🔹 3 🔹

975 61 10
                                    

Tekan Vote sebelum membaca.



Irene sama sekali tidak bisa tidur walau hanya sedetik pun, hingga Junmyeon sampai beberapa kali menyuruhnya untuk tidur namun Irene masih tidak bisa memejamkan matanya.

"Tidur Irene.." entah berapa kali Junmyeon mengingatkan

"Aku tidak bisa Junmyeon" pandangan Irene tertuju pada sang ibu "apa Eomma akan sembuh? Kata dokter kondisinya cukup parah"

Junmyeon memegang lengannya "bibi pasti sembuh"

Irene kini menatap wajah Junmyeon "apa ini ada kaitannya dengan ibu tirimu? Aku kepikiran saja apa yang kemarin kau ucapkan kalau ibu tirimu ingin melukai kami, apa kau juga berfikir seperti itu?"

Junmyeon mengangguk "aku juga sudah mencari tahu lewat anak buahku, kau tidak usah khawatir hmm"

"Ummm, Gomawo" ucap Irene memeluknya

....

Keesokannya Junmyeon pergi untuk bekerja, Irene tidak ingin Jiyeon semakin mencurigai kalau di antara mereka masih menjalin kasih.

Dari awal Irene lah yang berhak atas Junmyeon, karena pria itulah yang pertama dia kenal jauh sebelum Jiyeon masuk di antara mereka, jadi Irene lah yang berhak atas cintanya pria itu.

Namun Irene sudah tidak tahan dengan Junmyeon yang terus menerus berbagi antara dia dengan Jiyeon.

Irene sama sekali tidak mau.

Dan di sinilah Irene dan Jiyeon saling duduk berhadapan

"Aku tidak ingin berbasa-basi Irene-si,  jadi kau sudah tahu bukan di antara kita bukan sahabat atau teman melainkan kita itu musuh" Jiyeon menatap sinis wajah Irene "jauhi suamiku!"

Irene tersenyum remeh "menjauhi? Apa kau tidak sadar kalau kau wanita yang seharusnya menjauh dari kami" tubuhnya membusung ke depan "karena hubungan kami benar-benar tidak bisa di pisahkan lagi, kau tahu kenapa? Karena kami saling membutuhkan"

Wajah Jiyeon mengeras saat kata-kata yang Irene ucapan begitu meyakinkan kalau mereka adalah dua manusia yang tidak bisa di pisahkan namun siapa yang tahu, kalau mereka juga bisa di pisahkan dengan cara yang Jiyeon rencanakan

"Kau seyakin itu?" Tanya Jiyeon

"Kenapa tidak_" Irene kini menunjukkan seringainya "karena kami saling mencintai hingga Junmyeon saja lebih rela bercinta denganku dari istrinya sendiri, apa kau masih tidak sesadar itu Jiyeon-si?"

Dalam hati Irene menertawakan Jiyeon yang kini menampakkan wajah keterkejutan

"Jadi aku ingatkan lagi padamu, sebaiknya kau menyerahkan Junmyeon pada pemiliknya yang asli. Kau tahu Junmyeon pasti jauh lebih bahagia jika dia bersamaku"

Irene berdiri dan meninggalkan Jiyeon dengan segudang kebencian pada sosoknya.

"Aku benar-benar membencimu wanita sialan!!" Makinya terus menatap tajam punggung Irene yang semakin menjauh

...

"Laporkan hasil persentase kemarin dan salin jadwal rapat hari ini"

"Baik Sajangnim" jawab sekretarisnya

Pria berjas hitam memasuki ruangannya

Mengambil map berisi data-data yang harus di tanda tangani

Tak lama kesibukannya menanda tangani pun terhenti saat pintu ruang kerjanya terbuka menampilkan sosok sang ibu tirinya

"Kau sibuk sekali Junmyeon, beristirahatlah kau baru saja menikah" ujarnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

*𝐄𝐨𝐦𝐦𝐚~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang