Bagian 3

35 12 0
                                    

Film pun selesai, kami ber empat segera meninggalkan ruangan.


"Huftt, lumayan lah lumayan, 8/10 lah rating nya menurut ku" celetuk Alya.

"Perasaan lebih Sereman kamu Al kalo lagi marah haha" ucap ku bercanda.

"ihh si anjir, tapi serem-serem gini temen mu juga kan? hahaha" balas nya sambil merangkul ku.

"Kalian itu udah aku anggap keluarga sendiri tau!"

"Eh lan, maafin Elzan tadi ya, dia emang gitu orang nya, suka tempramental, tapi dia sebenarnya baik kok" ucap Miranda sambil merangkul ku juga.

"Iya, tapi emang salah aku juga sih, kenapa nendang kepalanya" balas ku sambil menggaruk kepala.

"Ehem, tadi kayak nya ada yang janji beliin Wulan novel deh, hahaha" celetuk Salma membuat mataku langsung fokus ke Miranda.

"Ehh iya mir, mana nih janji kamu!" balas ku ke Miranda.

"Thanks sal, udah di ingetin hehe" ucap Miranda sinis.

"iya sama-sama, hahaha" balas salma sambil ngakak"

Kami pun segera pergi dari bioskop menuju ke Gramedia untuk mencari novel yang lagi best seller.

Miranda mencoba mencarikan aku novel yang bagus dan sudah pastinya murah hahaha.

"Eh lan, novel ini bagus deh kayak nya, udah 14 juta kali di baca nih di wattpad" Miranda menunjukan novel yang bercover putih dan bergambar bulu berwarna ungu.

"Itu aku udah baca, bagus kok cerita nya, kalo ngga salah nama pemeran cewek nya itu salma deh"

"Apa?" Salma menoleh.

"Bukan manggil kamu sal, tapi di novel ini nama pemeran nya Salma hehe"

"Ohh kirain manggil" Salma pun langsung memalingkan pandangan nya menuju ke buku biologi yang dia baca.

"Yang lain dong mir"

"Aku ngga banyak tau novel kali, kalo aku beli novel ya liat berapa banyak di baca hehe" jawab Miranda sambil menyeringai.

"Yaudah, aku cari sendiri aja deh" balas ku sambil melihat lihat di rak novel.

"Alya mana?" tanya Salma.

"Eh iya, mir, Alya mana?"

"Dia lagi di rak komik, penggila anime satu itu kalo udah di gramed pasti tujuan nya ke komik" balas Miranda tapi matanya tertuju ke arah area musik"

Terdengar petikan gitar yang terdengar merdu dari arah area music.

"Eh mir itu yang main gitar temen kamu tadi kan? Siapa namanya? Arnold ya?" celetuk ku membuat Miranda tertawa.

"Hahaha, Elzan lan itu namanya Elzan, E.L.Z.A.N, bentar ya aku samperin dia dulu" Miranda pun segera berjalan menuju Elzan.

Selain kece dia keren juga main gitar kayak nya aku minta bantu miranda aja deh deketin sama dia hehehe tapi mustahil ga ya kl kami bakalan ketemu lagi "dalam hati wulan yang sedang memikirkan elzan"

Petikan gitar Elzan itu membuat pandangan orang-orang yang berada di Gramedia tertuju padanya, alunan musik yang di mainkan Elzan itu seakan menyiratkan perasaan seseorang yang sedang sepi, sendiri, dan butuh kasih sayang, semua hati meleleh mendengar permainan gitar Elzan seakan merasakan aura kesendirian yang di ciptakan oleh permainan gitar itu. Saat Elzan menyadari banyak orang melihat ke arah nya, dia langsung menaruh gitar itu kembali ke rak nya, seketika hening saat Elzan mengembalikan gitar itu ke rak nya, dan dua detik setelah nya, banyak tepuk tangan yang di tujukan ke pada Elzan, tatapan Elzan yang dingin saat di bioskop tadi berubah menjadi mata yang sangat senang, seakan dia sudah membagikan keluh kesah nya melalui gitar sebagai perantara nya.

"Gilaa El, merinding gue denger nya" celetuk Miranda "sumpah bagus banget!"

"Cuma iseng kok, udah ah gue mau pulang, bye mir"

"Mas, jadi beli gitar ngga?" tanya mas pelayan.

"Ngga jadi, cuma test aja" balas nya.

"Woyy, gue dapet komik langkah nihh, udah jarang di pasaran!" teriak Alya mengagetkan aku dan Salma yang sedang fokus melihat Miranda dan Elzan.

"Ehh kalian liat apaan?" lanjut Alya dengan muka bingung.

Miranda berlari menuju ke arah ku membawa senyum lebar di wajah nya
Kami pun bergegas ke kasir setelah mendengar "entar aku yang bayar" dari mulut Miranda. Aku membawa 2 novel, Salma membawa 2 buku biologi dan fisika, Alya membawa 5 komik pilihan nya.

"Mbak, semua buku ini, dia yang bayar" Salma menunjuk ke arah Miranda yang masih senyum-senyum sendiri di belakang, bahkan dia ngga tau kalau kata-katanya tadi bisa bikin dia ngga jajan selama seminggu.

"Eh sal, kita ngga terlalu berlebihan nih ambil buku nya?"

"Yah enggak lah lan, kapan lagi beli buku di bayarin Miranda? Langkah nih!" balas Salma sambil mengacung kan jempol nya.

"Bener sih, hehe"

"Semuanya 600.000 mbak, mau bayar cash apa kartu credit?"

"Woy, mir bayar nih!" teriakan Salma memecah lamunan Miranda.

"E-eh? Kalian juga minta bayarin? Kan aku cuma mau bayarin Wulan" balas Miranda kaget.

"Elehh pura-pura lupa, tadi kan kamu bilang *entar aku yang bayar* Yaudah, jadi kamu yang bayar hehe"

"Patungan dong, bisa abis duit jajan ku nih" balas Miranda sambil melihat isi dompet.

"Udah, itung itung uang peje nanti hehe" balas Alya dan langsung menarik tangan ku dan Salma meninggalkan Miranda sendirian di kasir.

pertemuan singkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang