Asal Usul

27 2 0
                                    

Sore itu mereka berkumpul di rumah Damar untuk mengerjakan tugas kelompok, walaupun sebenarnya yang sekelompok hanyalah Melvin dan Damar karena mereka satu kelas. Sementara Haidar, Aero, Tian dan Azka yang sebenarnya memiliki kelas yang berbeda justru ikut datang meramaikan ruang kamar Damar untuk menumpang wifi atau sekadar rebahan di atas karpet. Saat itu Yoga datang terlambat karena harus mengurus berkas untuk daftar les bahasa jerman di Goethe.

Melvin membalik halaman buku kimia di hadapannya sambil sesekali membenarkan kacamatanya. Sementara di sebrang meja ada Damar yang sedang sibuk mengetik makalah di laptop mengerjakan tugas kelompok yang diberi Pak Nazar hari ini.

"Dam, Yoga udah sampai mana? Dari tadi gak nyampe-nyampe tuh anak" Tanya Haidar menghentikan game Sudoku di hp-nya.

"bentar, gue tanyain" jawab Damar kemudian menyalakan layar hp-nya. Terlihat sebuah notifikasi chat masuk dari Yoga 3 menit yang lalu. Dengan segera ia menelponnya.

"Halo, Yog!"

"Dam, gue udah di depan rumah lo nih, yang pager item kan?"

"iya, langsung masuk aja. Anak-anak udah pada ngumpul nih"

"oke"

Baru saja Damar hendak mematikan telpon, tiba-tiba Yoga kembali bersuara. "Dam, bapak lo miara biawak ya?"

"hah? Enggak, keluarga gue gak ada yang miara biawak" jawab Damar bingung.

"lah, terus ini biawak siapa?!"

"YOG, LU SALAH MASUK RUMAH ANJIR!!!"

"IH BEGE, RUMAH LU CAT UNGU KAN?"

"BIRU BEGOOO, ITU RUMAH PAK TOHIR"

"PAK TOHIR SIAPE LAGI YA ALLOH, EH ANJIR BIAWAKNYA NYAMPERIN GOBLOG. HUSH HUSH!!" Teriak Yoga.

"YOG, BURUAN KELUAR! KALO KETAUAN LO DIKIRA MALING NTAR!"

"ANJING, PAGERNYA MACET". Dari seberang telpon Damar mendengar suara pagar yang berdecit.

"TUNGGU YOG, GUE OTW"

Dengan buru-buru, Damar langsung keluar kamar membuat teman-temannya yang lain kebingungan.

"Damar kenapa?" Tanya Azka menatap bingung ke arah teman-temannya.

"paling si Yoga nyasar" jawab Tian santai, matanya fokus menatap layar tab yang menampilkan gambar angsa hasil desainnya.

"samperin ajalah yuk". Baru saja tubuh Aero bangkit, tak lama Damar dan Yoga muncul. Wajah mereka terlihat berkeringat dengan nafas tersengal-sengal.

"lo berdua habis ngapain? lari-lari?"

Damar menunjuk tubuh Yoga, "Gara-gara nih anak, pake nyasar ke rumah Pak Tohir terus dikejar sama biawak yang punya rumah"

"HAHAHAHAHAHAHA ADUH KOK LO BEGO BANGET SIH" Teriak Aero tertawa ngakak diikuti oleh teman-temannya yang lain.

Sementara Yoga hanya melirik jengkel ke arah mereka. "abang ojolnya nurunin gue di depan situ, anjir".




Melvin dan Damar yang sudah selesai mengerjakan makalah, kini ikut asyik bermain PS4 bareng Yoga dan Haidar. Sementara Azka, Tian dan Aero masih fokus nonton kartun ghibli Kiki's Delivery Service dari laptop.

"vin," bisik Yoga.

"hmm" gumam Melvin, ia sedang sibuk mengatur stik ps karena sekarang gilirannya bermain.

"jadi gak ngomongin yang tadi? Mending sekarang aja"

"eh, oh iya. Bentar". Melvin lalu menurunkan ps stiknya dan mulai membuka mulut, "Guys, ada sesuatu yang mau gue omongin".

Mendengar Melvin bicara, otomatis seluruh perhatian mereka saat itu tertuju pada Melvin yang kini sedang menggaruk tengkuknya. "jadi gini, gue kepikiran gimana kalo kita bikin band buat tampil di pensi nanti?".

"band?"

"iya, kan pas banget tuh Damar Vocalist, Azka Synthesizer, Haidar drummer, Tian sama Yoga gitaris, Aero Bassist, terus gue yang megang keyboardist-nya" jelas Melvin sambil menunjuk teman-temannya satu-persatu.

"terus kita latihannya dimana?" Tanya Azka.

"kebetulan di rumah gue ada ruang studio musik, karena kakak gue pindah ke apartemen jadi ruangannya jarang dipake lagi. Kita bisa latihan disitu" jawab Yoga.

"bentar, ini beneran kita mau bikin band?"

"iya, Dar. Lumayan bakat lo akhirnya tersalurkan dari pada gebuk-gebuk galon kosong mulu" balas Tian yang kini menyandar pada guling.

"tapi gue belom lancar ngatur synthesizer" kini Azka yang bersuara.

Tangan kanan Aero kini bergerak merangkul bahu Azka, "gapapa, nanti semuanya juga belajar lagi buat mainin instrumennya. It's okay, man!"

"terus nama bandnya apa dah?"

"hotplay aja, lawannya coldplay"

"Indie aja Indie!"

"Hindia Belanda!!"

"GAPURA HANCUR DIBANGUN LAGI," Teriak Haidar sambil mengangkat tangannya yang terkepal.

"KARENA PERADABAN TAKKAN PERNAH MATI" Balas Aero sambil ikut mengangkat tangan.

"yang barusan ngomong blacklist ajalah pusing gua". Tandas Damar sambil memegang kepalanya yang puyeng melihat kelakuan teman-temannya yang sekarang malah asyik menyanyi lagu Hindia. Sementara Melvin hanya menggaruk pelipisnya mencoba berpikir nama band yang tepat untuk grupnya ini.

"gimana kalo Wave?"

Seketika semuanya langsung menatap Azka yang barusan bersuara.

"hmm.. Wave ya?" gumam Melvin yang sepertinya setuju dengan ide Azka.

"artinya apa?"

"wave kan artinya ombak, nah ombak itu dilaut. Harapannya kita bisa manggung di tengah laut" cetus Haidar asal.

Seketika sebuah bantal melayang menghantam wajah Haidar. Pelakunya kini memiting leher Haidar dengan barbar, sementara Haidar yang dipiting lengan Tian hanya tertawa ngakak.

Melvin kembali bersuara, "ada yang bisa jelasin maknanya?"

"Gue, gue!" seru Aero sambil mengangkat tangannya. "wave kan ombak ya.."

"ya tauuuu"

"Yog, abis ini lo yang gue piting ya!" ancam Tian.

"lanjutin, Ro"

"nah, layaknya ombak, harapannya kita semua bisa jadi sesuatu yang luar bisa, terus solid, dan walaupun kita gagal tapi kita gak pernah nyerah dan jadi kuat sekuat ombak yang melawan karang".

Seketika semuanya mengangguk setuju mendengar penjelasan Aero. Dan begitulah terbentuknya grup band yang bernama 'Wave'.

 Dan begitulah terbentuknya grup band yang bernama 'Wave'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











Hiii this is my first fanfiction, please vote and comment! hope you like it^^

btw teaser Awaken The World: Ten udah keluar YEEEYY 

JANGAN LUPA NONTON YA WEISHENNIES!!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wave - WayV fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang