3.kantin

42 9 5
                                    

" Nih neng es nya " ucap abang es

"Berapa bang?"

"10 rb aja buat neng geulis mah" ucap abang es sambil mengedipkan matanya

"Kenapa bang kelilipan?" Ucap haechan asal

"Ah engga de hehe"

"Oh yauda bang makasih ya " ucapku lalu pergi meninggalkan abang es dan haechan mengikuti ku dari belakang

Kenapa dibelakang si kenapa ga disamping gua aja batinku

" Nih minumannya " ucapku sambil duduk samping deya

"Lama bener dah " dumel deya

" Eh haechan kan?" Lanjut nya saat baru menyadari ada haechan disini

"Iya , boleh gua gabung?" Ucap haechan sambil senyum

"Eh eh iya boleh ko dengan senang hati " ucap deya sambil senyum

Haechan pun tersenyum lagi

Senyum aja terus senyum ah ko jadi kesel gini si kenapa si guaaa batinku

"Lo kenapa win?" Tanya haechan

"Gapapa ko"

"Terus kenapa megangin kepala terus?"

Aku langsung menurunkan tanganku dari kepala yang tanpa sadar aku pegangin sedari tadi

"Lo gamakan?" Tanyaku

"nih pesanan lo”  tiba tiba teman haechan yang ku ketahui namanya rio datang membawa nampan berisi 2 piring nasi goreng dan 2 es jeruk

“thankyou bro”

“gua boleh duduk kan?” ucap rio sambil duduk di samping haechan

“ boleh ko , santai aja” ucapku sambil tersenyum

“ah kenalin gua rio temen sekelas kalian kalo kalian belum sadar” rio memperkenalkan diri

“ah iya gua tau lo ko, kenalin nama gua deyana you can call me deya “ giliran deya memperkenalkan dirinya pada rio

“gua winda” ucapku

“okeoke semoga kita bisa jadi temen baik ya “ ucap rio sambil tersenyum

Manis batinku

Aku dan deya hanya membalas dengan anggukan dan senyum

“udah ah ayo makan” kata haechan
Setelahnya kami makan dengan tenang

Haechan POV

“yo kantin ga ?” tanyaku kepada rio yang asik bermain game

“kuuuuuy” rio lansung bangun dari duduk nya dan lansung melesat dengan tangan seperti superhero yang siap terbang

“woi tunggu gua kampret” aku pun segera menyusul rio

Kantin

“ itu winda kan?” gumanku

“hah apa? Lo ngomong apa tadi?” rio mengerutkan keningnya dan memicingkan matanya kearahku

“itu winda anak kelas kita kan ya?” ku arahkan kepala rio ketempat dimana winda sedang  berdiri di depan abang penjual es

“ah kayanya iya”

“Yauda gua kesana dulu ya , pesenin gua nasi goreng sama es jeruk nanti bawa ketempat duduk nya winda ya yo”

“lah ko gua sendirian yang pesen” teriak rio tak terima ditinggal sendiri olehku

RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang