ICE BEAR | 04

7 1 0
                                    

Bagi Alana, Aland itu cowok yang dingin. Cocok jika ia menyebutnya Ice Boy. Tapi... Tidak semua ice Boy itu pintar, ada juga yang rada-rada. Alana juga ingin menyebut cowok itu dengan beda. Karena kebanyakan cewek memanggil cowok dingin itu dengan panggilan ice boy.

Aland itu dingin. Pintar, jelas sangat pintar. Saking pintarnya bahkan sampai kak Lily—wali kelas Alana, sampai menyukai cowok dingin itu.

Pintar iya, tampan iya, dingin iya, manis? Ah kurang!

"Lo itu bagaikan baruang kutub, tapi lo juga pinter. Kayanya julukan Ice Bear cocok buat lo,"

Anin yang tengah menonton televisi, kini mengernyit bingung melihat Alana yang sedari tadi berbicara sendiri. Tentang ice bear pula.

Anin mengulurkan tangannya di dahi Alana. "kamu gak panas,"

Alana menoleh dengan wajah datar. "Alana masih waras, mah. Sehat wal afiat begini."

Anin menggeleng pelan lalu kembali menonton film yang ada di televisi. "kalo ada masalah cerita atuh, Na. Mama gini-gini juga pernah remaja lho."

"Gak kok, ma. Alana gak ada masalah. Cuman... Lagi... Eh iya mah, Alana mau nanya. Waktu papa sama mama ketemu. Siapa duluan yang nyatain perasaannya?" tanya Alana kepo.

Erick—papa Alana datang dari dapur lalu menjawab pertanyaan Alana. "yah papa donk, Alana. Mama kamu tuh dulu gengsinya masya allah deh. Disuruh sama nenek kamu buat jalan sama papa, dia malu-malu, Alana."

Anin yang mendengar itu melongo tak percaya dengan jawaban jujur Erick. "kamu malah diceritain, pah. Malu tau, entar yang ada Alana malah ikut-ikutan gengsian."

Erick duduk di sebelah Anin lalu mengecup pipi wanita itu. "yah nggak donk, sayang."

Alana yang melihat adegan itu hanya menggelengkan kepalanya pelan. Kadang ia dan Felisa heran, kenapa kedua orang tuanya ini sering berlaku manis didepan anaknya?

Drtttt...

"Na, hape kamu bunyi tuh. Ada pesan kali," ucap Anin.

"Biarin aja mah, Alana masih mau nonton dulu." balas Alana.

Ponsel Alana kembali bergetar, namun kali ini sebuah notif pesan terpampang jelas di layar ponselnya.

"Na, liat dulu gih. Mungkin penting itu dari Aland," ujar Anin.

Alana langsung menoleh mendengar mamanya menyebut nama Aland. "Aland, mah?"

"Iya, itu di hape kamu."

Alana langsung meraih ponselnya dan berjalan ke kamarnya.

Anin dan Erick menatap sang putri bungsu dengan tatapan bingung. "kaya kita dulu yah, mah."

"Iya, mama sampe gak nyangka kalo anak terakhir kita udah gede aja. Padahal baru aja kemaren mama lahiran,"

Alana menutup pintu kamarnya sedikit kencang. Cewek itu langsung tengkurap diatas kasur kesayangannya.

AlandRaditya
Na

AlanaCharisa
Naon, Land?

AlandRaditya
Bku lo ktinggalan d rmh gw

AlanaCharisa
Bku apa?

AlandRaditya
Bgo, kmren emng lo bljr ap?

AlanaCharisa
Eh iya, maap sieh. G ush ngatain bgo jga napa_-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ice Bear Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang