Ini dariku, sang matahari redup untuk sang pelangi yang pudar. teruntuk kak Nana, aku sayang kakak. maka, teruslah bahagia.
°°°
Sekarang sudah pukul 21.00 dan aku masih berada dirumah sakit untuk berbicara dengan dokter.
"Permisi dokter Abi" aku tersenyum ramah, dokter Abi pun menyapaku dengan hangat.
"Apa kabar Sunny? wah kamu sudah besar saja" Aku terkekeh, tentu aku sekarang sudah dewasa kan?
Dokter Abi adalah alumni di sekolahku, aku mengenal nya karna urusan pensi sekolah yang mengundang alumni. Aku masih tersenyum berjalan mendekati dokter Abi dengan perasaan yang campur aduk.
"Ada apa sun? tumben sekali" Aku menghela nafas.
"Apa keadaan kak Nana seburuk itu Kak?" ya, dokter Abi lebih senang jika ku panggil Kak.
Abi tersenyum, menggenggam tanganku
"Sunny, Navendra akan sembuh. kamu tak perlu cemas" Aku menggeleng, jelas ia berbohong."Aku dengar, hati kak Nana sudah tak bisa berfungsi? itu berbahaya kan?" Aku menatapnya dengan pandangan menuntut.
"kamu tau ternyata, ya.. memang berbahaya. mendapat donor hati tak semudah itu Sunny"
"Aku bisa mendonorkan nya, sekarang juga tidak apa apa" aku menatapnya intens, berharap kak Abi akan memberiku izin. Ia terkejut, menatapku tajam.
"Sunny, kamu itu sudah seperti adikku. jangan berbicara seolah aku tak bisa menolong Naven"
Aku menangis, aku merasa seperti jika ini semua karna aku. Kak Abi benar, harusnya aku bisa percaya kak Abi. tapi kenapa sulit?
"kak Abi mau berjanji denganku?" Kak Abi melihatku serius, air mukanya jelas sekali cemas.
"jika ada kesempatan, donorkan hatiku untuk Kak Nana" Kak Abi menghela nafas panjang,
"ya.. baiklah, akan aku lakukan."
°°°
Aku pulang dengan lemas, entahlah aku benar benar tidak bersemangat. Saat pintu akan ku buka, bunda keluar. Aku terkejut, kukira bunda sudah tidur.
"dari mana kamu dek? udah mau jadi anak nakal? semenjak kakak mu mulai sakit lagi, kamu semakin suka suka saja asal berperilaku. kamu gak tau kakak mu itu sampai mau di rawat dirumah karna takut kamu khawatir dan sendirian dirumah. Tapi ini apa dek? kamu pulang malam! kamu gak tau ini jam berapa hah?! Bunda gak ngerti sama jalan pikiran kamu" Bunda menatapku tajam, aku tertegun. aku terlambat pulang karna menunggu dokter Abi sampai tidak ada pasien.
Aku menghela nafas, sungguh aku sedang lelah.
"Bunda, kemana bunda sunny yang dulu? Apa bunda gak sadar kata kata bunda buat Sunny luka? segitu gak penting nya perasaan Sunny? sunny selalu terlihat kuat untuk kalian, sunny gak pernah mengeluh tentang sekolah yang berantakan. Karna Sunny tau, dirumah pasti bakal baik baik aja. sekarang? akhirnya Sunny tau, kalau Sunny bener bener gak ada di keluarga ini ya bun? Sunny ke dalam dulu, besok sekolah. sekarang bunda tidur, istirahat yang cukup" Kata kata ku tanpa emosi, aku hanya mengucapkan dengan lelah. setelah nya aku masuk lebih dulu, meninggalkan bunda yang tertegun di depan pintu.dikamar aku menatap foto kak Nana, satu persatu kenangan mulai menghampiri.
Teruntuk kak Nana,
teruslah sehat
teruslah bahagia
teruslah bersinar
dan teruslah berharga.Teruntuk kak Nana,
aku menyayangimu, dan hanya itu yang penting untukku.Teruntuk kak Nana,
dari adik mu, Sunny.°°°
Author's note
halo sayang, happy sijeuni day!❤️❤️
gak kerasa udah 3 tahun aja. aku kepo ah kalian udah berapa kali ngerayain nctzen day? kkkk~
terus support mereka ya, entah itu nct 127, nct dream, wayv dll.kalian harus tau bubble nana, menyentuh hati banget huhuhu aku jadi mau meweeek😥❤️
yaudah,
enjoy and happy reading!🌱-love,hovan
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile, Na Jaemin. [Complete✓]
FanfictionTeruntuk kak Nana, terimakasih sudah disini bersama dengan Sunny. Teruntuk kak Nana, selamat bahagia dan tersenyum. Kak, Sunny rindu. short story.