"Nastar dari yang kemarin, Kak?" Putri mencomot satu, duduk di depan Bara yang hanya menjawab dengan gumaman, "gak sekalian dideketin Mbaknya? Kan cantik."
Bara melirik Putri sekilas, kembali membaca buku yang dipegangnya, seraya mencomot nastar lagi.
"Emang cantik banget, Put?" Elis ikut duduk di depan Bara, mencomot satu, ikut kepo.
"Cantik, Ma. Mana deh, Kak, pinjem hape."
"Tidak saved fotonya."
Putri mencibir, "ya iyalah gak mungkin saved fotonya, Kak Bara kan bukan siapa-siapa Mbaknya."
Bara melengos. Putri kalau bicara suka nyelekit.
"Mana hape, jangan pelit."
Mau tidak mau Bara menyodorkan ponselnya yang langsung diambil alih Putri untuk membuka aplikasi whatsapp.
"Siapa namanya?"
"Alika."
Bara melihat Putri menggulir layar ponselnya mencari status Alika. Bara berdecak, makin cerdas saja adiknya itu. Bara menutup buku, membawa nastarnya ke teras belakang, melanjutkan membaca bukunya di sana.
"Bara... Kamu gak lagi pdkt, kan?"
Apa pendekatan yang dilakukannya begitu jelas, sampai Alika bisa mengetahuinya secepat itu? Bara duduk bersandar, melipat tangan di dada. Jika sudah tahu, kenapa kemarin malah menolak diantar pulang?
"Bar," Elis duduk di samping Bara, seraya menyerahkan ponselnya, "cantik, coba dideketin. Siapa tahu jodoh."
"Didekati juga belum tentu Alika mau."
Elis berdecak, "jangan pesimis gitu dong. Kan siapa tahu Nastar pembawa jodoh."
Alis Bara terangkat naik, "Mama kebanyakan nonton sinetron."
"Mama optimis tahu. Coba deketin, Bar, adik kamu pasti gak akan mau mundurin pertunangannya, kamu harus cepet-cepet pokoknya."
"Biar saja dilangkahi."
"Heh," tegur Elis.
"Kalau memang harusnya dilangkahi ya tidak apa-apa, Ma."
"Pamali tahu, pokoknya coba deketin deh." Bara tidak menjawab, membuat Elis menyenggol lengannya, "Bar."
"Iya, nanti didekati."
"Jangan nanti."
"Iya, didekati."
"Awas ya, Mama pantau terus pokoknya."
Bara bergumam, Elis pergi meninggalkannya dengan tidak puas. Bara melongok ke dalam, melihat Elis menghampiri Putri. Dia meraih ponsel, melihat status Alika. Foto-foto testimoni nastar dari pembelinya juga foto Alika menggunakan filter hitam putih. Cantik sih. Tapi memangnya Alika sudah move on dari Samudera?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mapan 2 (vers. Cetak Tersedia)
Roman d'amourBara itu to the point, kaku, absurd, gaje pula. Satu hari bilang ingin mendekati. Hari lain bilang akan berhenti mendekati. Alika sampai dibuat bingung dengan tingkahnya. Alika berdecak tidak puas, "aku gak mau kamu deketin kalau kamu gak suka aku."...