Wang YiBo melihat jam tangannya yang kini sudah menunjukkan waktu dini hari. Ia menghirup napas lelah, dini hari dan la baru saja pulang ke Apartemennya setelah syuting. Tubuhnya terasa lelah sekali.Hari ini, ulang tahunku. Batinnya.
Yibo pun mengambil ponsel dari sakunya, membuka kunci layar hanya untuk sekadar melihat notifikasi. Namun, tidak ada notifikasi dari seseorang yang sedang la nantikan. Seseorang yang sudah memiliki hatinya.
Apa dia ketiduran?. Begitu pikirnya.
Setelahnya, Yibo kembali menyimpan poselnya. Namun baru saja la akan memasukkan ponselnya kedalam saku ponselnya justru berdering, menandakan adanya panggilan masuk.
Dari Ibunya.
Senyuman terpatri dibalik masker yang dikenakannya. Yibo segera membuka pintu Apartemen, menyalakan lampu lalu duduk disofa sementara tangan satunya melepas masker.
"Zhu ni shengre kuai le, Nak!" Seru Ibunya begitu Yibo menerima panggilan tersebut. Dalam layar ponselnya, dapat Yibo lihat ekspresi ibunya nampak cerah sekali. Tak urung membuat Yibo ikut tersenyum pula.
"Terima kasih, Ma." Jawabnya sambil menatap layar ponsel. Mereka melakukan panggilan via Video Call.
"Mama tidak menyangka,Yibo-nya Mama sudah dua puluh tiga tahun sekarang. Padahal Mama merasa baru kemarin melahirkanmu," Yibo lagi-lagi tersenyum mendengar perkataan Ibunya. Sejujurnya la rindu dengan kedua orang tuanya. Namun untuk saat ini la masih belum bisa pulang ke rumah.
"Dimana Papa?" Tanyanya saat sedari tadi hanya melihat Ibunya.
"Papamu tadi dikamar mandi. Oh, dia baru saja keluar." Ibunya pun mengganti kamera depan menjadi kamera belakang dan terlihat Ayahnya yang sedang berjalan menghampiri.
"Zhu ni shengre kuai le, Yibo." Begitu kata Ayah Wang sambil tersenyum. Kamera pun berpindah menjadi kamera depan kembali hingga menampakkan wajah dua orang tercinta tersebut sedang bersampingan.
"Terima kasih, Pa." Jawabnya sambil tersenyum.
"Semoga doa yang kau minta semua terkabul dan kau selalu bahagia." Kata Ayah Wang.
"Di bertambahnya usiamu, Mama berdoa semoga semua penantian akan menjadi kenyataan, semua keinginan bisa terwujud, semua yang diharapkan bisa sesuai keinginan, semua cita-cita bisa tercapai, semua doa bisa terkabul, semoga hari ulang tahunmu penuh kebahagiaan yang tak terbatas. Kami menyayangimu, Nak." Ucap sang Mama sambil menyunggingkan senyuman lembut. Sorot matanya begitu tulus begitu juga sang Papa yang ikut meng Aamiin-kan.
Mata Yibo rasanya memanas mendengar ucapan Ibunya begitu juga rongga dadanya yang menghangat.
"Terima kasih banyak, Ma, Pa." Ibu dan Ayahnya tersenyum disana.
"Lekaslah mandi, ada kejutan yang menantimu!" Begitu seru sang Ibu dengan nada riang. Yibo terkekeh kecil, menuruti perkataan Ibunya kemudian menutup panggilan setelah mengucapkan kata selamat istirahat.
Menghirup napas, Yibo segera melepas tas, topi serta sepatunya dan meletakkan di rak sepatu lalu la menuju dapur. Dapur yang jarang la gunakan untuk memasak kecuali bila seseorang yang sudah memiliki hatinya datang dan memakainya. Yibo mencuci tangannya lalu menuju kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BJYX Oneshot Fanfic Season 2
FanfictionKumpulan fanfic Oneshot BJYX, YIZHAN, WANGXIAO! #GongWangYibo #ShouSeanXiaoZhan #TopWangYibo #BottomSeanXiaoZhan