satu

101 11 5
                                    


sing

suara dari pedang yang dikeluarkan untuk memenggal orang-orang yang nasibnya kurang beruntung.

"ampun tuan muda choi. tolong kasihani aku"
"well, mau gimana lagi. sekarang nasib lo terserah tangan gue"

srat

dalam sekali tebas, kepala orang tak bersalah itu pun jatuh tepat di hadapan tuan muda choi, choi yeonjun namanya.
pemuda itu kemudian mengambil kepala tersebut, lalu ia menghadapkan kepala itu tepat di depan wajahnya.
"maaf. gue terpaksa" ucapnya dengan suara kecil.

"tuan muda choi, sedang apa kau? cepat bereskan mayat itu!"
suara itu berasal dari seseorang yang sedang duduk di singgasananya, yang memperhatikan setiap aksi anak buahnya ketika akan 'melenyapkan' nyawa seseorang.

kim taehyung.

sang penguasa dunia 'gelap' ini.
tidak ada yang berani untuk membantah perkataannya sedikit pun. nyawa semua orang berada dalam genggamannya.

bagi yeonjun, ia sebenarnya sangat benci dengan apa yang harus ia jalani. tidak lain jika yeonjun adalah tangan kanan dari 'iblis' itu dan yang lebih sialnya, yeonjun lah penerus gelar penguasa setelah taehyung.

"kemana saya harus membuang mayat ini tuan?"
"seperti biasa"
"baiklah"

ya, yeonjun harus membohongi sifatnya sendiri ketika sedang berhadapan dengan taehyung. ia akan bertindak seperti anak buah pada umumnya. sopan dan selalu menuruti perintah tuannya.

sebenarnya, saat membuang mayat adalah bagian favorit yeonjun. ia tak harus bertindak seperti saat ia sedang berhadapan dengan taehyung karena letak tempat membuang mayat itu berada jauh dari kediaman sang iblis.

"cih dasar keparat itu. ga ngerti gua sama tujuan dia" gerutu yeonjun sesampainya di tebing, tempat biasa ia membuang mayat. "maaf, nasib kalian ga beruntung" yeonjun pun membuang mayat tersebut ke dasar jurang.

tidak langsung beranjak, yeonjun memang selalu berlama-lama di tempat itu. ia duduk diujung tebing dengan satu kakinya menggantung dan satunya menekuk.

"kenapa gue ga pernah bisa nyangkal sekali pun sama perintah iblis itu? padahal gue ga pernah mau berurusan sama dia. sialan" yeonjun berdeham kesal.

"gue rasa, nasib gue sama mayat di bawah kaki gue ini sama aja. gak beruntung" ucap yeonjun saat ia bangun berdiri dari duduknya. tepat saat yeonjun membalikan badan, seseorang dengan jubah hitam dengan tudung yang menutupi setengah wajahnya berdiri dihadapannya, membuat yeonjun hampir terjatuh ke dasar jurang.

sing

yeonjun langsung mengeluarkan pedangnya. menodongkan pada sosok berjubah hitam itu.

"lu mau buat gue jatoh ke belakang?"
tak disuruh, sosok berjubah hitam itu mengungkap wajahnya. "tenang dulu tuan muda, gua ga ada maksud jahat" yang diancam tersenyum kecil.

"mind if i introduce myself?"
"terserah"
"gua jaemin, na jaemin"
"ya terserah lo. sekarang gua tanya, maksud lu dateng ke sini apaan? perintah taehyung?"
"bukan, gua sama kaya lo"
yeonjun ingin meyakinkan apa yang ia dengar.
"sama kaya gua? bisa lu jelasin maksudnya?"
"gua juga benci terlahir di dunia ini. darah, mayat, rantai besi. bukan kehidupan ini yang pengen gua rasain"
yeonjun terkesiap mendengar perkataan lawan bicaranya, yeonjun rasa jaemin tidak berbohong ketika ia bilang bahwa dirinya sama seperti yeonjun.

"terus sekarang lu mau apa?" ucap yeonjun yang masih menodongkan pedangnya.
"ga kok, ga ada apa-apa" jaemin masih bersikap tenang. "tapi kalo lo mau coba keluar dari dunia ini, gue bisa bantu lo"

jaemin mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya, sebuah silet.
"lo beneran mau bunuh gue ya?!" yeonjun semakin memajukan pedangnya kehadapan jaemin.
"ga, buat apa gue bunuh lo. tapi lo bisa ga turunin pedang lo dulu biar gue bisa jelasin?" ucap jaemin yang mulai sedikit jengkel. yeonjun pun menurunkan pedangnya.
"ok sekarang lo jelasin"

kemudian jaemin membuat sebuah lingkaran, hanya dengan menggoreskan jarinya di permukaan tebing. lingkaran itu semacam lingkaran yang biasa dibuat untuk persembahan.
"jadi lo harus berdiri di tengah lingkaran ini. terus maksud gua ngeluarin silet ini karena darah lo sendiri yang buat portal ini bekerja"

mendengar itu, yeonjun menganggap lawan bicaranya ini sedang bercanda, mana ada portal? kurang lebih seperti itu batinnya.

"lo ada bukti emang portal ini beneran bekerja?" tanya yeonjun yang masih tidak percaya.
"gue buktinya. gue udah pernah keluar dari dunia ini" ucap jaemin meyakinkan yeonjun.
"tapi terserah lo sih mau percaya atau ga sama gue. kalo lo beneran mau terkekang di dunia ini ya gausah percaya gue". yeonjun yang mendengar itu, membuat dirinya merasa harus menerima tawaran jaemin.
"ok, gua percaya lo. sekarang tunjukin gue cara kerjanya".
kemudian jaemin langsung menarik salah satu lengan yeonjun.

srat

jaemin menyilet lengan yeonjun, membuat darah terlihat jelas mengucur. kemudian jaemin pun menarik yeonjun ke dalam lingkaran yang telah ia buat.
"sebentar lagi lo bakal jalanin hidup lo di dunia yang berbeda. tapi inget, waktu lo terbatas bagaimana pun juga lo harus balik lagi ke dunia ini"
"iya gue ngerti" yeonjun menjawab sambil sedikit merintih kesakitan karena luka yang dibuat jaemin.
"nih, sesampainya lo disana cari alamat ini" jaemin menyodorkan secarik kertas bertuliskan alamat pada yeonjun.

"satu lagi, semua hal yang terjadi sama lo disana itu tanggung jawab lo"

bruk

yeonjun tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri.

"banyak hal yang bakal terjadi sama lo, tuan muda"
ucap jaemin sambil tersenyum kecil.


------------
don't forget to leave a vote and comment biar authornya makin semangat nulisnya hehe!<3

HEART SLAYER | yeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang