MURID BARU

5 2 0
                                    

Sorry ya kalo gaje dan ada typo dari kata katanya hehe.... Selamat membaca jangan lupa vote&coment ya biar cerita ini terus berkembang.😊😚
****

"Nah ini sekolah baru kamu, belajar yang rajin gaboleh nakal ok!"

"Iya pa"

"Yaudah papa berangkat kerja dulu, bye"
"Bye pa"
___

Seorang siswi baru memulai hari barunya disekolah terfavorit di Bandung, ia sudah dua kali dikeluarkan dari sekolah gara-gara kasus yang hampir sama, yaa kalo nggak gara-gara manjat pager kabur pasti ngelawan guru sama tawuran. Gadis ini benar-benar keras kepala semenjak ibunya meninggal, ia menjadi anak pembangkang dan bar-bar. Gadis ini merasa tidak ada lagi orang yang perduli dengannya, tidak ada lagi orang yang mendukung dan memotivasinya serta tidak ada lagi orang yang masak makanan kesukaannya dengan bumbu yang cocok dan sesuai.

Dengan muka tak acuh dan judes gadis ini mulai melangkahkan kakinya masuk kedalam sekolahan barunya, rambutnya sedikit tak rapih dan bajunyapun masih agak lusuh, yaa semuanya berubah sejak ibunya tiada. Sebenarnya ia pandai dan pernah menjadi rebutan cowok pada masanya, tapi sekarang sudah berbeda dan inilah kebalikannya.

Para murid disana melihat aneh kearah murid baru ini, bukannya tidak tau tapi ia lebih memilih cuek dan terus mencari kelasnya.

"Manasih? Perasaan dari tadi muter-muter gak nemu kelasnya, mana gede banget lagi ni sekolah hiihhh😒 nah ada cewek tuh dari mukanya sih baik keliatannya, gw tanya aja ah"

Gadis ini menepuk pundak seorang siswi yang sedang fokus pada gadgetnya, siswi ini kaget apalagi ia tak pernah melihatnya disekolah ini.

"Mau nanya dong"
"Nanya apa?"
"Kelas XI-mipa 2 dimana ya?"
"Kamu murid baru?" Dengan tatapan polos siswi ini begitu respect padanya, apalagi penampilannya yang terlihat tidak rapih.

"Iya gw murid baru, gimana tau gk?"
"Iya aku tau kok, kebetulan itu juga kelas aku"
"Wahh sekelas dong kita, bisa anterin gw gk? Soalnya dari tadi muter-muter gk nemu"
"Ohh ayo!"
"Yaudah kita kenalan dulu deh"
"Hmm... aku Rere"
"Owhh gw Dinda nama panjangnya ntar aja pas kenalan di kelas pasti ntar gw kenalan lagi kan haha"
"Iyaiya, yaudah ayo!"
"Ayo!"

Rere bersama Dinda masuk ke kelas sekaligus membantu Dinda mencari tempat duduk.

"Gw duduk dimana nih Re?"
"Dimana ya? Hmmmm"
"Bantuin gw dong nyari tempat duduk!"
"Iya kamu tenang aja! Aku bantuin kok kan sekarang kita udah temenan😀"
"Makasih ya, lo baik banget padahal kita baru kenal"
"Hehe sesama teman kan harus saling membantu"
"The best-lah buat lo" sambil mengacungkang dua jempolnya untuk Rere.

"Sebenernya adasih kursi kosong yang sisa"
"Dimana?" Wajah dinda sumringah karena ternyata masih ada kursi yang kosong.
"Tuh disana" rere menunjuk bangku jajaran ke-3.
"Hmmm yaudah gw duduk disana aja"
"Ehhh ulah!!"
"Ulah? Ulah apaan?"
"Gaboleh hehe"
"Kenapa?"
"Soalnya itu bangkunya Arfan, ketua osis yang sifatnya dingin banget terus cuek buanget nget nget orangnya tapi ganteng sih"
"Halah bodo amat kan ini bangku sekolah jadi siapapun berhak duduk disini"
"Kamu yakin? Emangsih ganteng tapi dinginnya masyaallah gk kuatlah pokoknya"
"Udah lo tenang aja! Gpp kok"
"Hmmm mending kamu bilang dulu ke si Arfan ntar dia marah"
"Hmmm ribet banget ya, gw nunggu guru aja deh biar dia yang nyariin gw tempat duduk"
"Yaudah kalo gitu bentar lagi bel masuk kok"

3 menitan mereka menunggu bel akhirnya berbunyi juga, semua murid masuk kelas dan duduk tertib, ya semua duduk kecuali Dinda. Ia berdiri mematung dan melihat sekelilingnya sedang memperhatikan dirinya yang seorang diri berdiri didepan bangku Rere yang kebetulan bangku paling depan.

"Kamu murid baru yang dari Jakarta itu ya?" Tanya bu guru itu ramah.
"I..iya bu"
"Yaudah sini perkenalan diri dulu!"

Dinda pun melangkah lebih depan, membalik badannya kearah murid lain.

KETUA OSIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang