Prolog

5.9K 45 11
                                    

Prolog

Detteroa, musim 2 bulan 3 1494 SJ …

Malam itu kota Detteroa tidak seperti biasanya. Baru jam delapan malam, kota sudah sunyi senyap karena sejak sore tadi para prajurit kerajaan sudah memerintahkan para warga untuk bersembunyi di dalam rumah masing-masing. Bagi yang berani keluar rumah akan dianggap sebagai pemberontak dan akan segera dibunuh. Para penduduk tidak mengerti dan ancaman nyawa itu cukup membuat mereka merasa takut dan resah. Tidak ada pilihan lain selain bersembunyi di dalam rumah.

Para tentara bersembunyi dibalik tembok memenuhi setiap gang di kota besar itu, siap dengan pedang dan crossbow mereka, menanti sinyal dari pimpinan mereka untuk keluar dari persembunyian.

Di sisi timur Detteroa berdirilah sebuah menara yang menjulang tinggi. Menara itu didirikan oleh Senat Feux sendiri sebagai tempat pertemuan dan tempat diskusi antara dirinya dengan beberapa orang tertentu. Senat Detteroa biasanya punya bawahan yang ia tugaskan khusus untuk melakukan beberapa pekerjaan tertentu yang bersifat rahasia atau tertutup.

“Kita telah memberi ultimatum pada para penduduk dan menyulap suasana malam di Detteroa seperti akan menyambut kedatangan iblis.” Senat Feux menghela nafas. Kemudian lelaki dengan wajah pucat itu menoleh dengan ragu kepada seorang lelaki di belakangnya. “Apakah kau yakin dengan informasi yang kau terima itu?”

Seorang lelaki di belakangnya mengangguk dengan hormat. “Saya yakin, pak. Percayalah dengan informasi ini.”

“Vikrant, aku harap tuduhan ini tidak ada hubungannya dengan urusan pribadimu dengan tersangka.”

Vikrant adalah seorang lelaki yang mengesankan. Ada beberapa ciri penampilan fisiknya yang membuatnya terlihat berbeda dari manusia lainnya; kulitnya berwarna merah muda, tingginya mencapai dua meter dan proporsi tubuhnya tegap atletis. Namun disamping itu, ia juga memiliki penampilan fisik yang bagus menurut pandangan manusia; wajahnya apik, bibirnya tipis, tatapan matanya tulus sekaligus tajam. Bila ia menatap seseorang, tatapannya seakan bisa langsung melihat langsung ke dalam hati orang yang ditatapnya.

Ia sesungguhnya adalah seorang dokter umum di istana Detteroa yang beberapa hari sebelumnya mengajukan proposal penangkapan terhadap seorang lelaki yang terbukti melanggar hukum kelas.

“Seperti yang sudah saya katakan dari kemarin, pak, tersangka kita dicurigai telah mengambil kelas Dragoon sejak tahun 1486. Selama itu ia menyembunyikan kelas terlarangnya dan kemarin informanku akhirnya mendapati ia berubah sebanyak dua kali di Gallean dan Jembatan Araphi. Tanah dan beberapa daerah yang hangus secara tidak wajar di kedua lokasi kejadian itu akan menjadi bukti nyata.” Kata Vikrant dengan senyum tipis.

Dari jendela menara yang lebar, Senat Feux kembali menatap ke arah pintu selatan. Suasana kota yang hening menandakan bahwa penyergapan di titik yang ditentukan belum terjadi.

“Kelas Dragoon adalah kelas terlarang yang sangat berbahaya. Hingga saat ini belum ada teknologi atau cara untuk melumpuhkan mereka. Kuharap kau ingat betapa seriusnya hukuman yang harus diberikan pemerintah ketika mengetahui seseorang adalah Dragoon.”

Vikrant langsung menjawab dengan mantap “Bunuh ditempat.”

Melihat itu, Senat Feux menatapnya agak lama. Mengira-ngira apakah dia memberi laporan langka seperti ini dengan alasan dendam pribadi atau memang si tertuduh bersalah? Ia tahu sesuatu yang terjadi diantara Vikrant dan keluarga tertuduh, sekalipun hubungannya dengan Vikrant tidak lebih dari seorang atasan dan bawahan. Hal ini dikarenakan bahwa Senat Feux adalah sahabat dari istri Rohahn.

Senat Feux memperingati Vikrant. “Aku tahu bahwa Rohahn Guthree bukanlah senat favorit kita di Detteroa. Tapi bila sampai kau salah tuduh bahwa ternyata ia bukan Dragoon, kau tahu hukuman untukmu?”

Force : The Guardian (draft version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang