! 1.2 ¡

20 2 0
                                    

New terkejut, tiba-tiba ada sepasang tangan yang melingkar sempurna di pinggangnya, memeluknya dengan sangat erat. "Te, makanannya sebentar lagi selesai." New berusaha melonggarkan sedikit pelukan Tay, namun ia tidak cukup kuat.

Yang lebih tua hanya terdiam, kemudian mengistirahatkan kepalanya di pundak yang lebih muda. Pelukannya melonggar bersamaan dengan bahunya yang mulai bergetar, ia sudah berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak menangis di depan New, tapi ia sudah tidak tahan.

Maafkan aku, Hin.

New yang sadar kalau Tay sedang menangis buru-buru menaruh peralatan masak yang semula ia pegang, langsung membalik badannya untuk menghadap Tay. "Te, what's wrong?" New mengusap air mata yang mengalir di pipi kekasihnya, menyakitkan baginya melihat salah satu orang yang ia sayangi menangis.

Tidak ada jawaban dari yang lebih tua, ia malah menguburkan kembali kepalanya ke ceruk leher New, masih sambil menangis. "Maafkan aku, Hin," Ujarnya lirih, ia bahkan tidak yakin New bisa mendengarnya.

"Kamu tidak salah apa-apa, Te, kenapa kamu meminta maaf?" New mengusap pelan puncak kepala Tay.

"Aku... maaf aku tidak punya banyak waktu untukmu akhir-akhir ini," Jelas Tay. "Maaf aku tidak bisa menemanimu setiap saat, maaf aku selalu pulang malam, maaf aku terlalu mementingkan pekerjaanku, maaf–." Masih banyak permintaan maaf yang ingin Tay sampaikan, tetapi New memotong.

"Shhh, kamu tidak salah apa-apa, Te, tidak usah meminta maaf. Aku tau akhir-akhir ini memang lagi banyak kerjaan di kantormu, tapi dengan kamu pulang ke rumah, makan malam denganku, dan aku masih bisa melihatmu saat bangun tidur, itu sudah cukup untukku, Te. Aku tidak butuh lebih." New menenangkan Tay sebelum pikirannya mulai menjadi.

New menangkup kedua pipi Tay dan menyejajarkan di depan mukanya. Ia mengusap sisa air mata di pipi Tay, kemudian mengecup kedua mata yang selalu menatapnya dengan hangat. Dan menghilangkan jarak di antara dahi mereka.

"Te, don't think too much, mending sekarang kamu mandi. Nanti pas kamu selesai, makanannya udah siap, okay?" Ujar New saat kekasihnya sudah mulai tenang, "Kamu bau tau."

Godaan New dibalas oleh Tay dengan cubitan pelan di pinggangnya. "Biarin, daripada kamu, jelek. Wle," Jawab Tay sambil menjulurkan lidah, dan langsung berlari ke kamar mandi saat New sudah siap untuk melempar spatulanya.

[ A R C H I V E: 🇹🇭 AUs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang