Berubah!
"Semester baru dimulai, semua berubah tak seperti biasanya" ujar April sambil melihat pemandangan disekelilingnya.
Sesampainya disekolah, seperti biasanya April menyapa teman temannya dengan senyuman manis, seakan akan tidak ada masalah apapun dalam diri April.
Bel masuk pun berbunyi, seluruh siswa siswi disekolah itupun masuk kekelasnya masing masing, dan membaca do'a.
Suasana dikelas tempat April belajar begitu tenang dan hening. Seluruh siswa yang berada dikelas itu diam menunggu kedatangan guru yang akan mengajar mereka.
Tidak lama kemudian setelah bel masuk berbunyi, datang seseorang masuk dan mengucapkan salam.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" salam ibu guru yang siap mengajar dikelas itu.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawaban salam serentak dari penghuni kelas itu.
"Ibu lia ternyata" ujar April sambil tersenyum.
Setelah mengucapkan salam, tanpa basa basi sana sini buk lia segera memulai pelajaran matematikanya, dan mengambil spidol yang berada di atas meja. Spidol itu dicoretkan dipapan tulis dan menulis sedikit rumus.
"Lagi lagi seperti ini pandanganku" batin April sambil menopang dagunya.
Itulah alasan kenapa mata April sembab semalam.April tetap saja menatap dan mengedipkan matanya kecoretan rumus yang ditulis buk lia didepan kelas. Berharap tulisan itu berubah kembali seperti biasanya. Hampir setengah jam April belum menulis apapun rumus yang ditulis buk lia tersebut. April melihat teman teman disekelilingnya sibuk mencatat rumus sedangkan dirinya sibuk memikirkan dan memperhatikan tulisan yang ditulis buk lia.
"April kamu kenapa sih?" cakap ara (temen sebangku April)
"ee.. ee.. ee ngga papa ra, lagi males nulis aja nih" jawab April.
"ngga biasanya kamu males nulis pril?" tanya ara kepada April.
"hehehe.. " tawa April cengar cengir.
20 menit terakhir sebelum pelajaran matematika itu habis, April meminjam buku catatan teman sebangkunya yang tak lain itu adalah ara.
"Ra, aku minjem bukumu ya, aku bawa pulang soalnya aku lagi males nulis disekolah, ngga tau kenapa males aja sih".
Kata April, sambil melihat buku catatan ara yang baru saja selesai dicatatnya."emm iya boleh kok pinjem aja pril" jawab rara.
"Oke makasih ra"
Setelah setengah hari, kegiatan KBM pun selesai. Siswa dan guru keluar dari kelas masing masing, bersiap siap untuk pulang.
Sesampainya April dirumah seperti biasanya, gadis kecil itu selalu menyapa dan mencium tangan kedua orang tuanya.
"Wajah April tampak semringah hari ini, seperti mendapatkan emas, ah entahlah sedikit aneh". Ujar ibu dalam batinnya.
.......
Ini bagian 2/5
Lihat cerita selengkapnya
Scroll sampek bawah
Help follow and vomen
Jangan lupa klik bintang~delayu_lstry
KAMU SEDANG MEMBACA
gadis penderita astigmatisme
Short StoryIni takdir yang harus diterima oleh gadis kecil ini. banyak hal baru yang dia temukan setelah ini. mau tidak mau dia harus menyambutnya dengan terpaksa. tetapi setelah dia bersahabat dengan kesedihannya, dia terbiasa.