Hari telah berganti. Suasana istana Goldenmoon pack tampak riuh. Terlebih bagian dapur istana. Tentu saja ramai, karena ini hari paling ditunggu setiap lima tahun sekali. Apalagi kalau bukan pertemuan khusus para petinggi pack. Seperti Bloodmoon pack, Blackmoon pack dan lainnya.
"Hikari-chan. Aku tidak menyangka bisa ikut berpartisipasi di acara besar ini. Setahuku hanya beberapa maid berbakat saja yang bisa ikut andil acara ini." seru Nara. Gadis bermata hazelnutt itu begitu gembira ketika namanya terpampang di papan dapur istana.
"Hahaha. Akupun sama. Padahal aku baru seminggu bekerja disini." kata Hikari. Hikari tidak bohong. Dia memang baru bekerja dan langsung ditunjuk oleh Alpha sendiri.
"Heh! Baru segitu saja sudah besar kepala! Aku sudah lima kali berturut-turut ikut acara ini. Jadi jaga sikapmu anak muda." kata Anne. Salah satu maid tersinis di dapur istana ini.
"Apa kau bilang?!"teriak Nara
"Sudah Nara-chan. Jangan bertengkar. Ingat. Dia senior kita disini."
Nara mendengus,"ingatkan aku untuk tidak mencakar wajahnya yang seperti badut kerajaan itu."
Hikari bergidik ngeri melihat seniornya itu melotot. Hikari menyeret Nara ke ruang ganti. Seperti perintah kepala pelayan beberapa menit yang lalu.
****
Terompet tertiup begitu nyaring di depan gerbang utama istana. Menyambut kedatangan kereta kuda yang membawa para petinggi juga penguasa pack ternama. Kemudian sebuah kereta kuda dengan warna perak dengan bendera merah kecil diatasnya berhenti tepat di red carpet.
Sang kusir membuka pintu. Kemudian sosok pria perkasa dengan setelan jas mewah dengan jubah merah menjuntai sampai pinggangnya turun dari sana. Di belakangnya ada sosok yang selalu mengikutinya setiap ada acara penting seperti ini. Yap! Itu Takeru dan Arashi. Kedua pria tampan itu menaiki anak tangga dengan wajah datarnya. Sebenarnya Takeru malas dengan pertemuan khusus kali ini. Kalau saja dia tidak ingat Daisuke itu teman satu sekolahnya, Dia tak ingin hadir.
"Ah..Takeru. Akhirnya kau sampai juga." kata Daisuke. Takeru hanya menatapnya datar tanpa minat menjawab sapaannya.
"Ayo masuk. Sepertinya kau sudah tidak sabar dengan agenda tahunan ini."ucap Daisuke. Takeru hanya bergumam. Mengekori Daisuke yang sepertinya senang sekali melihatnya.
Sampai di ruang rapat, Daisuke langsung menyuruh para petinggi itu duduk di kursi kebesaran yang sudah ia siapkan. Tak hanya itu, dia menepuk beberapa kali. Memunculkan maid dengan seragam khas Goldenmoon pack. Ada sekitar lima maid disana membawa hidangan pembuka.
Tapi, entah bagaimana lampu yang menggantung di tengah ruangan itu mati kemudian hidup kembali. Begitu terus sampai beberapa kali. Takeru menatap lampu itu seksama.
Aneh.
Tidak mungkin istana sebesar Goldenmoon pack kehabisan daya listrik kan?
Kemudian, lampu gantung besar itu bergoyang. Seperti tertiup angin, padahal tak ada angin besar di ruangan itu. Lalu
"AWAS!!"teriak salah satu maid.
Lampu itu terjatuh. Membuat ruangan menjadi gelap gulita. Ralat, masih ada cahaya rembulan yang masuk di ruangan itu.
Hikari membuka matanya perlahan. Ini hal terburuk pertama baginya. Bagaimana tidak? Dia hampir saja mati tertimpa lampu gantung besar itu. Tapi tunggu. Kenapa tubuhnya tak merasa sakit sedikitpun? Apa dia sudah benar-benar mati sekarang?
"Kau tidak apa-apa?" Hikari mendongak. Mata coklatnya bertemu mata sebiru batu safir. Seolah terkunci di dimensi waktu, keduanya tak bisa mengalihkan pandangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Luna
RandomYagami Hikari. Gadis 20 tahun yang tak pernah mengenal orang tuanya. Tinggal sendirian di sebuah gubuk tua dan bekerja di istana Goldenmoon sebagai maid. Tanpa ia duga, sebuah takdir mempertemukannya dengan Takaishi Takeru. Seorang Cold Alpha Silver...