4. LARI PAGI

19 2 0
                                    

"ASSALAMUALAIKUM ANOOOO,"

pagi pagi buta Keysia mengetuk pintu rumah Ravindra. Karena Ravin sudah berjanji ingin mengajak lari pagi di penghujung hari.

"Walaikumsalam sayang, masuk dulu yuk sarapan sama bundah," Keysia dan bundah masuk kedalam lalu duduk di meja makan.

"Ano nya mana bun?" Keysia menggigit roti selai buatan bundah.

"Itu lagi turun tangga," Mata Keysia langsung melirik ke arah anak tangga, benar saja Ravin  lagi menuruni anak tangga dengan celana dan baju yang se-set untuk ber olahraga.

"Morning bun," Ravin mencium kening sang bundah.

"Morning ca," lalu beralih mengelus kepala Keysia. Keysia menahan gugup. Sial, Ravin paling bisa membuat hati nya dag dig dug.

Lalu keduanya berpamitan dan mulai lari mengelilingi komplek.

"Woi jangan lari dong, Capek tau gak sih." Keysia membungkukan badan nya, Baru berlari melewati 4 rumah Keysia sudah ngos ngos an kehabisan nafas.

"Makanya sering sering olahraga,"

"Ya bodo poko nya jangan lari,"

"Kalo gak lari bukan olahraga,"  Keysia menengok kesal. Baru kali ini Keysia merasa cewe gak sepenuh nya selalu benar. Ravin memberikan telapak tangan nya,

"Ayo lari nya sambil gandengan," Keysia menatap heran lalu tertawa kencang.

"Lo segitu takut nya kehilangan gue ya makanya lari aja di gandeng?" Keysia masih tertawa. Ravin langsung menggandeng tangan mungil Keysia dan berlari pelan.

SIALAN YA DUA KALI BIKIN DEG DEG AN, Keysia berteriak di dalam hati.

30 menit mengelilingi komplek. Keysia merasa cacing nya berdemo.

"No, makan yuk?" Ajak Keysia. Ravin mengangguk lalu berjalan ke gerobak tulisan "BUBUR AYAM"

"Bang 2 ya, yang satu gak pake seledri,kacang,cakwe, dan sambel nya di banyakin."

"Kok tau sih selera bubur gue?" Keysia berdecak kagum ternyata Ravin hapal apa yang dia suka dan tidak suka.

"Kita kan temenan udah lama ca," Keysia sontak menengok. Lalu berdehem pelan.

"Hehe iya ya," 

Kan cuman temen aja,

***

Keysia sedang berkutat dengan angka sialan ini. Hari ini ulangan harian matematika. Sudah belajar tetapi tetap saja tidak bisa menjawab. Keysia menengok ke Frey.

Frey melemparkan kertas kecil yang di remas remas ke arah Keysia. Dan, Hap. Keysia langsung menyalin semua jawaban Frey. Keysia memberi gaya jempol lalu mengedip kan sebelah mata ke arah Frey.

"Sekarang kumpulkan semuanya di depan, selesai tidak selesai kumpulkan," Ada yang bergegas mengumpulkan, Berburu contekan, Heboh karena belum terjawa. Hari ini beruntung Keysia bisa menjawab.

"Makasih ya sobat," Keysia mencium pipi Frey.

"APANSIH GELI BANGET," Frey berteriak lalu mengelap pipi nya menggunakan seragam. Keysia tertawa lepas.

"Adel temenin toilet," Frey menggandeng tangan Adel.

"Ah males, Lagi ngaso nih ganggu aja lo," Adel menyelonjorkan kedua kaki nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PROMESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang