kehidupan. Tidak ada makhluk atau ras yang aman dari cengkeraman goblin yang menjijikkan. Logan melemparkan sentuhan api ke depan dan melihat sekelompok goblin berserakan dari nyala api yang membara. Binatang buas itu tampak seperti kecoak hijau ketika mereka melompat mundur dari api. Logan mengikuti goblin yang melarikan diri ke terowongan utama tempat mereka berlari. Dia tahu para goblin cukup bodoh untuk membawanya langsung ke sarang utama sarang.

Logan dan Goblin Slayer segera menuju ke tempat para goblin yang melarikan diri pergi. Mereka semua sekarang ditembaki.

"Um e-permisi, tapi misi kita adalah mencari wanita desa yang hilang yang telah ditangkap oleh para goblin ini. Apakah kamu tahu di mana mereka berada?" Priestess bergumam dengan manis ketika kakinya yang pucat bergetar, dia masih takut dengan apa yang terjadi. Tapi dia senang bahwa Logan telah menyelamatkannya dan pasukannya sebelum yang tak terkatakan itu akan terjadi. Pendeta muda itu masih perawan dan dia belum pernah melihat seorang goblin dalam kehidupan nyata sampai hari ini, pada kenyataannya, dia tidak pernah tahu apa yang goblin lakukan terhadap wanita. Bagaimana mereka akan berkembang biak dengan mereka dan membantai mereka seperti ternak setelah mereka melahirkan!

Logan tidak menghiraukan kata-kata Priestress yang bergetar, dia punya banyak hal penting untuk dilakukan. Seperti membunuh goblin. Pendeta pada saat itu berlumuran darah goblin untuk menutupi aroma manusianya. Gaun putih panjang dan topi pendeta wanita itu dicat darah goblin. Rambut pirang panjang keemasannya juga berlumuran darah. Gadis Penyihir dan Gadis Pejuang berada dalam kondisi yang sama. Logan telah menuangkan darah goblin ke seluruh tubuh seksi mereka.

"Gaaaarrrrrrrgh !!!" Sekelompok goblin keluar dari kegelapan terowongan. Ada sekitar 15 goblin dalam penghitungan. Itu adalah serangan terakhir mereka. Yang tak kenal takut pada saat itu. Goblin tidak peduli tentang kematian, mereka bahkan tidak tahu kematian ada. Mereka seperti zombie kecil botak hijau tanpa moral. Mereka hanya peduli mengisi perut mereka dengan daging manusia.

Logan mengepalkan gagang pisau baja dari belati pisau cukur bergerigi dan menyumbat sisi pisau jauh di dalam bola mata goblin, itu menjerit kesakitan. Logan kemudian membalik belati dalam gerakan pembunuh yang tepat dan kemudian menusuk goblin tepat di jugulanya tepat di pipa anginnya, pekikan goblin untuk menghirup udara terakhir saat darahnya berhamburan keluar dari leher dan mulutnya. Dengan cepat mati.

"5," Logan berkata pada dirinya sendiri ketika dia menghitung berapa banyak goblin yang dia bunuh sejauh ini.

Sisa goblin maju menyerang dengan segala jenis senjata berkarat yang berbeda. Logan dan Goblin Slayer mengangguk. Mereka tahu apa yang harus dilakukan.

Logan dengan cepat berlari ke depan dengan kecepatan cepat dan menendang tiga goblin ke udara. Mereka semua mendarat tepat di dalam tombak Goblins Slayer saat dia mengangkatnya untuk menusuk mereka seperti goblin shish kabob! Goblin Slayer telah mencuri tombak dari goblin yang telah terbunuh belum lama ini.

Para goblin dengan mudah dibantai. Bersama Logan dan Goblin Slayer membantai para goblin tanpa sedikit pun belas kasihan. Hanya butuh sekitar 2 menit bagi mereka untuk merobek-robek pasukan goblin. Hujan darah goblin menutupi wajah dan tubuh Slayer. Nyali Goblin dan materi otak tersebar di seluruh dinding gua berbatu. Beberapa darah goblin telah mendarat di wajah malaikat Prietress, "Eeeeeek!" Dia menyipit dan menggigil. Dia tidak bersenang-senang. Bahkan, dia merasa sedih karena para goblin dibantai secara brutal.

"17," Logan berkata dengan dingin di bawah topeng mulutnya yang hitam, membunuh goblin seperti karya seni baginya. Dia harus melakukannya dengan sempurna karena kemarahannya adalah dorongannya.