Suara musik terdengar sejak beberapa jam yang lalu. Kim Yerim duduk di kursi yang berada di dekat stan pastry ditemani Bae Joohyun yang baru saja datang. Kim Seokjin sendiri memilih untuk berbaur bersama beberapa kolega yang kebetulan juga datang ke pesta pernikahan Taehyung dan Sooyoung.
Resepsi pernikahan Taehyung dan Sooyoung dilaksanakan di ballroom sebuah hotel berbintang di kawasan Gangnam. Tamu yang diundang sebagian besar hanya keluarga, kerabat, dan kolega dekat saja. Sooyoung memang ingin melaksanakan pernikahan secara private tanpa mengundang awak media.
"Sudah makan, Rimie?" tanya Joohyun sambil meminum jus yang barusan pelayan beri.
"Tadi sore, sih, sudah," Yerim meminta segelas wine kepada seorang pelayan sebelum melanjutkan, "Kim Taehyung bisa mengamuk kalau aku tidak makan sebelum acara dimulai."
Joohyun terkekeh. Dia tahu betul kalau Taehyung merupakan tipikal kakak yang sangan protektif. "Berarti dia sayang padamu."
"Ne, aku tahu itu," Gadis Kim menatap sang kakak yang sedang tertawa lepas dengan teman-teman dekatnya semasa SMA--tentunya dengan Sooyoung yang juga ikut terkikika. "Aku bersyukur karena oppa bisa mendapatkan gadis yang baik seperti Sooyoung unnie. Rasanya, aku jadi tidak perlu mengkhawatirkannya lagi."
Suara Yerim sangat pelan. Namun, Joohyun dapat mendengarnya dengan jelas. Kening wanita itu mengerut--merasa prihatin dengan sang sepupu ipar. "Kamu juga pasti akan mendapatkan laki-laki yang baik, Rimie. Aku yakin itu."
Yerim tersenyum tipis. "Hm, gomawo, unnie."
Tak lama kemudian, terdengar suara Saeron yang memanggil dari arah panggung tempat keluarga inti Kim dan Park berkumpul. Melihat itu, Yerim berkata, "Ah, sepertinya foto keluarga. Aku permisi dulu, unnie."
Setelah mendapat anggukan dari Joohyun, Yerim melangkah cepat ke arah Saeron. Mungkin karena terlalu buru-buru, Yerim sampai menabrak salah seorang tamu yang kebetulan sedang membalikkan badan.
"Ah, mian," Yerim berujar pelan tanpa menoleh ke arah laki-laki yang dirinya tabrak. Dia kembali mempercepat langkahnya.
Sesampainya di panggung, Saeron tampak terperangah. Yerim yang melihat itu mengerutkan kening. "Saeron-ah neon wae-,"
"Rimie, Ron-ah, palli! Jangan berdiri di situ saja!" Mama Kim memotong ucapan Yerim. Tanpa banyak kata, keduanya segera memposisikan diri di samping Papa Kim. Saat tatapan mata Yerim mengarah ke depan, barulah dia mengerti arti dari keterkejutan Saeron tadi.
Di sana, di antara teman-teman dekat Taehyung, Jeon Jungkook berdiri sambil menghadap ke arahnya. Tatapan mereka bertemu. Namun, Yerim memutuskan tatapan tersebut tatkala fotografer mulai menghitung mundur. Walaupun sulit, Yerim tetap berusaha untuk tersenyum seceria mungkin.
Jeon Jungkook tersenyum tipis saat seorang petugas valet mengambil alih mobilnya. Sambil menyerahkan kartu undangan kepada petugas hotel, Jungkook mengedarkan pandangan--mencoba mencari seseorang yang mungkin dirinya kenal.
Hari ini Kim Taehyung--teman baiknya, menikah dengan seorang model cantik. Papa & Mama Jeon beserta Somi sudah berada di dalam. Jungkook memang ingin datang sendiri, karena terdapat beberapa urusan yang harus dia selesaikan terlebih dahulu. Kemudian, petugas hotel lainnya mengantarkan Jungkook ke ballroom. Mata Pemuda Jeon menyusuri ruangan yang ternyata cukup ramai--berusaha mencari keberadaan keluarganya.
"YYA! JEON JUNGKOOK!" Suara teriakan itu membuat Jungkook menoleh. Dilihatnya Jung Hoseok yang sedang berkumpul bersama teman-teman SMA mereka dulu.
Jungkook tersenyum simpul sambil mendekati mereka. "Apa kabarmu, hyung?"
"Baik," Hoseok memeluk Jungkook singkat. "Kenapa kau semakin tampan saja, eoh?"
Ucapan Hoseok membuat Jungkook yang sedang bergantian memeluk Namjoon, Seokjin, dan Yoongi, tertawa. "Sepertinya sudah sangat lama kita tidak bertemu," ujar Jungkook setelahnya.
"Eoh, kukira kau tidak akan datang," komentar Park Jimin yang baru saja mengambil wine. "Ternyata masih berani juga untuk hadir kemari."
Kening Jungkook mengerut. Sedikit tersinggung dengan kalimat sarkas Jimin. Suasana di antara mereka berlima menjadi hening.
Kim Seokjin yang akhirnya bersuara duluan, "Jimin-ah, jangan begitu. Semuanya sudah berlalu."
"Tidak apa-apa, hyung," Jungkook berkata dengan datar. "Aku pamit sebentar untuk mengambil wine."
Tanpa menunggu balasan dari teman-temannya, Jungkook berbalik dan buk. Jungkook tidak sengaja menabrak seorang gadis dengan dress putih.
"Ah, mian," ucap keduanya secara bersamaan. Belum sempat melihat wajahnya, gadis berambut pendek itu malah setengah berlari ke arah panggung. Jungkook terus mengikuti punggung gadis itu.
"Kim Yerim?" Jungkook berkata pelan saat gadis tadi menghampiri Saeron yang sekarang memberi tatapan terkejut padanya. Kedua gadis itu kemudian berdiri bersisian--bersiap untuk sesi foto bersama keluarga inti. Tepat saat gadis bergaun putih tadi berbalik, Jeon Jungkook terpaku.
Tatapan keduanya bertemu. Jungkook dapat melihat ekspresi gadis itu yang sangat terkejut dengan kedua mata membulat. Hanya sebentar, sebelum akhirnya gadis itu memutuskan pandangan dan beralih ke kamera. Meninggalkan Jeon Jungkook yang masih diam termenung di tempatnya.
AKHIRNYA JUNGRI KETEMU JUGA YAK GAES, WKWKWK.
Btw, yang aku cantumin di media itu foto Yerim pake dress putih ya! Tapi, Yerim versi rambut pendek sebahunya, hehehe. Soalnya di cerita ini, di bayanganku rambut Yerim udah pendek. Pokoknya semenjak pindah ke Boston, dia langsung potong rambut gitude untuk mulai semuanya dari awal lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGHT FOR YOU «jjk.kyr»
Fanfic[Sequel of IGNORANT] Bagi Jeon Jungkook, pilihan hanya tersisa dua; bersama Lee Jieun atau kembali bersama Kim Yerim.