*kasih tau aku ya kalau ada kesalahan kata terimakasih
Bel istirahat berbunyi dengan nyaring setelah ditunggu tunggu oleh semua murid.
"Vin ke kantin ga lo," tanya Satya.
"Lo duluan aja," jawabnya setelah itu meninggalkan Satya sendiri.
Di sinilah Gavin, perpustakaan yang hening seperti biasanya.
Kebanyakan siswa akan pergi ke kantin saat jam istirahat tetapi tidak untuk seorang Gavin Kaindra Arkarna.
Ia harus terus menerus belajar agar posisinya tidak tergeser dan ia bisa melanjutkan beasiswa ke luar negeri seperti yang ia inginkan walaupun keluarganya masih memiliki uang untuknya kuliah di luar negeri, tetapi bukan Gavin kalau tidak ingin merepotkan orang lain.
"Aaa," teriak seorang gadis dan langsung di bekam oleh Gavin.
"Itu di sana jangan berisik," ucap penjaga perpustakaan memberi peringatan.
"Lo bisa ga sih jangan teriak," ucap Gavin dengan berbisik.
"Lo juga ngapain ngagetin gue," jawab Gerin tak mau kalah.
Tidak di jawab oleh Gavin dan ia lebih memilih mengambil buku yang berada di belakang Gerin dan itu membuat jantungnya berdebar kencang karena jarak mereka sangatlah dekat.
Plak!!
Terdengar tamparan mendarat di pipi mulus Gavin dan setelahnya Gerin pergi meninggalkan Gavin yang sedang merintih kesakitan.
"Sakit bego," umpat Gavin saat keduanya berada di lorong kelas.
"Lo kira ga sakit apa," ucapnya seletahnya.
"Rin gue ngomong sama lo," Gavin menaikan satu oktaf nada bicaranya dan mereka berdua menjadi pusat perhatian.
"Brisik lo udah tau salah masih aja ngeles," ujarnya dengan judes dan setelahnya Gerin berjalan pergi meninggalkan Gavin yang masih memanggil manggil namanya.
Setelah berbulan bulan sekolah Gerin semakin famous dengan topik kepintarannya dalam pelajaran fisika, hal itu membuat Gavin harus memutar orak karenanya. Bukan karena ingin bersaing tetapi karena masalah masa depannya yang lebih penting.
Ruang kepala sekolah
"Lo ngapain di sini?" tanya Gavin ketus.
"Serah gue lah," jawab Gerin tak kalah ketus.
"Sudah kalian ini kerjaannya berantem mulu nanti lama lama suka loh," goda Bu Martha kepala sekolah mereka.
"SUKA SAMA DIA? NAJIS BANGET," ucap keduanya bersamaan.
"Kalian saya panggil bukan untuk bermusuhan tetapi untuk menjadi patner olimpiade."
"Maksudnya bu?" tanya Gerin tidak mengerti.
"Gitu aja lo ga paham gimana bu jelasin maksudnya," jawaban dari Gavin mendapat jitakan gratis dari tangan Gerin.
"Gini gini," setelah Bu Martha menjelaskan dengan panjang lebar baru akhirnya mereka paham dan setelah beradu mulut antar sesama.
"Lo ngapain sih jadi ikut olimpiade segala," ujar Gerin saat keduanya sudah berada di lorong kelas yang sepi.
"Bukan salah gue lah orang Bu Martha yang minta juga," jawab Gavin bodo amat dan meninggalkan Gerin yang masih marah marah.
° ° °
"Gerinn," teriak Kaleya dari lorong kelas.
"Tunggu ngapa si lo jalan cepet amat," ucapnya setelahnya sambil mengontrol nafasnya yang memburu.
"Lemot," jawab Gerin jutek.
"Etdah, lo pulang sama siapa Rin?" tanya Kaleya saat keduanya sudah berada di parkiran sekolah.
"Sama gue," jawab seseorang dari balik tubuh Gerin.
"E-e-e lo..." Kaleya gerogi karena ada Devon juga di sini.
"Cepet," ucapnya sambil menarik pergelangan tangan Gerin.
"Lo apa apaan sih Vin," ucap Gerin sambil menghempas tangan Gavin.
"Gue mau pulang naik BRT aja," sambil meninggalkan Gavin, baru beberapa langkah ucapan Gavin sudah membuat langkah Gerin terhenti.
"Lo mau di hukum Bu Martha gara gara ngelawan pembicaraan dia tadi?" tanya Gavin dengan menaik turunkan alisnya.
"Apa saya satu patner bu dengan Gavin?" tanya Gerin tidak percaya.
"Iya karena kalian sama sama berbakat dan ibu yakin kalian pasti menang," ucap Bu Martha percaya diri.
"Ga ada patner lainnya bu? Saya males sama dia," ujar Gavin sambil menunjuk Gerin dengan dagunya.
"Emang lo pikir gue mau hah!" saut Gerin judes.
"Sudah sudah keputusan saya sudah bulat pokoknya kalian harus bekerja sama harus giat belajar untuk olimpiade bulan depan dan belajar bersama dimulai nanti setelah pulang sekolah," setelahnya Gavin dan Gerin keluar dari ruang kepala sekolah.
Karena mengingat kejadian tadi, akhirnya Gerin membalikan badan dan ikut pulang bersama Gavin.
AN💙
HEIYO
ASSALAMUALAIKUM
/WAALAIKUMSALAM
MAAF YA JARANG BANGET UP
LAGI SIBUK BANGET
ASEK SOK SIBUK WK
TAPI BENERAN SIBUK
TUGAS SANA SINI
TUGAS JURUSAN BELUM KELAR KETAMBAHAN TUGAS MAPEL
TAPI AKU USAHAIN UP RUTIN OKE
MAAF YA KALO SEMISAL AKU SUKA GANTI GANTI NAMA HEHE SOALNYA LAGI CARI NAMA YANG PAS SAMA TOKOHNYA
JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN
👇JEMPOLNYA DIPAKE JANGAN DIANGGURIN WKWK
SALAM :3
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavin
RandomBenci dan cinta itu beda tipis. Dua orang yang telah berteman sejak lama dan terpisah karena keadaan kampung halaman kurang baik lalu pergi merantau entah kemana. Cerita ini di tulis agar kalian mengenang masa masa di mana sahabat jauh le...