PART 1

0 0 0
                                    

"Denaa!"

"oh? Lino?" Ujung bibir nya terangkat tatkala melihat respon Dena. Tungkai nya melangkah dengan santai menyusul posisi gadis itu.

"Jadi ikut Club Dance nih?"

"Jadi dongg.. gue juga pengen bisa dance. Apalagi ngeliat lo sama vano pensi kemarin bikin gue makin semangatt tau. Gilaaa.. gue bangga banget punya sahabat kayak kalian."

Aura ceria gadis itu membuat dirinya menjadi euphoria tersendiri pada orang-orang disekitarnya termasuk, Lino Adrian.

Jujur saja, Lino sendiri sudah jatuh cinta pada pesona Dena sejak pertemuan pertama di malam api unggun.



Taman Pujaan Bangsa Margarana.



Kurang lebih 4 atau 3 hari para murid SMA Surya Kencana telah mengikuti perkemahan pramuka yang diadakan setiap setahun sekali. Tentu saja, malam terakhir adalah moment yang ditunggu-tunggu oleh semua peserta. Malam itu seperti biasa sebelum api unggun dinyalakan, upacara pembukaan, pembacaan Tri Satya dan Dasa Dharma oleh ketua sarang dilakukan dengan hikmad. Barulah para tujuh sarang putra dan tujuh sarang putri mengelilingi area api unggun lalu memberikan obor api kepada Pembina upacara. Api unggun telah menyala, gemuruh tepuk tangan peserta dan nyanyian 'api unggun sudah menyala' terdengar hingga penjuru kawasan kemah.

"api api api api apii... aaaapiii kita sudah menyalaa~"

Tibalah penampilan pentas seni dari murid-murid SMA Surya Kencana. Mereka tampak sangat bersemangat menampilkan bakat di depan para peserta tanpa ada rasa malu sedikitpun. Saat itu Dena membawakan lagu 'Stay' milik blackpink dengan petikan gitar,membuat semua orang tenggelam dalam alunan melodinya. Tak terkecuali Lino Adrian. Lino merupakan tipikal cowok yang tidak gampang tertarik oleh wanita. Anehnya, saat ia mulai mendengarkan suara Dena perasaan aneh muncul pada dirinya. Rasa yang tak pernah ia alami sebelumnya saat bersama gadis lain. Rasanya seperti ada debaran yang membuncah, indranya tak pernah absen melihat penampilan Dena. Ada apa dengan diriku? Batinnya. Barulah ia menyadari, bahwa dirinya telah terperangkap dalam pesona Adena Zea.









"Linoo!"

"ah ya?"

Dena merengut kesal, sedaritadi ia cerita tidak di tanggap oleh Lino. Laki-laki itu sibuk memandangi dirinya sambil melamun. Lino menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. Pasalnya tadi ia sedang mengingat bagaimana awal pertemuan mereka hingga sedekat ini. Tidak salahkan?, pikir Lino.

"yauda, gue pulang dulu. Ada jadwal les nanti malam."

"ayo gua anter—"


"OY!"

"bangs—" Lino hampir saja mengumpat jika ia tidak mengingat bahwa Dena di sampingnya.

Vano tertawa lepas, kali ini ia berhasil kesekian kalinya mengkagetkan kedua sahabatnya itu.

"lo kalau mau bikin orang jantungan gak gini juga caranya"

"ya terus gimana den?"

" terjun ke jurang, langsung mati."

Dena memutarkan matanya malas, Vano selalu saja begini. Suka membuat dirinya kesal, kadang marah, kadang keliatan bego. Tapi dengan sikapnya yang begitu, Vano juga moodbooster dirinya di saat-saat tertentu.

"gak jadi pulang?"

"jadi, yaudah gue pulang duluan. Daah kalian"

Dena melambaikan tangan pada kedua sahabatnya.

"daahh maniss.. jangan kangen gua ya jelek."

Lino mengangkat alisnya sebelah

"mana yang bener, jelek apa manis?"

"hehe.. manis manis"

"Tau gua manis, kaga usah di sebut-sebut no."

"bukan lo anjir." Vano meninggalkan Lino,melangkahkan kaki nya menuju parkiran.

Lino terkekeh pelan, tungkainya otomatis mengikuti arah Vano berjalan. Tapi, tiba-tiba saja ia berhenti. Memikirkan kalimat terakhir yang dilontarkan Vano.

"daahh maniss.. "

Netranya menangkap sosok Vano dari kejauhan. Raut wajahnya kini sulit ditebak. Lino segera menepis pikiran negatif itu.





                        -RESTARE-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

R E S T A R E  || Hwang Hyunjin ft. Lee KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang