Satu.

1.1K 78 0
                                    

Kantung Dimensi
Kegelapan.

Itu hal pertama yang aku ingat.

Gelap dan dingin- sesuatu yang sudah biasa bagiku. Tapi kemudian aku melihat cahaya, itu adalah jenis cahaya yang berbeda. Itu tidak seperti cahaya yang dulu kusuka lalu ku khianati. Cahayanya lembut - tidak menyilaukan dan sepertinya tidak mengusir kegelapan, itu dilindungi oleh kegelapan. Dan kemudian cahaya itu berbicara kepadaku.

"Ultraman Belial..."

"Siapa kau?!"

"Kau tidakperlu tau itu sekarang, nanti-nanti saja."

"Apa yang kau inginkan dariku?!"

"Memberikanmu kesempatan kedua "

"Apa?!"

"Kesempatan kedua, untuk menebus dosa-dosamu"

"Kenapa?" Tanya ku dengan suara yang agak goyah

Cahaya itu "menyeringai" dan menjawab "Nanti kau juga tau."
.
.
.
.
"Baiklah" Aku ragu-ragu jawab

"Siap-siap ya, bakal sakit nih." Ucap cahaya tersebut

Seketika tubuhku dikeliling cahaya dengan beragam warna - merah, biru, putih, kuning, pink, abu-abu, coklat, oranye, dan Hitam.

Rasanya sakit luar biasa, seluruh tubuhku bagai di remas-remas menjadi butiran pasir. Kepalaku seperti meledak berkali-kali, lalu pulih, lalu meledak lagi, tersiksa tanpa henti. Aku meronta-ronta, memukul, menendang, karena aku tidak tahan, sudah lama sekali aku tidak merasakan sakit seperti ini.

Lalu, tiba-tiba rasa sakit itu mereda.

Saat aku membuka mataku, yang kulihat bukan hanya tubuhku yang sudah kembali seperti dahulu. Tapi juga cahaya itu, bukan, itu bukan cahaya lagi, tapi itu api kecil.

Api itu bertambah besar dan membentuk sosok perempuan dengan rambut merah yang diikat dan mata yang seperti besi berwarna biru dan iris berbentuk bulan sabit. Mata yang unik.

"Nah sekarang, silahkan, carilah tempat baru yang bisa kau sebut rumah." Dengan itu dia menaruh tangan berapinya di dada ku dan tubuhku terenyak dengan keras.

Saat itu aku sadar, yang sekarang didepanku adalah bumi.

Rumah Nebula

Saat sedang asik-asiknya main game, Tiba-tiba saja bulu kuduk Riku berdiri.

"Hiiiiiiii"

"Ada apa Riku?" Tanya Pega yang berada disampingnya.

"Gak tau, tiba-tiba aja aku ngerasa ada yang aneh." Jawab Riku sambil memeluk dirinya sendiri. "Perasaanku gak enak"

Sebulan kemudian

Riku yang ditemani Pega, sedang berjalan pulang dari minimarket. Habis beli jajanan

"Ne Riku, belakangan ini monster pada gak ada yang monster yang nyerang. Kenapa ya?" Tanya Pega dari dalam bayangan Riku

"Aku juga gak tau. Mungkin monsternya udah abis." Jawab Riku asal

Setelah berjalan beberapa menit Riku dan Pega sudah kembali ke rumah nebula.

"Riku!" Sambut Moa. Yang ternyata sedang bertamu kerumah Nebula.

"Moa!" Balas Riku, mereka berdua pun melakukan salam don shine mereka. "Kok tumben kamu datang jam segini." Lanjutnya

"Karena ini." Kata Zena yang tiba-tiba muncul. Dia pun memberikan kode pada REM, dan munculah sebuah foto di layar. Foto seseorang...

"Itu kan mirip ..." Seru Laiha

"Belial!" Riku tidak percaya dengan apa yang dia lihat

"Tapi kok beda ya?" Tanya Pega. Itu benar, Belial terlihat seperti saat dia masih baik. Warna di badannya merah dan perak, bukan hitam dan merah. Warna color timernya juga terlihat biru.

"M-mungkin gak itu cuma kloningan. Kan belakangan banyak sel DNA Belial yang dijual di pasar gelap." Tanya Riku yang tak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Bukan. Kami mengecek kantung dimensi yang waktu itu. Dan setelah kita periksa, ternyata kosong. Itu adalah Belial yang asli." Jelas Zena

another chanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang