Satu

40 2 0
                                    

Happy Reading!


Sinar mentari mulai menerobos masuk gorden jendela tempat Winny mengarungi mimpi. Alarm yang dipasangnya tadi malam berbunyi nyaring. Perlahan Winny membuka mata, kemudian ia raih handphone yang terletak di meja samping kasur dan mematikan bunyinya.

"Pukul 05.30, belum terlambat untuk bangun, bukan? Aku rasa, tidak," gumam Winny pelan.

Winny melangkahkan kaki menuju jendela, membukanya dan menghirup perlahan udara segar di pagi hari. Itu adalah kebiasaan Winny sebelum beraktivitas. Setelah lima belas menit menikmati udara segar, dengan malas ia berjalan menuju kamar mandi dan bersiap-siap untuk berangkat sekolah.

Winny berjalan menuju dapur dan menikmati sarapan bersama orang tuanya yang sudah duduk di meja makan terlebih dahulu. Setelah menghabiskan sarapannya, Winny beranjak dari duduk, dan bersiap untuk berangkat sekolah.

"Ma, Pa, Winny berangkat sekolah dulu, ya," ucap Winny sambil menyalami orang tuanya.

"Kamu mau berangkat pakai apa?" tanya Haslan Hudson, papa Winny.

"Pakai mobil aku dong, Pa. Masa anak kesayangan Papa naik angkot?" jawab gadis cantik yang bernama lengkap Winny Aprilia Hudson.

"Kamu lupa atau pura-pura lupa? Kamu masih Papa hukum gak boleh bawa mobil," jelas papa Winny sambil melipat koran yang selesai ia baca.

"Yaahh, Papa. Udah dong hukumannya. Aku janji deh gak akan bolos sekolah dan gak akan nakal lagi, tapi sudahi hukumannya ya, Pa, please," ucap Winny memelas sambil memeluk lengan sang papa.

"Gak bisa! Ini bukan pertama kalinya kamu janji, udah kesekian kali kamu bohong sama papa," ucap papanya tegas sambil beranjak dari tempat duduk, kemudian berkata, "Ayo, cepat naik mobil, nanti telat. Pulang sekolah papa jemput, kalau kamu berani pergi papa perpanjang hukumanmu."

"Iya, Pa, iya. Aku minta maaf. Jangan marah-marah, nanti darah tinggi, loh," jawab Winny dengan wajah merengut sambil masuk ke dalam mobil papanya.

***

Winny melangkahkan kaki menuju kelas sembari membalas sapaan dari teman-temannya. Bel berbunyi, tanda jam pelajaran pertama dimulai. Suasana kelas seketika sepi dan senyap bersamaan dengan masuknya Bu Dewi, guru matematika yang terkenal killer dan ditakuti oleh siswa-siswi SMA Sentosa. Dua jam terasa begitu lama bagi mereka yang duduk di kelas XII IPS 1.

Jam istirahat pun berbunyi, sudah waktunya siswa-siswi untuk melegakan dahaga dan mengisi perut. Mereka berlomba-lomba menuju kantin, seolah-olah makanan yang terjual di kantin akan habis jika terlambat sedikit saja. Begitu juga yang dilakukan oleh Winny and the genk, mereka berjalan cepat menuju kantin dan menduduki meja yang sudah mereka klaim sebagai punya mereka. Tak ada satupun siswa-siswi di sekolah itu berani duduk di sana. Jika sampai ada yang berani, mereka harus bersiap untuk di bully oleh Winny sang idol sekolah.

"Win, kamu pesan apa?" tanya Dinda sahabat Winny sedari SD.

"Aku nasi goreng sama es jeruk aja," jawab Winny sambil memainkan handphonenya.

"Aku bakso dan teh es, ya," jawab Sisil sahabat mereka dari SMP sebelum ditanya Dinda.

"Oke, aku pesanin dulu," ucap Dinda sambil berdiri, kemudian berjalan menuju counter makanan langganan mereka.

Setelah memesan makanan mereka, Dinda kembali ke meja dan duduk di samping Sisil kemudian bertanya, "Win, Sil, nanti malam nongkrong tempat biasa gak?"

Pengantin SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang