Niat Baik Jisoo untuk membantu persiapan pernikahan saudaranya malah berujung terjebaknya ia pada cinta yg salah.
Akankah Jisoo mampu mengatasi perasaannya? Atau malah??
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
{Day 2 in jeju}
Karena semalam pamannya menelfon memberitahu bahwa akan ada orang yg datang untuk mendekor, pagi-pagi sekali Jieun dan Jisoo sudah berada dirumah pamannya.
Junmyeon yg baru keluar dari kamarnya hendak berolahraga pun sampai terkejut akan kehadiran mereka.
"Apa yg kalian lakukan disini?" Ucapnya bingung.
"Apalagi? Tentu saja kami disini untuk membantu persiapan acaramu" Sahut Jieun.
"Sepagi ini?" Tanya Junmyeon, ia melihat jam ditangannya yg masih menunjukkan pukul 06.30 am.
"Kalian sungguh luar biasa" Ucap Junmyeon
"Kau ingin kemana?" Tanya Jieun penasaran melihat setelan Junmyeon yg sangat tertutup dari bawah sampai atas
"Membakar lemak, ingin ikut?" Tawar Junmyeon, ia melirik kearah Jisoo yg sibuk dengan buku catatannya.
"Lain kali saja" Tolak Jieun setelah ia juga melirik sebentar kearah Jisoo.
"Ikut saja kalau ingin ikut, lagipula ini masih terlalu pagi" sambung Jisoo, iapun merebahkan tubuhnya segera disofa.
"Kalau begitu untuk apa kau mengajakku kemari pagi-pagi buta?" Keluh Jieun
"Apa susahnya, kau hanya tinggal berjalan 50 langkah kan untuk kembali pulang" Sahut Jisoo tak ingin disalahkan.
{FYI : Rumah Ayah Jisoo, Paman dan Calon mempelai Junmyeon berada disatu komplek yg sama}
"Sudahlah, berdebat denganmu tidak akan ada ujungnya. Kau ingin ikut tidak?" Tawar Jieun.
"Tidak, kalian pergilah cepat" Usir Jisoo, ia segera memejamkan matanya agar Jieun tak banyak bicara lagi.
"Kami pergi dulu, istirahatlah dikamar tamu disini sangat dingin" Ucap Junmyeon perhatian, meski tak ada jawaban dari Jisoo ia tahu kalau gadis itu mendengar ucapannya.
**
07.20 AM
Jisoo yg terbangun dari tidurnya segera kedapur, ia melihat keatas meja makan, tidak ada makanan!
"Apa tidak ada yg sarapan disini? Kenapa meja makannya masih kosong" Tanya jisoo pada pelayan yg bertugas membersihkan rumah.
"maaf nona, dirumah ini memang tidak pernah menyediakan makanan, baik untuk sarapan ataupun makan malam karena Tuan dan Tuan muda tidak pernah sarapan. untuk makan malam biasa mereka akan makan malam ditempat Nyonya Lee (Ibu2) atau dikantor" Sahut si pelayan.
"Menjadi orang kaya sangat tidak enak, bagaimana mungkin mereka bisa bertahan dengan melewatkan sarapan" Cibir Jisoo.
"Apa disekitar sini ada supermarket atau semacamnya?" Tanya Jisoo lagi pada pelayan tadi.
"Ada nona, setelah keluar dari gerbang depan, nona tinggal belok kanan kemudian sekitar 100 meter disana ada supermarket, meski tidak terlalu besar tapi disana setahu saya sangat lengkap."
"Baiklah kalau begitu, terimakasih yaa" Ucap Jisoo baru akan berbalik tiba-tiba seseorang menyodorkan sebungkus bubur labu dihadapan nya.
"Apakah otakmu tidak bisa bekerja jika kau tidak sarapan" Junmyeon mengelus rambut hitam panjang milik sepupunya itu. ia tersenyum manis lalu pergi kearah dapur mengambilkan mangkuk dan sendok kemudian menghidangkan bubur tadi dimeja.
"Makanlah, Oppa akan bersiap untuk kekantor" Ucap Junmyeon segera naik kelantai atas.
Sementara itu Jisoo diam mematung!
"Ini hanya perasaanku atau? Kenapa dia tiba-tiba bersikap seperti kami sepasang suami istri?!" Ucap Jisoo bingung, ia menatap bubur dimeja, kemudian memegang perutnya yg terus berbunyi, sambil menghela nafasnya dalam, akhirnya Jisoo pun pergi untuk memakan bubur tsb.
***
⚠️⚠️⚠️ #Terimakasih karena sudah berbaik hati untuk membaca cerita yg tidak seberapa ini, semoga kalian suka.
Jangan lupa berikan vote yaa untuk penambah semangat diriku, kritik dan sarannya juga, Ditunggu! ❤️
