Rabu, 21 Oktober 2020
"Alviiinnn!!" teriak seorang cewek di tengah kantin membuat meja Alvin dan Risha melihat ke arahnya.
Cewek itu berlari, menubruk siapa saja yang ada di depannya, dia tidak mau tahu bagaimana reaksi orang orang yang di tabranya, keinginannya detik ini adalah memeluk Alvin-nya ... Risha.
Cewek itu memeluk badan Alvin dari belakang yang sontak di lepas kasar oleh Alvin, cewek itu akan jatuh jika tidak di tahan oleh kedua sahabatnya.
"Lo apa apaan sih Alvin!" bentak salah satu teman cewek itu.
"Lo yang apa apaan," jawab Alvin dengan aura dingin.
"Alvin, lo kenapa sih? lo gak seneng gue dateng?" tanya cewek itu.
"Mau lo mati sekalipun gue gak peduli, Nada," jawab Alvin sambil berdiri, lalu menarik lembut tangan Risha yang sudah dingin dan keringatan.
Vandy dan Raka pun sama, mereka berdiri lalu berlalu dari meja itu, lalu di susul oleh Oliv yang tidak tau permasalahannya, dan terakhir, Manda.
Namun, ketika Manda ingin melangkahkan kakinya, tangannya di cekal oleh Nada, namun di tepis oleh si empunya.
"Cih! gue cuma mau nanyak sama lo, belagu banget!" ujar Nada sambil melepaskan tangannya dari tangan Manda.
"50 detik dari sekarang," ucap Manda datar.
"Yang Alvin gandeng tadi siapa?" tanya Nada dengan nada angkuhnya.
"Pacarnya,"
"Oh pacarnya, hm," ucap Nada sambil menyunggingkan bibir kanannya.
"Kenapa lo?" tanya Manda curiga.
"Bilang sama PACARNYA Alvin, mending putus dari sekarang atau,"
Nada melihat Manda, "gue sendiri yang akan bertindak," desis Nada lalu pergi dari situ bersama dengan kedua anteknya."Bangsat!" desis Manda sambil mengepalkan tangannya, lalu keluar dari kantin.
Sementara Alvin, membawa Risha ke belakang sekolah, lalu duduk di kursi yang berwarna biru tua.
Alvin menghela nafas kasar, membuat perasaan Risha semakin kalut, Risha masih diam dan mencerna kejadian yang barusan terjadi.
Nada? siapa orang itu? mengapa Alvin dan Nada saling kenal? dan mengapa Nada terlihat sangat dekat dengan Alvin? ada hubungan apa mereka? Begitu banyak pertanyaan yang terlintas dipikiran Risha tentang Nada, Nada dan Nada.
Alvin melihat ke arah Risha yang masih diam, seperti memikirkan sesuatu, lalu Alvin mengusap kepala Risha, membuat Risha tersadar dari lamunanya.
"All will be fine, okay?" lirih Alvin sambil tersenyum kecil, lalu menurunkan tangannya.
"Mereka siapa Vin?" tanya Risha tentang Nada yang Alvin sudah tebak sebelumnya.
"Nanti aku ke rumah kamu ya," ujar Alvin mengalihkan pertanyaan sembari memalingkan wajah nya.
"Vin aku tanya mereka siapa?!" tanya Risha sedikit berteriak dengan mata yang mulai berkaca kaca.
"Iya nanti aku jelasin, tapi ... gak sekarang,"
"Kamu pernah pacaran sama dia?"
"Enggak,"
"Pernah suka?"
"Enggak,"
"Cinta?"
"Cinta pertamaku itu kamu," ujar Alvin meyakinkan Risha.
Risha memalingkan wajahnya, dia bingung, antara percaya atau tidak, hati dan pikiran Risha bertolak belakang. Hatinya mengatakan bahwa ia harus percaya, namun pikirannya malah sebaliknya. Risha bingung, manakah yang harus ia percaya?
KAMU SEDANG MEMBACA
SHALVIN
Teen FictionSequel dari HANTU BELAKANG SEKOLAH Orang yang paling menyakitimu, adalah orang orang terdekatmu. -Ferisha Ravelyn Lexandra- Cover by: HannahSmith