Tanpa judul bagian 1

3.5K 78 14
                                    

ANOTHER EYE

Chanyeol dan Baekhyun bukanlah pasangan yang luar biasa. Mereka sama halnya dengan pasangan pada umumnya. Bekerja, membeli rumah, membeli perabot, mempunyai anak, dan hidup bahagia. Chanyeol bukan pekerja kantoran. Bukan juga seorang sarjana strata atau diatasnya. Chanyeol hanya lulusan sekolah kejuruan. Dia bekerja menjadi pedagang sayur dan buah di pasar. Begitu pula Baekhyun. Dia bukan strata atau tingkatannya. Tapi lebih baik dari Chanyeol, dia pernah mengenyam pendidikan kuliah di jurusan seni rupa selama 1 setengah tahun sebelum dia keluar karena tidak sanggup membayar biaya tahunan. Baekhyun lalu memilih menjadi ibu rumah tangga yang baik. Yang selalu menyambut suami ketika pulang dan menyiapkan makan malam di rumah.

Tahun ini, sudah tahun ketiga mereka menikah. Chanyeol sudah menjadi penggrosir sayur dan buah di beberapa pasar di kotanya. Pernikahan sederhana yang penuh cinta itu terjadi di bulan desember tepat tanggal 22. Bulan ini juga, sudah 9 bulan Baekhyun mengandung. Bukan mudah untuk mempertahankan kandungan ini mengingat badan Baekhyun yang terlalu kecil dan kurangnya nafsu makan Baekhyun selama hamil. Dia sempat 2 kali keguguran dan bedrest ketika hamil ketiga selama 5 bulan penuh. Betapa bahagianya mereka kehamilan Baekhyun yang ketiga ini bisa sampai 9 bulan. Itu artinya, tinggal menghitung hari anak mereka akan membuka matanya di dunia.

Chanyeol dan Baekhyun tinggal di pinggir kota, jadi mereka hanya memeriksakan kandungan Baekhyun ke rumah dokter umum di desa mereka, dokter Jongdae. Tapi tak mengapa, bukan dokter Jongdae yang memeriksa kandungan Baekhyun. dokter Jongdae memiliki istri seorang bidan yang cantik. Minseok namanya. Setiap Baekhyun datang bersama Chanyeol untuk periksa, Dokter Jongdae dan Minseok menyambut mereka dengan sukacita. Menyambut calon bayi yang akan sebentar lagi lahir ke dunia seperti mereka orang tua aslinya.

Chanyeol keluar rumah sambil memapah Baekhyun untuk menuju mobil pick up butut milik Chanyeol yang biasa digunakan untuk membawa sayur dan buah. Didudukkannya Baekhyun dengan nyaman di samping kursi pengemudi dan dipasangkannya seatbelt itu ke tubuh gemuk Baekhyun. Chanyeol menjalankan mobilnya perlahan karena takut terjadi hentakan di perut Baekhyun. Mereka akan periksa ke rumah dokter Jongdae hari ini.

"Bayinya sehat. Mungkin kalian harus siaga beberapa hari ini karena Baekhyun bisa melahirkan kapan saja." jelas Minseok yang diangguki Chanyeol maupun Baekhyun.

"Pastikan Chanyeol tidak pergi ke pasar atau mengantar sayur mulai hari ini." saran dokter Jongdae yang kembali diangguki keduanya.

"Terima kasih, Jongdae, Minseok. Kami mohon pamit dulu, sudah sore. Baekhyun minta diantarkan ke makam ibunya." Pamit Chanyeol sambil memeluk Jongdae ala laki-laki. minseok mendelik ke arah Baekhyun yang hanya dibalas cengiran lucu.

"Aku merindukan ibuku, Minseok-ah. Aku hanya mengatakan bahwa bayiku sehat." Ucap Baekhyun.

"Pastikan istrimu tidak kelelahan, Park." Chanyeol hanya mengangguk dan menghela Baekhyun untuk keluar dari ruang periksa menuju mobil mereka. Menuju makam ibu Baekhyun.

Setelah pulang dari makam, Baekhyun kelelahan dan langsung jatuh tertidur. Padahal jam masih menunjukkan pukul 5.30 pm. Chanyeol hanya tersenyum melihat Baekhyun yang miring ke kanan untuk tidur. Dia mengelus perut buncit Baekhyun dan mengecupnya. Membuat calon ibu itu menggeliat pelan kemudian jatuh tertidur. Chanyeol memutuskan untuk mandi dan menghilangkan kelelahannya hari ini.

Waktu sudah tengah malam ketika Baekhyun terbangun karena suara petir yang menggelegar. Dia bangun pelan dan duduk di kasur sambil mengumpulkan kesadarannya. Lampu kamar mati, dia pikir Chanyeol sengaja mematikannya seperti dulu, sebelum Baekhyun hamil. Petir menyambar lagi dan itu mengagetkan Baekhyun. Membuat perutnya berkontraksi keras. Dia meraba kasur di bagian kirinya dan menemukannya kosong. Tidak ada Chanyeol. Baekhyun panik dan mencoba bangun dari kasur. Kakinya kram tiba-tiba dan perutnya bertambah sakit. Dia berteriak kesetanan karena hujan semakin deras dan petir membuatnya semakin panik dan takut. Baekhyun terus berteriak histeris sampai tenggorokannya sakit. Dia tetap berbaring di kepala ranjang dengan keringat yang membasahi daster tidurnya.

ANOTHER EYETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang