3✦CAFE

71 11 1
                                    

“Di mana?” tanya Asahi tanpa ekspresi.

“Cafe biasa,” jawab Keyna di ujung sebrang sana dan Asahi mengakhiri panggilan secara sepihak. Kebiasaan.

Asahi yang sedang berada di pameran Treasure langsung bergegas menuju mobil untuk menjemput kekasihnya, di letakkannya sketch book miliknya di kursi penumpang belakang. Sketch book yang amat berharga.

Mobil itu mulai melaju membelah jalanan kota yang nampak begitu senggang di malam hari. Tak sampai 10 menit, ia sudah sampai di area parkir Cafe lalu mengambil jaket, mencabut kunci mobil, dan membenahi pakaian yang nampak kurang rapi, ia bergegas menghampiri sang Kekasih yang mungkin sudah menunggu lama di dalam Cafe.

“Aku udah pesenin kamu Ice Americano sama Curry Bread, gih makan.” Suruh Keyna saat Asahi menarik kursi dan sudah duduk di hadapannya.

Mereka berdua sama-sama diam, tidak ada yang memulai obrolan, Asahi pun memakan Curry Bread nya dengan tenang dan sesekali menyeruput Ice Americano.

Keyna hanya memandangi wajah Asahi yang begitu damai saat manyuap rotinya, ia membenarkan poni Asahi yang menurutnya menutupi dahi Asahi, istilahnya Keyna ingin menata rambut Asahi dengan style Curtain Hair, dan Asahi tidak terganggu dengan perbuatan Keyna. Bucin.

“Ganteng,” celetuk Keyna selesai menata rambut kekasihnya.

“Hm.” Asahi hanya berdeham dan tersenyum tipis. Ia menyuap roti terakhirnya ke dalam mulut Keyna yang langsung di lahap tanpa penolakan.

“Besok jadi pergi engga?” tanya Keyna setelah rotinya benar-benar tertelan.

“Iya, mau kemana?”

“Pantai aja lah, bosen aku.” Pinta Keyna dan diangguki oleh Asahi.

Kini ganti Asahi yang sedang menatap manik kelam itu, pikirannya terbang ke udara, membiarkan otaknya bekerja meneliti kehidupan yang ada di dalam manik kelam itu.

Bibirnya tersungging membentuk senyuman lebar saat Keyna menyipitkan mata dengan alis yang digerakkan, senyuman lebar itu, sangat jarang Keyna mendapati senyuman itu.

“Manis,” ujar Keyna, “Kamu senyum terus ya sampai pipimu kaku,” pinta Keyna sembari tertawa.

“Nanti aku jadi orang gila,”

“Kalo kamu jadi gila, aku gak mau sama kamu, masa cantik gini pacarnya sama orang gila.” Asahi mengerucutkan bibirnya mendengar penuturan Keyna, ia memalingkan wajahnya menghadap jendela yang langsung berhadapan dengan jalan raya.

“Dosa loh kalo gak senyum.” Keyna mencolek bahu Asahi

“Senyum kan ibadah,” ledek Keyna semakin membuat Asahi menekuk wajahnya.

Keyna melihat arlojinya, “Pulang yuk, udah jam setengah 10,” ajak Keyna. Asahi tidak menjawab, ia langsung memakaikan jaketnya ke Keyna tanpa berbicara, masih merajuk.

Lepas itu, Asahi bergegas keluar Cafe mendahului Keyna, Keyna yang diperlakukan seperti itu hanya tertawa kecil melihat tingkah lucu Asahi yang tengah merajuk.

Lay Me Down | ASAHI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang