Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu Dipanggil Dari Delapan Pintu Surga
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengarRasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
‘Barangsiapa menginfakkan sepasang harta dari segala sesuatu di jalan Allah, dia dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Wahai hamba Allah, ini adalah kebaikan.’ Barangsiapa termasuk orang-orang yang mendirikan shalat, dia dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa termasuk orang-orang yang berjihad, dia dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa termasuk orang-orang yang bersedekah, dia dipanggil dari pintu sedekah. Barangsiapa termasuk orang-orang yang berpuasa, dia dipanggil dari pintu puasa, yaitu pintu Ar Rayyan.’
Maka Abu Bakar berkata, ‘Seseorang dipanggil dari satu pintu dari pintu-pintu tersebut tidaklah masalah (sebab satu pintu aja sudah merupakan kenikmatan), akan tetapi adakah orang yang dipanggil dari semua pintu tersebut, wahai Rasulullah? Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, Ya, dan aku berharap engkaulah seorang diantara mereka, wahai Abu Bakar.’[1]
Dalam riwayat Ibnu Hibban dari Hadits Ibnu Abbas, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Ada, dan engkaulah orang itu wahai Abu Bakar.”
Ibnul Qoyyim berkata tentang pintu-pintu surga dalam bait-bait Nuuniyahnya
Maka seseorang akan dipanggil dari pintu-pintunya
Seluruhnya jika dia memenuhi tuntutan-tuntutan iman
Di antara mereka adalah Abu Bakar ash Shiddiq
Dialah Khalifah Nabi yang diutus dengan Al Qur’an
Ash Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu Dan Kecintaannya Yang Mendalam Kepada Al Habib Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Sungguh, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu telah menyintai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan kecintaaan yang meresap ke dalam oraknya, hatinya, dan anggota badannya, sampai-sampai dia berharap bisa mengorbankan dirinya, anaknya, hartanya dan seluruh manusia demi beliau.
‘Aisyah radhiyallahu ‘Anha berkata, “Ketika Sahabat-Sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkumpul, pada saat itu jumlah mereka adalah 38 orang. Abu Bakar bersikeras mengusulkan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam agar menampakkan diri dan tidak bersembunyi, maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
‘Wahai Abu Bakar! Jumlah kita masih sedikit.’
Abu Bakar terus mengusulkan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, agar tidak bersembunyi sampai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabulkan usulnya. Kaum muslimin berpencar di masjid, masing-masing bersama keluarga besarnya. Lalu Abu Bakar berdiri berkhutbah di hadapan orang-orang yang hadir, sedangkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sendiri duduk. Abu Bakar menjadi khatib pertama yang menyeru kepada Allah dan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Maka Kaum Musyrikin menyerbu Abu Bakar dan kaum muslimin, mereka dipukuli disudut-sudut masjid dengan keras, Abu Bakar sendiri diinjak-injak dan dipukuli dengan hebat. ‘Utbah bin Rabi’ah, orang fasik ini, mendekat kepada Abu Bakar lalu memukuli Abu Bakar dengan sepasang sendal yang bersusun dua (maksudnya semacam sendal kulit sekarang yang mempunyai bagian atas yaitu kulit dan bagian bawah yang disol dengan karet). Dia memukul di atas perut Abu Bakar sehingga hidung Abu Bakar tidak bisa dibedakan dengan wajahnya. Mereka mengusir orang-orang Quraisy dari Abu Bakar, Bani Taim membawa Abu Bakar dalam selembar kain dan memasukkannya kepada rumahnya. Mereka tidak ragu lagi Abu Bakar sudah mati. Kemudian Bani Taim kembali ke masjid. Mereka berkata, ‘Demi Allah, kalau sampai Abu Bakar mati maka kami akan membunuh Utbah bin Rabi’ah. Setelah itu mereka menjenguk Abu Bakar. Abu Quhafah dan Bani Taim berupaya mengajak Abu Bakar berbicara sampai dia menjawab. Di sore hari Abu Bakar berbicara. Dia berkata, ‘Bagaimana keadaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?’ Maka Bani Taim mencela dan mencibir Abu Bakar, kemudian mereka berdiri dan berkata kepada ibunya, Ummul Khair, ‘Cobalah memberinya makan atau minum sesuatu.’