✨💓deg - degan (2)💓✨

960 145 24
                                    

Setelah ijab qabul terlaksana, kedua keluarga kini berada diruang makan, menikmati masakan yang tersaji dimeja. Dari mulai daging, sayur, ayam,  sampai buah.

"ayo silahkan dimakan" ucap bunda mempersilahkan

"waduh banyak ya masakannya, enak nih kayaknya" om Ahmad menanggapi, memang demen makan sih sebenarnya jadi semua keliatan enak dimata dia

"hahahh iya pak cobain rendang nya, ini paling juara deh" kata Ayah

"gak lagi diet kan mam? Nyesel kalo gak makan loh hahha" ucap bunda pada mami.

"gak diet bun, dikost anak-anak sering coba masak - masak yang disuruh cobain saya, mana bisa diet kalo begitu bun"

"waduh, iya ya mam. Cobain ini ya mam ayam rica-rica buatan Irene nih" tawar bunda, sedang Irene sedari tadi cuma lirik - lirik aja liat kelakuan ayah bundanya yang gampang akrab sama orang, padahal baru pertama ketemuan.

Sedang asik - asiknya lirik kanan, lirik kiri. Irene malah ditegur sama bundanya. Lantaran sedari tadi diam saja, gak bersuara.

"adek kok diem aja? Itu diambilin dong makannya buat mas mu" ucap bunda yang sedari tadi melihat piring mas sehun masih kosong, dan anaknya itu malah bengang-bengong aja.

Mas Sehun yang lagi ngobrol sama bang Suho sambil makan buah anggur pun membalas

"eh gak papa bun, lagi makan anggur. Nanti ngambil sendiri kok"

Duh Irene semakin diam, bingung dia tuh. Dari tadi deg - degan parah karna deket Mas Sehun alias Mas Suami. Makannya dia diem aja. Padahal kan ga bakal Mas Sehun gigit. Sekarang sih enggak, tapi gatau nanti.

"em- Mas mau makan apa? " tanya Irene yang udah memberanikan diri, mengesampingkan detak jantung yang gak karuan.

"eh. Apa ya?..."

Yah malah mikir si Mas Sehun, cepet mas! Bisa pingsan lagi istrimu itu!

"masakan kamu yang mana? "

"ini, ayam rica-rica sama capcay"

"yaudah itu aja" ucap mas sehun tersenyum manis melihat Irene yang menunjuk beberapa makanan buatannya

"ini mas"

"makasih... " (⌒_⌒)

Irene cuma bisa mengangguk saja, udah gak tahan dia mau teriak, segitu hebat efek berdekatan dengan suaminya tersebut.

Para anggota keluarga yang lainnya cuma bisa senyum-senyum ngeliatin pengantin baru, awkward begitu. Lebih tepatnya Irene yang awkward deket-deket Mas Sehun.

Mas Sehun cuma bisa senyam senyum aja, seneng nya bukan main. Udah nikahin anak orang, baik, pinter masak, cantik, mungil, gemesin. Astagfirullah masih siang aja, ini gak bisa dicepetin aja langsung malem gitu?

Oke. Lanjut. Sesudah makan siang dan shalat Dzuhur berjamaah yang di imami oleh om Ahmad, kenapa gak Mas Sehun? Simpel aja, Karna om Ahmad yang sering jadi imam di masjid.

Mereka semua sudah berkumpul di ruang keluarga sekarang, berniat untuk diskusi dan meminta izin membawa Irene ke rumah baru Mas Sehun.

Mas Sehun menjelaskan, bahwa ia ingin membawa Irene tinggal di rumah barunya, tak lupa memberi tahu alamat serta foto dan fasilitas rumah barunya. Se-niat itu Mas Sehun minta izin. padahal Irene sudah menjadi tanggung jawab Mas Sehun sepenuhnya, bukan tanggungan orang tua lagi.

Tapi Mas Sehun yakin, gak ada orang tua yang rela melepas anaknya begitu saja, kalaupun mereka sudah menikah pasti ada saja orang tua ikut andil dalam rumah tangga anaknya bukan?
Jadi Mas Sehun hanya ingin bersikap sopan dan meminta secara baik-baik agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

~ KOST-AN ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang