2

194 30 8
                                    

2010

Disinilah dirinya.

Terduduk lemas di ayunan yang diam tidak melaju mundur maupun kedepan, taman kesukaan para trainee sm entertainment memang selalu sepi dan gelap saat malam hari, tapi tempat ini merupakan tempat favorit Joohyun melepas penat.

Joohyun sangat resah sekarang.

Para trainee wanita lainnya memilih untuk menyerah pada mimpinya, mereka termakan omongan dan kabar burung mengenai masa depan para trainee wanita yang akan buruk, mereka meninggalkan Seulgi dan Joohyun yang masih ingin berjuang dan meraih mimpi mereka.

Tadi joohyun baru saja menenangkan Seulgi yang menangis merasa ditinggalkan dan ingin ikut menyerah sebagaimana para trainee wanita lainnya, namun Joohyun bersikeras untuk mendoktrin seulgi bahwa mereka akan mencapai mimpinya suatu saat.

Tapi, tidak ada yang tahu. bahwa Joohyun juga ragu dengan pilihannya menetap dan berjuang disini.

Apa aku akan sukses?

Apa aku akan debut?

Bagaimana kalau agensi hanya membuat boygrup?

Apa aku harus menyerah dan kembali ke daegu?

Aku rindu eomma dan appa...apa ini saatnya aku pulang dan menjalani hari sebagaimana orang lainnya?

Entahlah, Joohyun benar - benar bingung dengan dirinya sendiri, seharusnya setelah meyakinkan Seulgi dirinya juga harus yakin, tapi melihat kenyataan membuat Joohyun ragu.

Tanpa sadar, air matanya jatuh begitu saja mengenai pipinya.

Joohyun menutup wajahnya yang sudah merah padam menahan gejolak emosi yang dari tadi ia tahan, namun pada akhirnya itu keluar juga, joohyun terisak pelan dan semakin menunduk sekaligus memeluk tubuhnya sendiri.

"eomma..."

"a-appa...."

"aku lelah....apa aku menyerah saja?"

Beban ringan jatuh mengenai punggungnya yang tentu saja membuat Joohyun terkejut setengah mati, diliriknya kebelakang dan mendapati seorang pria yang sedang menatapnya dengan pandangan penuh arti dan tidak terbaca.

Ah, Kim Junmyeon.

Pria pertama yang ia kenali diantara trainee lainnya, pria dari Seoul pertama yang dekat dengannya, pria pertama yang melihatnya menangis, pria pertama yang Joohyun anggap pria sangat baik, pria pertama yang datang kepadanya meskipun ada rumor miring mengenai dirinya, dan pria pertama yang tahu bahwa dirinya wanita rapuh.

Iya, dia Kim Junmyeon, teman lelaki yang sangat Joohyun hargai.

Joohyun masih menatap Junmyeon yang juga diam, tetap membisu pria itu mendekat dan merapihkan jaket miliknya pada tubuh kecil Joohyun, menepuk pelan pundak wanita di hadapannya dan duduk pada ayunan kosong disamping Joohyun.

"udaranya lumayan dingin, awas kalau jaketnya rusak, itu penggemarku yang kasih!". Joohyun hanya diam dan sibuk menghapus air matanya.

"seulgi dimana?"

"menangis."

Ucapan Junmyeon langsung meraih atensi Joohyun, matanya melotot kaget meminta penjelasan lanjut dari Junmyeon yang terlihat santai - santai saja.

"_menangis di pelukan jongin. Jangan khawatir, dia baik - baik saja bersamanya."

Joohyun menghela nafasnya lega dan mendorong ayunan Junmyeon kearah berlawanan, tentu saja lelaki itu memasang wajah panik dan mengerang pelan. Joohyun dibuat tertawa kencang melihatnya.

SELF POTRAITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang