O3

30 7 4
                                    

"Lyra?" Gumam Haechan.

"Iya, Ini gue." Kata Lyra sambil tersenyum manis.

Sedangkan yang lain, lebih tepatnya sahabat-sahabat Haechan sedang melirik satu sama lain

"Rin, Bang Doy, kalo lo mau habisin, habisin aja. Gue mau ke kelas." Ucap Yana tersenyum setelah itu berdiri dan pergi keluar dari area kantin.

"Oke Yan, makasih." Ucap teman Haechan yang bernama Jaemin.

Walaupun, Jaemin tidak ditawari tetapi tetap saya ia makan.

Setelah itu, Jaemin mengambil sendok yang baru yang tersedia dikantin.

"Jaemin!" Bentak sang kakak. Siapa lagi kalau bukan Yerin.

"Khenhapha?" Tanya Jaemin yang sedang mengunyah.

"Goblik banget lo anjir," Ucap Yerin sambil memukul pundak Jaemin, lalu pergi menyusul Yana.

"Lah? Emang salah ya? Kan gratis?" Gumam Jaemin lalu kembali makan.

ⒽⓎ

"ADA YANA GAK?" Teriak Yerin yang baru saja datang kekelas, membuat para penguni kelas menoleh dan menjawan dengan menggeleng.

"Ooooo. Ok ok, makasih." Setelah itu Yerin pergi dari kelas dan mencari Yana.

20 menit kemudian...

"Astagfirullah. Yana, lo kemane sih?!"Ucap Yerin yang hampir menyeah mencari Yana. Karena, sejak 20 menit tadi, Yerin belum menemukan Yana dan 1 orangpun tidak ada yang melihat Yana.

Kringggggg......

Bel masukpun berbunyi. Dan semua muridpun memasuki kelas. Tapi, tidak dengan Yerin. Ia masih tetap ingin mencari sahabatnya.

"Ketoilet udah, kekelas lain udah, ke BK kali ya? Eh tapi gak mungkin. Di ta-"

"Yerin, kenapa lo bego banget sih????" Ucap Yerin lalu pergi ke tempat yang ia pikirkan yaitu Taman belakang.

Yerin POV

Taman, lebih tepatnya taman yang berada di belakang sekolah. Tempat itu menjadi tujuanku saat ini.

Walaupun jam masuk sekolah sudah berbunyi, tetapi aku tidak peduli. Karena sahabatku lebih penting.

"Diem gak lo?!" Kudengar suara bentakan.

Sepertinya itu berada di gudang belakang taman.

Setelahku yakinkan, aku menuju ke taman belakang.

Langkah yang kutempu sangat kecil agar tidak ketahuan.

"Bisa gak gausah gerak gerak?!" Bentak seseorang.

Aku penasaran siapa yang dibentak.

Lebih baik bangun cintaa....

Aduhh, aku lupa mematikan ponselku.

Bagaimana ini? Aku takut ketahuan.

"Suara hp siapa tadi?" Tanya laki-laki berotot yang berada di pintu gudang.

"Gak tau." Jawab sang teman yang berada disampingnya.

Sepertinya, aku akan habis kalau tidak kabur dari sini.

1

2

3


Aku lari secepat mungkin.

"BROO, KEJAR TUH CEWEK!" Teriak laki-laku tadi.

"LO JUGA IKUT LAH?!"

"EH IYA YA?"

Sekarang aku sudah ada didepat ruangan kosong. Lebih tepatnya, gudang samping perpustakaan. Yang amat sangat sepi.

Aku menoleh ke belakang, sepertinya 2 laki-laki tadi sudah tidak mengikutiku lagi.

Aku masuk ke gudang itu, supaya terhindar dari 2 laki-laki tadi.

Kriekk....

Aku membuka pintu dengan sangat pelan dan langsung memasuki gudang itu.

Aku menggambil ponselku dan menelepon seseorang.





ⒽⓎ

Setelah selesai menelepon seseorang, aku langsung menoleh ke samping kanan dan kiriku.

Aku menemukan sesuatu yang sangat asing.

Aku mulai mendekat dan mendekat.


Brak.....

Aku menoleh dengan cepat dan ternyata itu adalah...

















Dua laki laki yang berbadan besar itu.

"Ketemu lo."

"Lo gak akan bisa kabur dari kita."

Setelah itu, mereka berdua mendekat kepadaku dan aku terus-menerus mundur.

"MAU NGAPAIN KALIAN HAH?!" Bentakku.

Salah satu dari mereka membawa pisau.

Tuhan, tolong aku.

Aku pasrah, jika aku meninggal, a-aku pasrah.












ⒽⓎ

Haiii aku apdet lagi :")

Kangen gak?

Hehehehe maap jarang apdet gais :")

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Give Me Time - Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang