S

36 2 1
                                    

Jangan menangis kata kak NanaTapi tetap saja, itu sulitAku mampu untuk kak NanaTapi menangis, Aku butuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan menangis kata kak Nana
Tapi tetap saja, itu sulit
Aku mampu untuk kak Nana
Tapi menangis, Aku butuh.

°°°

Aku Sunny, siswi berumur 17 tahun. kelas XI SMA. Namun, ini bukan tentang aku. Ini tentangnya, manusia paling berharga yang aku punya. Manusia yang membuatku mengerti sempurna dalam versi ku itu berbeda.

Ia duduk di sofa balkon, memejamkan mata. Rambutnya berantakan mengikuti angin. Aku tersenyum.
"Kak" panggilku. Ia tidak menoleh, hanya berdehem sambil tersenyum indah.

"Tebak aku bawa apa?" Aku mendekat, mengusap lengannya yang rapuh itu.

Ia terkekeh, "Pasti hot Espreso tanpa gula"

Aku bersorak, ia benar. Aku memang membawakan kopi kesukaannya itu.

Jelas saja itu pahit, aku saja rasanya ingin muntah. Tapi, Kak Nana selalu suka itu. Ia bilang, pahit Espreso itu seperti kehidupan. Mau tidak mau harus ditelan dengan sakit.

Namanya Navendra Navarsa. Ku sebut ia Kak Nana. Kakak laki laki terhebat ku.

Aku menyodorkan Espreso padanya. Sungguh, sekarang lagi lagi aku ingin menangis. Hatiku hancur, melihat lelaki yang ku sayangi sesudah Ayah hanya bisa terdiam dikursi roda miliknya. Menatap hamparan langit berwarna jingga, yang tentu tak bisa ia kagumi.

Aku meletakkan kepala ku di paha nya. Bibirku bergetar, tak kuasa menahan tangis. Tangan yang selalu hangat itu perlahan mengusap kepala ku dengan tulus.

"Jangan menangis sayang, Sunny itu cerah. kenapa menjadi mendung begini?" Hatiku makin pilu dibuatnya.

"Kak" aku memanggilnya dengan suara serak.

"Jangan pergi" ucapku pelan.

Kak Nana terdiam lama, usapan di kepala ku pun ikut terhenti. Kak Nana, menghela nafas berat lalu menjawabku dengan tamparan keras.

"Aku harus, Tuhan menunggu"

Aku menangis keras, meraung merapalkan 'tidak boleh pergi' sambil meremas tangannya.

Aku tidak mau! Kak Nana milikku! tidak! Kak Nana tidak boleh pergi!

Namun, Aku siapa? nyatanya Tuhan selalu punya rencana nya sendiri.

Sore menjelang malam itu, berakhir dengan aku yang disuruh kembali ke kamar dengan nada suara dingin kak Nana.

Aku berjalan, keluar dari kamarnya. Tapi, tentu aku tau. Bahwa lelaki bernama Navendra Navarsa itu, menangis pilu sambil memukul dadanya kuat.

"Maaf"

karna sungguh, Ia tak pernah bisa menyakiti ku. Dan takkan pernah melakukannya. Walaupun, ia menyerah dengan hidupnya.

Tanpa ia tau, ia salah. Tanpa adanya di dunia, aku akan menjadi manusia paling terluka.

°°°

author's note.

halo sayang! hehe, aku gak tau kenapa kepikiran buat ini. karna, sosok jaemin akhir akhir ini selalu buat aku sedih. ini cerita kedua ku sebenarnya. tapi aku publish ini duluan.

enjoy and happy reading!🖤🖤

-love,Hovan.

Smile, Na Jaemin. [Complete✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang