"Bahkan masa lalu saja bilang kita tak punya masa depan"
-Christian SimamoraBicara soal masa lalu, bisa dibilang gue adalah orang dengan masa kecil yang... yah.. udah gak bisa digambarin lewat kata-kata lagi deh pokoknya.
Gue kecil tinggal di sebuah lingkungan yang sama sekali gak ngedukung gua untuk tumbuh besar menjadi manusia seperti biasanya. Gue tinggal dilingkungan toxic, dan itu benar-benar pernah buat gue down untuk segi mental.
Pernah gak sih bertanya tentang apa sih sebenarnya saudara?
Dulu gue selalu mempertanyakan hal itu, bagaimana tidak, orang-orang yang sering kali membuat gue jatuh adalah saudara-saudara gue sendiri.
Aneh rasanya menganggap mereka sudara.Diluar sana banyak yang bilang semua manusia adalah saudara. Tetapi banyak pula manusia yang tak pernah bersikap layak nya saudara.
Meskipun begitu, dilain sisi Gue bersyukur punya kedua orang tua yang selalu mendukung gue ditengah-tengah lingkungan yang sama sekali tak bersahabat dengan gue.
Dulu, semasa kecil gue dianggap cucu paling aneh mungkin, sampai-sampai setiap ada gue disitu mereka seolah-olah mendapat suatu bahan untuk hiburan. Ada aja kata-kata yang gak enak untuk didengar.
"aih orang kek kamu tu mau jadi apa besok kalau gede"
"coba kalau jadi cowo mbok ya gagah dikit"
"gak pantes kayak nya kamu jadi TNI tu"
"masih suram kek nya masa depan kek kamu tu"
Dan masih banyak lagi.
Hari-hari gue lalui dengan hinaan itu, sampai gue lupa mana yang paling sakit. Semuanya kayak udah gak kerasa lagi gitu.
Gue memilih untuk melanjutkan pendidikan sekolah dasar gue di lingkungan nenek gue yang dari ibu gue. Gue berfikir dengan menetap disana gue bakal hidup nyaman.
Tapi tetap saja hinaan itu datang dari mereka. Meskipun jarang gue denger karena emang gua pulang kerumah hanya setiap hari minggu aja. Akan tetapi, telinga ini rasanya udah muak banget mendengar ocehan yang sama sekali gak bermutu.
Dari hal-hal itu, akhirnya mempengaruhi mental gue sampai sekarang. Orang lain yang belum mengenal gue pasti bilang gue adalah anak yang anti sosial. Emmmm.. Sebenernya bukan anti sosial sih, tapi gue kek udah membiasakan diri buat sangat hati-hati kalau kenalan dengan orang. Gue harus bener-bener tau sifat dia baru gue mau terbuka dengan dia.
Disekolah Dasar, gue selalu mendapat rank 1 terus bahkan sampai kelas enam. Disini lingkungan nya enak, meskipun banyak beberapa siswa yang emang gak suka dengan gue kalau dikelas. Tapi banyak diantara mereka yang mendukung gue.
Sebenarnya ini baru awal dari sekian banyak kisah gue. Belum selesai sampai sini.
Gue pengen ngasih tau ke temen temen semua. Terkadang masa lalu memang menganggap kita tidak mempunyai masa depan. Seringkali masa lalu menghalangi kita untuk melangkah. Perlu temen-temen tahu setiap orang selalu punya kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik. Itu yang selalu gue tanemin dalam hidup gue. Dan perlahan gue mampu buktiin bahwa gue mampu menjadi diri gue sendiri.
Langkah kalian hanya perlu kedepan tanpa memandang kebelakang. Tak peduli seberapa buruk hal yang ada di belakang kalian,tetap fokus lah dengan apa yang ada didepan kalian saat ini. Semua akan berlalu, waktu juga akan terus berjalan. Ingatan masa lalu hanya akan memperburuk diri mu.
Lantas apakah benar-benar tidak boleh melihat kebelakang?
Jawabannya boleh kok, tapi jangan sering-sering ya. Pada dasar nya sesekali kalian emang harus lihat kebelakang, karena dibelakang kalian ada beberapa orang yang terus memberi tepuk tangan untuk setiap langkah kalian. Ada kalanya kalian melihat mereka lalu tersenyum dan berlari kembali kedepan.
Yah seperti sudah menjadi bagian penting dalam hidup seseorang, masa lalu sepahit apapun memang akan sulit untuk dilupakan. Tugas kita adalah menyikapi dan terus berdiri kokoh.
*********
Terimaksih❤️ untuk teman-teman yang request mau bahas apa komentar aja ya, insyaallah bakal dibahas kok💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Diri Aku
Random"Karena Waktu mu akan terus berjalan kendati hidupmu tak akan pernah siap" Ini adalah sebuah tulisan tentang diriku bersama waktu. Tentang bagaimana waktu terus membawaku meski aku tak siap. Tentang bagaimana waktu terus memaksa ku. Tentang aku yang...