Gadis itu menoleh ketika seseorang tiba tiba datang merangkulnya.
" Hei mau ke kelas? Ayo cepat kita hampir terlambat, hari pertama bukan hari yang cocok untuk dihukum"
Apakah ia mengenalnya? itulah pertanyaan yang pertma kali muncul dalam benaknya. Rasanya ia belum pernah bertemu orang ini ataukah dia lupa? Bagaimana jika iya, pasti dia akan tersinggung. Tunggu, hari pertama? ini sudah bulan ketiga ia di kelasnya.
"tap-"
Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, gadis itu sudah menariknya untuk berlari.
***
"apa kau akan langsung pulang?"
"tidak aku akan ke kafe untuk bekerja."
"oh kalau begitu aku akan ikut, aku belum pernah ke kafe sejak pindah ke kota ini."
mereka pun pergi ke kafe bersama. Freya juga akhirnya tahu bahwa Lucy adalah murid pindahan setelah memperkenalkan diri di kelas tadi.
freya membawakan minuman ke meja lucy. Lucy yang sedang melamun menoleh ketika merasakan tepukan pada bahunya.
"kenapa melamun?"
tanya freya sebab tadinya lucy tampak sangat ceria.
"ah kafe ini bagus."
***
"Terima kasih untuk hari ini"
"Hati hati di jalan"
"Wah lihat ini, apakah teman baruku mulai perhatian hm?"
"Hentikan, kau membuat suasananya jadi aneh."
Brakk
Semua mata yang tadinya fokus pada cerita seorang gadis teralihkan oleh suara keras dari bangku pojok.
Pria berpakaian gelap berdiri dan melenggang keluar kelas setelah membuat seluruh isinya kebingungan.
"Demi apapun aku benar benar tidak menyukainya" ujar salah satu dari mereka.
"Sudahlah dia memang seperti itu, hm jadi kau dan Freya bertemu di-"
Ucapan salah seorang gadis terpotong begitu dosen mereka tiba tiba mengetuk meja.Bahkan tidak ada yang menyadari saat ia masuk. Terpaksa mereka kembali ke tempat masing masing dan mengikuti kelas yang menyebalkan ini.
***
"Dia sudah kesulitan menjalankan tugasnya saat ini, mengapa memberi perintah seperti itu!?"
Seluruh isi aula kerajaan terdiam mendengar gertakan wanita paruh baya yang berdiri tepat di depan singgasana."Aku sudah memberinya pilihan untuk mempermudah keadaan." Jawab lawan bicaranya dengan tenang namun mengintimidasi.
"Dia terlalu muda untuk menikah yang mulia" yang dipanggil Yang Mulia menaikkan sebelah alisnya.
"Apakah usia merupakan alasan untuk menolak perintah raja?" Wanita tersebut mematung, tidak menyangka pria di depannya akan berkata demikian. Bertahun tahun ia tak pernah sekalipun mengakui dirinya sebagai raja seperti ini.
Namun suasana tersebut pecah saat langkah kaki seseorang terdengar memasuki aula. Ia membungkuk untuk menyapa Yang Mulia, lalu berpaling ke wanita tersebut.
"Bu, aku.."
"Akhirnya kau datang, cepat katakan penderitaanmu nak. Ibu tidak-"
"Aku hamil."
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood of Dharta
FantasyFreyana Yovanka, sang nona muda yang sengaja disembunyikan sejak usia 15 tahun. bahkan untuk menjaga identitasnya tetap rahasia seluruh keluarganya terpaksa hidup terpisah pisah. tinggal sendiri tanpa keluarga membuatnya dewasa dengan sendirinya dan...