L-04

22 5 3
                                    

"Apa susahnya menuruti perintahku? Hah?! Tugasmu hanya itu saja. Tidak ada yang lain!"

"Sudah kubilang aku tidak mau, Daisuke-sama."

"Hahaha. Aku tahu kau munafik, jalang murahan. Semua orang terlebih bekerja disini pasti menginginkan posisi yang kuberikan ini secara cuma-cuma."

Hikari menampar laki-laki berambut maroon itu keras. Sungguh, hatinya sakit ketika laki-laki itu mengatainya jalang murahan. Mata Daisuke berkilat marah. Dia membenturkan tubuh Hikari ke dinding kamar. Tak hanya itu. Kedua tangannya diikat lalu mencambuknya sekuat tenaga. Hikari berteriak. Darah mengalir deras dari beberapa bagian tubuhnya. Daisuke begitu beringas. Seakan tidak peduli kalau Hikari lah yang menjadi korban disini.

Cambukan demi cambukan terasa menyayat kulit mulus Hikari. Entah berapa kali Daisuke melakukannya. Sampai akhirnya dia memilih menutup mata.

Hingga sebuah dobrakan pintu membuatnya kembali membuka mata. Dilihatnya pria bersurai kuning keemasan muncul di depannya. Pria itu berkelahi kemudian melepas seluruh ikatan pada tubuhnya.

Hikari sudah tidak kuat. Hingga kegelapan kembali menyapanya

****

Suara kicauan burung samar-samar terdengar di telinga Hikari. Hikari membuka matanya perlahan. Matanya menyisir seluruh ruangan.
Ruangan itu di dominasi warna putih dengan aksen abu-abu yang manis.

 Ruangan itu di dominasi warna putih dengan aksen abu-abu yang manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang