Kabar gembiranya adalah Azka lagi suka sama seseorang. Kata Azka sambil memagang tangan Wulan.."
"Siapa?? wah sepertinya AzkanyaWulan sudah dewasa yaa, Kata Wulan diselingi dengan kekehan kecil.
"Dia teman sekelas kita Lan, namanya Becca. O maksudku Rebecca teman sekelas kita yang duduk di paling depan sebelah kiri kelas kita. Menurutmu dia cantik kan Lan? aku denger juga dia ikut serta dalam organisasi sosial di sekolah, dan aku perhatikan juga Becca adalah seorang yang lembut, bagaimana pendapatmu Lan?, tanya Azka.
DEGG..
Wulan terkejut bukan main, pasalnya Wulan begitu paham seperti apa sikap Azka. Dia gak mungkin semudah itu menyukai seorang perempuan. JUJUR saja, Azka adalah tipe orang pemilih! Namun ada perasaan aneh yang timbul dalam benak Wulan, rasanya seperti menerima ribuan tinjuan di dadanya. Sesak sekali rasanya. Batin Wulan.
"Wulan?? hei berhenti melamun. Katakan, bagaimana pendapatmu soal ini? aku dekati dia langsung? apa bagaimana??, tanya Azka.
Wulan tak menggubris perkataan Azka dan memilih untuk meninggalkan Azka dan berlari ke toilet menyembunyikan matanya yang sudah berkaca kaca. Saat sampai di toilet, air mata Wulanpun menetes. Harusnya ia merasa senang karna sepertinya Azka sudah menemukan wanita impiannya. Tapi di lain sisi Wulan merasa tak bias melepas Azka kedalam pelukan wanita lain, Wulan masih kebinggungan dengan perasaannya sendiri.
"Astaga ada apa denganku, mengapa hatiku begitu sakit mendengar Azka menyukai Rebecca. Tanya Wulan dalam lubuk hatinya.
Wulan berpikir sangat keras sambil memegang dadanya, kata kata Azka terus terngiang di dalam otaknya, dan tiba tiba Wulan berdiam seperti mendapat jawaban atas perasaan anehnya itu.
"Apa aku menyukai Azka??, kata Wulan dalam hatinya.
Setelah berpikir Panjang dan menemukan jawaban akhirnya Wulan pun keluar dari toilet, bersikap seperti biasanya dan menghampiri Azka yang sepertinya mencari dia.
SKIP.
Saat Wulan berjalan di Lorong sekolah menuju kelasnya, betapa terkejutnya Wulan ketika seseorang memegang tangannya erat, kemudian membawanya ke roftoof sekolah.
"Wulan kamu kemana? kamu tau betapa khawatirnya aku melihatmu berlari sambil menangis, bodohnya aku yang tak mengejarmu dan hanya mematung melihatmu berlari. Maafkan aku Wulan tidak bisa menemukanmu dan menenangkanmu, kamu kenapa?, tanya Azka.
Sangat terlihat raut wajah Azka yang penuh kekhawatiran seperti kehilangan harta berharganya. dan setelah mengatakan itu Azka memeluk Wulan erat.
Dengan memamerkan senyum palsunya, Wulan berkata, "Aku gapapa Azka, tenang aja. Tadi mataku hanya kelilipan saja, dan buru buru ke toilet untuk mencuci mataku. Kata Wulan sambil melepaskan pelukan Azka dan berusaha menunjukan senyum terbaikanya namun di dalam hati kecil Wulan, ia masih merasakan sesak yang teramat menyakitkan.
"Benarkah? kamu gak bohong kan Lan?. Kata Azka mengecilkan mata menunjukan rasa curiganya.
"Aku jujur Azka. Kata Wulan, namun dalam hatinya cemas karena ia takut ketawan berbohong oleh Azka. "Apakah mukaku menunjukan bahwa aku berbohong, apa kamu gak percaya apa kataku?, sahut Wulan.
"Aku percaya padamu Lan, tapi jika kamu merasa sedih, cukup luapkan semua itu kepadaku, aku berjanji akan selalu ada di sisimu dan selalu mendengarkanmu. Kata Azka sambil menangkup kedua pipi Wulan.
Kamu bohong Azka, aku yakin setelah kamu semakin dekat dengan Rebecca, kamu tidak bias menepati janjimu. Kata Wulan dalam hati, namun yang terontarkan adalah, "Jangan terlalu banyak memikirkanku dan berada di sisiku terus Azka, kejarlah Rebecca dan dapatkanlah dia, aku percaya kau pasti bias. Kata Wulan tersenyum sambil memegang tangan Azka.
..
SAKIT pasti kalo jadi Wulan, huhuhuhu.
ada yang pernah ngalamin??
Tunggu part selanjutnya yaaa.. Terima kasih sudah menyempatkan membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe We Can Together.
RomancePerjuangan Azka dan Wulan dalam mempertahankan persahabatan yang mereka bangun sejak 10 tahun yang lalu, akankah mereka bertahan? atau perasaan Wulan harus dikorbankan?