Chapter 6

1.5K 16 4
                                    

Chapter 6 : Tale of Beowulf

Matahari terbit menyinari kota Somaria saat rombongan treasure hunter beserta Jaan dan Kyla tiba di Somaria. Mereka semua seperti mayat hidup karena mengantuk dan kelelahan, segera mencari-cari kasur untuk berbaring dan langsung terlelap begitu saja. Bayi pun tidak tidur senyenyak mereka sekarang.

Jaan membaringkan Kyla di kasur penginapan dan menyelimutinya dengan hangat. Kyla berkeringat banyak dan sedikit gelisah. Zhuge mengangkat sofa dari bawah dan menaruhnya di kamar Kyla agar Jaan bisa duduk sambil menjaga gadis itu.

Itu sebenarnya sofa milik Randy. Tentu saja sesungguhnya Randy keberatan, itu adalah sofa kesayangannya. Tapi karena dia takut pada Zhuge, maka dia merelakannya dengan terpaksa.

Setelah berterima kasih, pemuda kurus berambut kecoklatan itu duduk di sofa. Zhuge bersandar pada pintu dengan wajah mengantuk.

Jaan berkata kalem padanya. “Maaf soal pedangmu.”

Zhuge mengangguk-angguk dengan rasa kesal yang masih tersisa.

“Apakah itu Falchion? Atau Scimitar?”

Zhuge mencabut pedangnya yang rusak. “Ups….salah pedang.”

Setelah itu ia menyarungkannya lagi dan mengambil yang satunya lagi. Ia tersenyum saat menatap pedangnya yang masih dalam keadaan bagus itu. “Mirip Falchion atau variasi dari Scimitar, tapi ini adalah Dao.”

“Dao?” Jaan adalah seorang swordmaster, tetapi dia baru dengar istilah Dao sekarang.

“Yah. Saber nya orang Casdans.” Jawab Zhuge.

“Apa bedanya?”

“Tidak tahu pasti. Tapi biasanya Dao memiliki ukiran yang menggambarkan nama pedang itu, atau hanya aksara Casdans. Seperti yang kau lihat di Dao-ku ini, ada Sky Dragon Qinglong. Maka nama Dao ini adalah Qinglong Dao. Aku minta dibuatkan dua karena lebih asik main pedang kembar.”

Jaan mengangguk-angguk. “Aku baru dengar tentang Casdans.”

Zhuge tersenyum sudut. “Sama. Aku tahu soal ini dari blacksmith yang membuatkan pedangku dan pedang Norman.”

“Wow. Pengetahuannya pasti luas.”

Zhuge tertawa kecil. “Tidak tahu juga. Katanya belajar menempa di Casdans, tapi waktu kutanya dimana letaknya, jawabannya tidak jelas. Nanti kalau gadis itu bangun, aku ingin tanya dia, barangkali dia tahu.”

Jaan kembali menatap Kyla. “Ia mudah sakit dan pingsan. Aku rasa aku tidak bisa membiarkan dia mengunjungi Ice Castle.”

“750.”

“Ha?”

Zhuge mengulangi ucapannya. “Forcenya hanya 750. Pasti baru kali ini dia memanfaatkan forcenya sehingga tubuhnya kaget. Makanya dia jadi mudah pingsan. Sampai point 250 saja sudah bahaya untuk seorang mentalis.”

Jaan terdiam. Wajahnya sangat serius.

Zhuge kembali bicara. “Kurasa kau harus cabut pedang di rawa itu lalu mengunjungi Ice Castle…”

Mendadak Jaan menjadi marah. “Kau ini kenapa sih!? Yang kau pikirkan cuma cara masuk ke dalam Ice Castle?!”

Seakan tidak memperdulikan ucapan Jaan, Zhuge hanya menatap Jaan lurus-lurus dengan mata mengantuknya. “Dan kurasa hanya kau yang bisa mencabutnya.”

Jaan bersandar pada sofa. “Aku tidak mau ikut-ikutan! ………….. kecuali kalau Kyla yang minta.”

“Baiklah. Terserah kau. Kurasa tak lama lagi kau akan berlari kembali ke Rawa Shedon dengan inisiatif sendiri dan mengambil pedang itu.”

Force : The Guardian (draft version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang