CAPSTER 3 / HAN RIVER

380 19 0
                                    

Jangan lupa vote,
and Happy reading 💜

🌼🌼🌼🌼

Malam belum sepenuhnya datang saat Hanna tengah duduk bersila seorang diri di tepian sungai Han Gang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam belum sepenuhnya datang saat Hanna tengah duduk bersila seorang diri di tepian sungai Han Gang. Menikmati satu cup kopi hangat dan berhadapan langsung dengan hamparan air sungai yang mengalir dengan tenangnya. Pantulan cahaya senja di permukaan air sungai menciptakan piasan cahaya yang mampu membuat gadis itu berdecak kagum. Itulah mengapa, berdiam diri di tepian sungai Han seperti ini menjadi favorite Hanna.

Hingga deringan ponsel miliknya mampu memecah lamunannya. Hanna mengernyitkan dahi tatkala melihat ada nomor baru tengah menelponnya. Gadis itu mengangkatnya dengan perasaan ragu.

"Yeoboseyo.." ucap Hanna dengan lirih.

"Hai, lagi dimana?" tanya seseorang di sambungan seberang. Seorang pria! --- pekik Hanna dalam hati.

"I-ini siapa?" Suara itu terdengar begitu asing di telinga Hanna. Sesekali dia menjauhkan ponsel itu menjauh dari telinganya karena merasa heran, hingga gadis itu berpikir telepon yang tengah berlangsung itu adalah salah sambung, Hanna memutuskan untuk mengakhirinya.

Sebelum Hanna memencet ikon merah di layar ponselnya, pria di telepon itu memekik keras seperti mengetahui jika gadis yang di teleponnya itu akan mematikan sambungan mereka.

"Jangan matikan teleponnya! Ini aku Goo Jungkook, kau ingat?" ucap pria itu membuat Hanna mengurungkan niatnya untuk mengakhiri teleponnya. Gadis itu sejenak diam, dia tengah berusaha mengingat siapa pria yang menelponnya itu. Bagaimana Hanna bisa ingat? Mendengar namanya saja baru sekali ini. Lantas Hanna mengatakan bahwa dia tidak mengenal pria itu dan mematikan sambungan teleponnya begitu saja. Hanna takut jika pria itu adalah pria mesum yang ingin menodainya di club. Hanna bergidik ngeri.

Benda pipih itu terus bergetar di saku hoddie yang Hanna kenakan, membuat Hanna memejamkan kedua matanya karena buncahan emosinya yang telah memuncak. Nomor itu terus menerornya. Hingga Hanna merasa frustasi dan berakhir menonaktifkan ponsel miliknya.

Hanna kembali membuang jauh pandangannya menatap aliran sungai Han. Menghela nafasnya dalam-dalam dan membuang jauh pikiran buruk yang mengusik pikirannya. Sesekali melihat sekeliling tempatnya mendudukkan diri. Gadis itu turut tersenyum hangat tatkala dengan tidak sengaja kedua matanya menangkap sepasang kekasih tengah berpelukan mesra beberapa langkah di samping Hanna. Rasanya kehangatan turut menyertainya.

"Ingin ku peluk juga?" Hanna menoleh cepat tatkala dengan tiba-tiba terdengar suara seorang pria di belakangnya. Gadis itu tercekat saat dirinya mengetahui siapa gerangan yang berdiri mematung di belakangnya dengan senyuman manis yang terlukis di wajahnya. Sebuah senyum yang beberapa hari ini mengusik pikiran Hanna, senyuman yang masih ingin Hanna lihat dan nyatanya kini berada tepat di hadapannya.

"Sengaja mematikan ponsel?" tanya pria itu lagi. Hanna masih diam terpaku tidak percaya dengan apa yang di lihatnya. Ternyata takdir mengabulkan keinginannya, tentang seorang pria yang kini berada tepat di depan matanya--- pria baik hati itu.

LIMERENCE [ M ] 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang