2

1 0 0
                                    

Tak lama kemudian, Sophia keluar dari minimarket sambil membawa permen dan melihatku yang tersenyum-senyum sendiri. Sophia terlihat kebingungan melihat aku.

"Oi, kamu kenapa senyum-senyum sendiri sih?" tanya Sophia dengan curiga sambil melihat ke arah tempat yang aku tatap tadi. Namun tidak ada apapun yang terlihat di sana.

"Apa? Aku senyum senyum sendiri? Ya, nggaklah. Kamu kira aku orang gila apa? he .... he .... he ......" jawabku dengan sedikit candaan.

"Ih..kamu nggak jelas ya. Kamu tuh kulihat dari dalam minimarket seperti sedang mengobrol dengan seseorang. Padahal tidak ada siapa-siapa. Jangan-jangan kamu sedang bicara dengan hantu ya." jawab Sophia sampai tertawa terbahak bahak.

Aku sempat kaget karena apa yang dikatakan Sophia. Kulihat Valdo juga sudah tidak ada dihadapanku lagi. Hilang seketika saat Sophia muncul dari minimarket tadi. Mungkinkah Valdo hantu juga batinku. Aku buru-buru mengajak Sophia untuk segera kembali ke hotel tempat kammi menginap.

"Ayo, kita balik ke hotel saja sudah malam juga." ajakku.

"Ayo... aku juga udah mengantuk berat nih." jawab Sophia

Sepanjang perjalanan pulang ke hotel, aku dan Sophia berbincang-bincang sambil bercanda. Setibanya di hotel, aku dan Sophia langsung menyalakan TV untuk menonton lanjutan serial drama korea yang sedang seru-serunya jadi bikin penasaran penontonnya untuk melihat akhir ceritanya.

Ketika aku dan Sophia sedang asik menonton drama itu, aku mendapati Laura yang menangis terbawa suasana cerita dari drama korea tadi yang mempunyai ending yang sedih itu. Andrew yang ada di samping Laura itu langsung memeluknya. Ah...... Andrew dasar playboy, selalu aja tahu timing yang tepat, mencari kesempatan dalam kesempitan. Aku yang melihatnya hanya tertawa saja. Mereka itu memang pasangan yang sangat serasi. Padahal tadi pagi, mereka ribut-ribut karena ulah usil Andrew yang menyembunyikan music box kesayangan Laura.

Paginya, aku dan Sophia sudah bersiap-siap untuk berenang di pantai. Cuaca cerah dengan sinar matahari yang tidak begitu terik benar-benar membuat suasana menjadi menyenangkan. Kami menggunakan krim sunblock dulu agar kulit kami tidak gosong terbakar matahari. Sampai setengah hari kami bersenang-senang sambil berenang dan berjemur di pantai itu. Ketika kami pulang, Sophia langsung menggunakan kamar mandi untuk membersihkan badan. Sewaktu aku lagi menunggu Sophia yang sedang mandi, Andrew menghampiriku dengan mata yang sendu.

"Ada apa?" tanyaku yang penuh kebingungan.

"Laura, sudah punya yang lain. Selama ini dia hanya mempermainkanku saja." jawab Andrew dengan sedihnya.

"Siapa nama cowok barunya itu?" tanyaku.

"Valdo. Valdo gitu deh namanya kalo ga salah." jawab dia yang sedikit kesal.

"Ooooh ...... Valdo ya?"

"Memang kamu kenal sama Valdo."

"Kemarin malam, aku ketemu dan kenalan dengan Valdo. Nggak salah sih Laura suka sama dia, soalnya ganteng sih kayak boyband korea" kataku memanas-manasi Andrew yang makin pucat wajahnya.

"Lagian kamu juga salah sih. Di situasi ini kamu jangan menyalahkan Laura sepenuhnya. Salahkan dirimu dulu. Soalnya kamu sudah selingkuhin dia duluan." sambungku dengan penuh penekanan.

"Kok aku?"

"Iya kamu. Siapa suruh lirik-lirik dengan Sophia duluan? Laura pasti kesal dan marah melihat kelakuan kamu itu. Jadi saat dia ketemu cowok lain, yaaa........ langsung mau putusin kamu, makanya lain kali jangan langsung menyalahkan orang sembarangan Andrew. Introspeksi dirimu dulu ya." Kataku sambil menghela nafas saat menatap wajah Andrew yang terkesan tak bersalah itu..

Dia agak sedikit berpikir, lalu dia menjawab "Iya ini semua salahku."

"Coba kamu bicara baik-baik dengan Laura. Siapa tahu, Laura bisa memberimu kesempatan yang kedua." hiburku ke Andrew.

"Iya aku akan berbicara dengannya dan minta maaf." jawab Andrew masih dengan mata sayu sedih. Dengan langkah melayang yang gontai Andrew keluar dari kamarku. Dalam hati, aku berkata kalau Andrew kena batunya kali ini

Ketika Laura sudah sampai di hotel, Andrew langsung meminta maaf kepadanya atas kesalahannya selama ini dan berharap Laura memberinya kesempatan kedua. Tapi sayangnya, Laura sudah terlanjur kesengsem dan mulai hubungan baru dengan Valdo. Hantu yang aku kenal di depan minimarket kemarin malam. Ternyata dia sudah pacaran dengan Laura.

Keesokan paginya, aku dan Sophia berkemas-kemas untuk pulang karena minggu depan sudah masuk sekolah. Tak terasa masa liburan sekolah akan segera berakhir. Aku masih memikirkan wajah Andrew yang tampak sedih sekali kemarin malam.

"Bagaimana kondisi dia sekarang ya. Kasihan juga melihatnya meski dia itu playboy yang suka lirik sana-sini. Dia kena batunya sekarang." pikirku.

Sore harinya, aku dan Sophia meninggalkan hotel yang bergaya klasik itu. Sebelum pulang, aku melihat Laura dan Valdo yang sedang menunggu kami di depan pintu lobi. Mereka tampak bahagia sekali. Aku tersenyum melihat mereka berdua dan menyalaminya. Sophia masih sibuk berbicara dengan resepsionis di lobi hotel, sehingga tidak begitu memperhatikan keadaan sekitarnya.

"Guys, aku pulang dulu ya...jangan kangen. Aku akan kembali ke sini jika ada waktu." seruku.

"Raza aku akan pasti merindukanmu. Cepat kembali ya teman curhatku. Kau baik sekali menjadi temanku selama ini. I LOVE YOU MY FRIEND!" teriak Laura sambil memelukku.

"Za, selamat tinggal. Semoga kita dapat bertemu di lain waktu." sambung Laura sambil tersenyum manis kepadaku.

"Aku pasti akan merindukan kalian,terutama Andrew. Andrew mana?" tanyaku ke Laura sambil celingukan mencari Andrew.

"Itu, di sana." jawab Laura tak acuh.

Aku melambaikan tangan ke Andrew untuk menghampiriku. Andrew pun melangkah menuju aku masih dengan muka sedih dan menatap muka Valdo dengan sebalnya.

"Andrew, aku pulang dulu ya. Jangan berantem terus-terusan sama Laura. Mungkin dia bukan jodoh kamu" candaku.

Andrew tersenyum kecut sambil melirik sedikit ke Laura.


PLAYBOY GHOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang