2. "Sayang?"

8 1 0
                                    

"Mungkin dia sayang karena gue adiknya?"

SG. Mangkulangit_

Brumm... Brummm...

Bunyi deru motor sport di area balap sangat memekakkan telinga bagi yang mendengarnya. Dua peserta masing-masing sedang menyiapkan gas pada tangannya dan pandangannya tajam menusuk kedepan.

Seorang wanita dengan pakaian sexy berjalan ke arah depan sembari membawa bendera. Hal itu langsung membuat gadis bersurai ungu gelap dan rambut pirang mengambil ancang-ancang untuk tancap gas.

1... 2...

Tig-

"TUNGGU!!" teriak seorang pria yang langsung berlari kearena perlombaan sambil merentangkan kedua tangannya. "Lo siapa?" tanya Leora lebih tepatnya gadis pemilik rambut pirang. Dia menatap pemuda didepannya penuh dengan tanda tanya.

"Ini balapan karena taruhan kan?" tanya pria tadi siapa lagi kalau bukan Arka. Langit hanya memutar bola matanya malas menurutnya lelaki didepannya ini telalu berbelit jika bercakap. "Iya terus?" jawab Leora sambil menaikkan satu alisnya.

"Udah lah Ra! Gak usah diladenin cowok gila ini! Mending kita lanjutin balapannya!" teriak Langit.

"Gak! Gue bayar berapapun yang penting balapan ini bubar!" balas Arka sambil menatap tajam Langit. Leora yang tertarik dengan tawaran ini pun tersenyum simpul dan akan mengelabui si cowok yang ia ketahui bernama Arka itu. "Jadi berapa nominal taruhannya?" tanya Arka pada Leora.

Leora pun tersenyum dan akan menjawabnya dengan senang hati. Mesin motor ia matikan. Ya benar dirinyalah yang membuat taruhan itu dengan Langit, si ratu balap.

"Dua puluh lima juta gue tunggu"  Arka langsung menjawab "oke deal!". Lalu Leora langsung pergi bersama geng-nya. Langit yang mendengar itu sontak membulatkan matanya. Pasalnya nominal yang Leora tampilkan pada Langit hanya lima belas juta. Langit langsung menatap tajam Arka, yang ditatap hanya mengendikkan bahu acuh. "Sialan lo!" teriak Langit lalu langsung pergi menuju ke apart-nya.

Ya setelah kejadian minggu lalu yang daddy mengusir Langit sekarang ia telat pindah ke apartnya. Dan soal balapan tadi untuk uang tambahan jajan Langit.

Setelah sampai di apartnya Langit langsung menelungkupkan badannya ke kasurnya. Dan ternyata sedari tadi Arka mengikuti gadis tersebut. Dan ikut di pinggiran kasur tersebut sambil memandang ke arah luar.

"Lo itu apa-apaan sih?! Semua kesenangan gue  lo ambil! Kurang apa yang belum lo ambil? Hah! Harta bokap gue iya?!" Langit melepaskan segala unek-uneknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo itu apa-apaan sih?! Semua kesenangan gue  lo ambil! Kurang apa yang belum lo ambil? Hah! Harta bokap gue iya?!" Langit melepaskan segala unek-uneknya. 

Dapat dilihat sorot mata Arka langsung menatap tajam. Tetapi Langit tidak takut itu ia malah semakin menantang pria tersebut. Arka mendekat lalu mencengkeram keras dagu Langit dengan keras. Emosinya sudah dipuncak dan terdengar jelas suara gemeletukan rahangnya yang menahan emosi.

Arka tersenyum lebih tepatnya senyum yang sangat mengerikan. "Gue lakuin ini karena lo adik gue! Dan gue berusaha melindungi lo! Harusnya lo berterima kasih sama gue bodoh!". Langit langsung menghempaskan tangan Arka.

"Cihh ngelindungin kok dari hobi gue. Itu namanya lo bikin hancur! Dan sekali lagi lo itu gak ada hak buat ngelindungin gue Tuan Arka yang terhormat!" Langit mengucapkannya dengan penuh penekanan.

"Terserah!" lalu Arka berbalik untuk keluar dari kamar adiknya tersebut. Tapi baru beberapa langkah ia berhenti dan mengatakan sesuatu tanpa menoleh kearah Langit.

"Gue lakuin ini karena gue sayang sama lo!" setelah itu ia keluar bersamaan dengan membanting pintu dengan kerasnya.

"Sialan!" umpat Langit.

Jujur saja saat Arka mengatakan ia menyayangi Langit hati Langit langsung menghangat. Ia bingung sendiri sebenarnya perasaan apa yang sedang dialaminya. Setelah itu ia bergegas untuk membersihkan diri sambil bergumam.

"Mungkin dia sayang gue karena gue adiknya".

Pagi menyambut gadis bersurai gelap tersebut, namun sang gadis tersebut masih enggan untuk membuka matanya. Sampai suara alarm mengusik tidurnya ia pun segera bangun dan mempersiapkan diri untuk berangkat sekolah, dapat terlihat bahwa sekarang adalah pukul setengah tujuh. Namun Langit bersiap-siap dengan sangan santai.

Butuh setengah jam untuk mandi. Kenapa? Karena Langit tertidur lagi didalam bath-up yang berisikan air hangat. Sehiangga ia sudah pasti telat hari ini. Setelah selesai ia segera berangkat menggunakan motor sportnya. Ia berdo'a semoga saja ia telat hari ini. Aneh bukan?

Dan ya benar setelah tiba disekolahannya gerbang sudah ditutup namun Langit masih membunyikan klakson berkali-kali. Terlihat seorang satpam berlari mendekat kearah gerbang dengan tergesa-gesa. "Maaf Non gerbangnya udah ditutup anda telat 15 menit" ujar satpam tersebut.

"Buka!"

"Tap-"

"Cepet!"

"Baik Non" akhirnya satpam tersebut pasrah dan membukakan pintu gerbang untuk anak pemilik sekolahan tersebut. Langit langsung menancap gas dan satpam tadi hanya bisa geleng-geleng kepala dan mengelus dadanya.

Langit turun dari motornya lalu melepas helmnya dan tergerailah rambut indahnya. Suasana sudah sepi karena semua murid tengah melaksanakan upacara sekarang. Membuka bungkus permen karet, sesekali bersiul, dan memainkan kunci motornya adalah perilaku Langit sekarang yang sedang berjalan di koridor untuk menuju kelasnya.

Menelungkupkan kepalanya karena ia masih sangat mengantuk karena semalam ia kebut membaca buku mitologi Yunani. Ya ia memang sangat senang jika berbicara tentang dewa dan dewi, Langit sempat berfikir ia sangat ingin bertemu dengan Dewi Arthemis atau biasa dipanggil dewi perawan dalam imajinasinya pasti cantik.

Langit memang sering membolos upacara karena ia tidak mau dijemur dibawah teriknya matahari. Berbeda dengan Arka yang rajin dan ramah terhadap lingkungannya. Eh ngomong-ngomong tentang Arka kok pagi ini gue gak liat ya? Tanya Langit pada dirinya sendiri. Biasanya jika Langit berangkat Arka sudah stay diparkiran untuk mengajak Langit berjalan bersama dikoridor.

"Dia baper kali karena kejadian semalam" ucap hati gue yang tiba-tiba muncul.

"Cih cowok kok baperan!"

Cuhh

Membuang bekas permen karet lalu tertidur sampai acara upacara selesai. Hebat bukan?

13 Junny 2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Istri KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang