5. Nichol Datang

214 24 7
                                    

Suara decitan motor terdengar, ah itu Raga. Lelaki itu memarkirkan motornya tepat di halaman panti 'Kasih Bunda'

"Kak Raga... "

Raga di buat tersenyum setelah melepaskan helmnya. Dapat Raga lihat, beberapa anak kecil menyerukan namanya dengan antusias.

"Halo adik-adik."

Raga merentangkan tangannya.  Anak-anak itu segera menghambur kedalam dekapan Raga.

"Kak Raga, aku kangen." seru anak perempuan berusia sekitar 7 tahun, menatap Raga dengan wajah polos dan mata berbinar.

"Kak Raga juga." Lelaki itu tersenyum seraya mengusap lembut puncak kepala gadis kecil itu.

"Ibu, dimana?"

"Ada di dalam kak."

Raga manggut-manggut.

"Kakak boleh minta tolong?"

Anak-anak itu mengangguk,  Raga mengambil tiga jinjingan kantung plastik dari atas motornya.

"Bawa kedalam yaa? kakak mau temuin ibu dulu. "

"Iya kak, " seru mereka seraya berlari kecil tangannya membawa jinjingan yang baru saja Raga berikan.

Raga tersenyum tipis. Matanya menyapu seluruh sudut halaman panti yang cukup luas. 

"Raga?"

Raga menoleh.  wanita paruh baya tersenyum seraya menghampirinya.

"Ibu,"

Raga berlari kecil menghampiri wanita itu, setelahnya mencium punggung tangan wanita itu dengan takzim.

"Anak ibu sudah besar sekarang, gimana? Sehat nak? "

"Alhamdulillah sehat bu, ibu sehat juga kan?"

Wanita itu mengangguk.  "Alhamdulillah, ayo masuk nak."

Lagi-lagi Raga hanya mengangguk membiarkan wanita itu menarik tangannya dengan halus memasuki panti.

"Ada apa kesini nak?"

Raga menggeleng. "Gapapa bu, Raga cuma kangen suasana panti. Raga juga kangen kesini bareng oma. "

Wanita itu menatap Raga sedih, ia tahu betul siapa Raga.  Cucu dari donatur tertinggi di panti ini.

"Ibu, boleh gak Raga tidur disini malam ini?"

"Tentu nak, ibu tidak akan melarang."

Raga tersenyum segerelah ia menarik tubuh wanita itu untuk di peluknya. Ibu tidak menolak, justru wanita itu membalas pelukan Raga dengan cara mengusap punggung Raga perlahan. 

"Loh, ini bibir kamu kenapa?" tanya ibu setelah adegan pelukan itu terlepas. Raga hanya terdiam setelahnya tersenyum.

"Engga papa kok bu."

"Berantem lagi? "

Raga menggeleng "Kepentok meja bu di sekolah hehe. "

Wanita yang biasa di panggil Ibu oleh Raga hanya menggeleng. Ada-ada saja. Pikirnya.

***


Senna menutup gerbang rumahnya dengan terburu-buru. Ia berlari memasuki dalam rumahnya. 

Brak!

Rizky yang sedang asyik menarikan jarinya di keyboard laptop tersentak kaget saat Senna mengehempaskan sebuah jinjingan plastik di atas meja.

Membuat Rizky menoleh, dapat Rizky lihat, wajah adiknya itu terlihat kesal. Di tambah bibirnya yang manyun.

Pipp..

Bad Boy (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang