Mungkin Kah? ⏳

97 14 13
                                    

"Aku tak akan membiarkanmu terluka dihadapanku." -Alvin Adreas.

Rebahan itu enak bukan? Pasti enak dong. Hal itulah yang sedang Alvin lakukan saat ini. Meskipun badannya terlihat santai, namun tidak dengan pikirannya. Ingatannya kembali berputar tentang kejadian kemarin malam saat akan pergi ke bagian belakang sirkus.

"Alvin berhenti!" seru Adel sambil mengambil sesuatu yang tak sengaja diinjak nya.

"Ada apa Del? tanyaku yang kebingungan.

"Aku gak sengaja nginjak ini," ucap Adel sambil menunjukkan sesuatu yang tidak sengaja diinjaknya tadi.

"Apa itu?" tanyaku yang masih tidak mengerti

"Ini buku kuno Alvinn," jawab Adel dengan gemas.

"Buku kuno? Kamu dapat dari mana?"

"Tadi aku gak sengaja nginjak waktu jalan di belakangmu." jelas Adel.

"Oh gitu, yaudah ini mau kamu bawa atau gimana?"

"Aku bawa deh, aku juga pengen tau isinya."

"Yaudah, kita langsung pulang aja yuk!" ajakku pada Adel.

Daripada aku mati penasaran sama isi buku itu, mending aku ke rumah Adel sekarang, monolog Alvin.

Dengan cepat Alvin mengambil ponselnya yang tadi sempat ia lemparkan sembarangan. Setelah ia rasa tak ada hal penting lagi yang akan dibawa, ia segera pergi ke rumah Adel.

Tok... Tok... Tok...

Suara ketukan menggema di dalam rumahnya. Mendengar hal itu Adel segera berjalan menuju pintu utama rumahnya.

"Eh Alvin, masuk," ucap Adel setelah membuka pintu rumahnya.

"Iya, Del."

"Ada apa, Vin?"

"Em aku kepo nih sama isi buku kemarin, kamu udah baca gak?"

"Kebetulan nih, aku baru mau baca. Kita baca bareng aja yuk."

Adel mengajak Alvin pergi ke kamar untuk membaca buku itu. Mengapa harus di kamar? Karena orang tua Adel belum mengetahui apapun tentang buku kuno itu. Dan Adel tak beraniat memberitahunya. Karena ia sudah menduga bagaimana reaksi yang akan di berikan oleh kedua orang tuanya.

Mereka pasti akan heboh, seakan-akan buku kuno itu adalah hal yang berbahaya. Adel tau mereka khawatir dengannya. Namun tetap saja kadang kala Adel kesal dengan reaksi yang berlebihan itu.

Saat di kamar Adel segera mengambil buku kuno itu yang ia taruh di dalam laci dekat tempat tidurnya. Setelah dapat, ia membawa ke meja belajarnya untuk dibaca bersama dengan Alvin.

"Bahasa apa ini?" ucap mereka bersamaan. Mereka lupa bahwa yang mereka temukan adalah sebuah buku kuno. Dan pastinya mereka tak mengerti.

Alvin segera mengambil ponselnya dan mencari tahu. Dan ternyata, menggunakan aksara panca-Palawa dengan menggunakan bahasa Sanskerta.

Dengan cepat mereka mencocokkan huruf-huruf tersebut. Namun, seperti yang mereka kira, tak semudah itu. Karena itu semua merupakan hal bayi bagi mereka. Setelah bersusah-payah memahami isi buku tersebut, akhirnya mereka mendapatkan suatu kesimpulan. Yaitu, buku kuno tersebut membahas tentang perjalanan waktu.

Hanya satu pertanyaan di benak mereka, MUNGKINKAH ITU TERJADI??

"Del, ini nyata kan?" tanya Alvin yang masih tak percaya.

"I-ini nyata Vin," jawab Adel dengan perasaan yang sama, tak percaya.

Meskipun mereka tak percaya, namun mereka ingin merasakan, bagaimana sensasi perjalanan waktu. Pergi ke masa lalu atau masa depan.

"Vin, kita coba yuk."

"Kamu serius Del? Ini berbahaya."

"Iya aku tau, ini juga hal baru bagi kita kan. Tapi aku pengen banget Vin."

"Tapi Del, aku gak mau terjadi sesuatu denganmu."

"Aku tak apa-apa Vin. Lagipula aku bersamamu bukan? Aku percaya jika bersamamu aku kan baik-baik saja."

"Tapi Del-"

"Percaya deh Vin. Aku baik-baik aja. Aku tahu kamu pasti tidak akan membiarkan aku terluka," ujar Adel memotong perkataan Alvin.

"Hmm, aku tak akan membiarkanmu terluka dihadapanku."

"Nah gitu dong. Jadi kita sepakat kan?"

"Iya, yaudah mulai besok kita akan cari apa aja yang di perlukan. Mari kita baca baik-baik."

***

Malam semakin larut namun Alvin tetap termenung di depan rumahnya. Ia tak bisa membayangkan apa yang akan dia lakukan dengan Adel.

Di sisi lain, Adel pun melakukan hal yang sama. Termenung di dalam kamarnya. Melihat langit-langit kamar sambil merentangkan badannya membentuk sebuah bintang yang besar. Dengan mata yang menerawang jauh apa yang akan mereka lewati nanti.

Mereka sama-sama berharap agar tak ada suatu hal yang akan membahayakan mereka dan juga orang lain.

Selamat malam, guys! Semoga suka, jangan lupa tinggalkan jejak ya!

Lintas WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang