Chapter 2_ My Parents

236 18 5
                                    

Happy reading...
Typo everywhere...

____________________________________
.

.
.
.
'Jika kepulangan kalian hanya untuk sekedar singgah lalu kembali pergi, akan lebih baik lagi jika kalian tak pernah pulang sama sekali. Karena aku sudah terbiasa tanpa kehadiran kalian'

- Jingga Yeloa Agnetasya

°°°

Bel pulang sekolah akan berbunyi beberapa menit lagi, membuat tubuh Loa bergerak gelisah ditempatnya.

Namira yang merasa aneh dengan sikap Loa pun mulai angkat bicara. "Loa? Lo ngapa dah? Kek gelisah gitu mukanya?" Tanya Namira yang dibalas gelengan oleh Loa.

"Gapapa, gue pen boker anjir" Alibi Loa agar Namira tak curiga. Namun Loa tak bisa membohongi Namira, karena Namira sangat tau bagaimana sifat Loa dari kecil.

"Halah bacot lo ah, kek iya aja lo pen boker. Gue tau kali Loa tabiat lo itu kaya gimana" cibir Namira yang dibalas dengusan oleh Loa.

"Ck! Bokap nyokap nanti balik" jawab Loa sekenanya. Toh tanpa dijelaskan saja pun Namira akan tau akar masalahnya seperti apa.

"Yailah. Terus ngapa lo malah gelisah coba?harusnya lo Excited lah lihat Your Parent lo itu balik. Bukan malah kek gini" ujar Namira yang dibalas decakan oleh Loa.

"Lo tau kan Nam? Dari dulu gue tuh udah terbiasa tanpa kehadiran mereka. Dan sekarang lo lihat kan? Mereka dengan santainya mau balik kerumah setelah apa yang dia perbuat selama ini?gak habis pikir gue" sungut Loa sambil menggelengkan kepalanya.

"Loa? Gue tau dan gue ngerti gimana perasaan lo saat ini. Tapi menurut gue lo gak boleh kek gini sama mereka, mereka kerja itu buat lo juga sama bang Justin" ujar Namira menasehati Loa.

"Dengan cara ninggalin gue gitu?Nam, gue bisa aja nerima kalo mereka itu sibuk kerja tapi mereka bisa luangin waktunya buat gue sama bang Justin. Tapi apa? Mereka sama sekali gak pernah temuin gue sama abang. Setiap gue minta mereka buat pulang mereka selalu menolak dan bilang kalo mereka sibuk lah, banyak kerjaan lah. Sebegitu gak pentingnya ya gue buat mereka sampe sampe mereka lebih milih pekerjaannya dari pada anak kandungnya sendiri. Gue rindu kasih sayang orang tua gue Nam, dan gue iri sama mereka yang bisa menghabiskan waktunya sama keluarga mereka, gue iri Nam..."lirih Loa dengan tatapan sendunya, matanya sudah berkaca kaca menandakan bahwa Loa sangat rapuh saat ini.

"Gue duluan" Pamit Loa saat bel pulang sekolah sudah berbunyi, Loa langsung saja mengambil tasnya dan melangkah keluar kelas. Meninggalkan Namira yang menatapnya dengan tatapan nanar.

Jujur, Namira sangat merasa iba dengan kondisi Loa saat ini. Dari kecil Loa tak pernah mendapat kasih sayang lebih dari orangtuanya. Sampai Namira meminta pada Orangtuanya sendiri untuk menganggap Loa sebagai anaknya seperti Namira.

Namira sangat menyayangi Loa, Loa adalah sahabat satu satunya Namira yang selalu ada disaat Namira suka maupun duka. Bahkan Loa selalu menghibur Namira ketika Namira sedang berada di titik terendah dalam hidupnya, walaupun iya tau dirinya sendiripun sama sama mengalami masa terpuruk juga. Namun Loa selalu berusaha untuk membuatnya tertawa dan bangkit dari keterpurukannya walaupun hidupnya sendiri selalu memikul beban yang menurut Namira sangat rumit untuk ukuran remaja seperti Loa.

Lack Of Attention [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang