OUR FAMILY | BAB 2 - KAMILLA ALFRIESTA SMITH

100 14 108
                                    

Di sebuah taman terlihat gadis kecil menangis sesegukan, di samping anak laki-laki yang sedang menyeka air matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah taman terlihat gadis kecil menangis sesegukan, di samping anak laki-laki yang sedang menyeka air matanya.

"Princess, jangan menangis. Pangeran tidak akan pergi lama. Saat pangeran kembali pasti langsung melamar tuan putri. Jadi tuan putri jangan bersedih lagi, ya!" ucap sang anak laki-laki.

"Janji ya, pangeran akan datang?" Sang gadis kecil mengulurkan jari kelingkingnya.

"Pinky promise?" jawabnya sambil menaikkan sebelah alis mata.

"Yeah... pinky promise." Gadis kecil itu tertawa lebar.

Kemudian mereka meninggalkan taman, berjalan bergandengan tangan. Sang gadis kecil melangkah dengan gembira, bersenandung riang.

Lain dengan anak laki-laki itu, tersenyum sendu menatap gadis kecil di sampingnya. Maafkan aku princess. batinnya.

***

Terlihat pria tinggi tegap bermata biru masih mengenakan piama berwarna hitam menuruni tangga. Dia berjalan menyusuri lorong temaram lalu membuka pintu tersebut. Suara dentingan piano terdengar mengalunkan lagu Twinkle-Twinkle Little Star saat pintu terbuka.

Pria itu dapat melihat wanita bersurai coklat panjang sedang memainkan tuts piano bersama gadis kecil berpipi tembam di sampingnya. Wanita itu istri dan anak sulungnya yang sedang memainkan piano. Kamilla Alfriesta Smith yang kini menginjak umur ke 8. Kamilla yang menyadari keberadaan ayahnya di ruangan itu berseru riang.

"Papa...?" sapa Milla antusias. Gadis itu beranjak, berlari menghampiri ayahnya dengan merentangkan tangan minta di gendong.

"Hallo... anak papa yang embul?" goda Andrew.
Milla cemberut, menggembungkan pipi chubby-nya. Andrew yang melihatnya tidak tahan untuk tidak mencubit pipi Milla, gemas.

"Iih... Papa jangan cubit pipi Milla! ma, lihat nih papah nakal!" adu Milla pada mamanya.

Alethaa tersenyum geli melihat perdebatan suami dan anaknya. Andrew suka sekali menjahili putri sulungnya. Pipi Milla yang chubby membuat suaminya menjadikan bahan lelucon.

"Maafkan papa sayang, ya? Walaupun chubby tapi Milla tetap princess papa yang paling cantik." rayu Andrew sambil mencium Milla bertubi-tubi. Anaknya itu pun dengan mudah luluh karena rayuannya. Milla tersenyum malu-malu, membalas ayahnya dengan sebuah pelukan.

"Ya sudah, sekarang waktunya tidur ya, sayang?" ucap Alethaa, mengusap rambut di kening anaknya dengan sayang seraya mengecup kedua pipi Kamilla.

Kamila menganggukan setuju seraya menguap. "Iya ma, Milla mau tidur di temenin papa, bolehkan ma? Papa dah janji katanya mau bacain dongeng buat Milla."

Alethaa tersenyum, menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Kamu keatas saja dulu, nanti aku menyusul," ujar Andrew

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OUR FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang