KEPINGAN

9 0 0
                                    

Bugh

"Stop, dia jatuh" kata penculik tadi yang sibuk nelfon.

"Terus gimana? Bos pasti marah" jawab sopir.

"Tinggal aja"

                                ***

Disisi lain, Dipta langsung dibawa oleh teman papanya. Yang beruntung mengetahui kalau dia adalah anak Marhendy.

Dia langsung membawa ke rumah sakit dan menelfon Marhendy.

"Hallo.."

"Hallo, ada apa Sel?"

"Anakmu tadi jatuh dijalan. Udah aku bawa ke rumah sakit Hasada. Kamu kesini cepet" jelas Pak Sellion.

"Astaga, oke"

Setelah menelfon selang 15 menit Papa dan mama Dipta sampai di rumah sakit.

"Gimana keadaan Dipta Sel?" Tanya Papa Marhendy.

"Tunggu kabar dari dokter"

"Eh mas, kalau Dipta ada disini terus Aleta ada di mana?" Tanya Mama Rani.

"Astaghfirullah, Sel kamu nemuin Dipta dimana?"

"Di dekat taman kota"

Seketika itu perasaan mereka menjadi tidak enak. Setelah menjawab Papa Marhendy dan Pak Sellion pergi ke arah taman. Di sana mereka tidak langsung menemukan Aleta. Mereka berkeliling, menanyai satu persatu pengunjung disana.

Dan disaat mereka sudah lelah mencari. Tiba tiba Pak Sellion melihat anak gadis tergeletak di dekat rumput.

"Hen itu Aleta"

Marhendy dan Sellion lari kearah Aleta. Dan langsung membawa dia ke rumah sakit yang sama.

Flashback OFF

Miris sekali, seharusnya yang marah Aleta tapi karena Papanya sudah melarang mulai awal mereka tidak boleh kesana. Tapi Aleta menentang. Itu salah Aleta menurut Papanya. Dan mengakibatkan Dipta hampir saja kehilangan nyawanya.

Capek juga ya jadi Aleta. Batin Aleta

Dia langsung masuk kekamarnya, tanpa ia sadari ada seseorang yang menatap dari kejauhan sejak tadi.

                                 ***

Kring kring kring

Aleta langsung mematikan alarmnya. Dia langsung pergi ke kamar mandi untuk menyelesaikan rutinitasnya.

Setelah 20 menit akhirnya selesai. Dia langsung ganti baju - memasukkan buku - merias dirinya. Dia hanya menaburkan bedak tabur dan mengolesi dengan sedikit lipbalm.

Sempurna. Begitulah yang di deskripsikan seseorang jika melihat Aleta. Dia tersenyum, tapi secepatnya dia merubah ekspresi menjadi datar. Karena Aleta yang dulu bukan Aleta yang sekarang.

Dia akan satu sekolah dengan Dipta. Pasti akan cuek bebek menurut Aleta. Aleta langsung turun kebawah untuk sarapan. Disana dia melihat papa mama Reno dan Dipta tertawa. Tapi setelah dari mereka ada yang menyadari Aleta turun maka akan otomatis langsung mengatupkan bibir.

Perlu kalian ketahui, hanya mama Rani lah yang masih setia menganggapnya sebagai anak. Dan gimana Reno? Dipta?. Reno dia kecewa karena semenjak Dipta kecelakaan 2 tahun yang lalu. Papanya selalu memprioritaskan Dipta dan Reno membenci itu. Dipta sendiri dia marah karena dia sangat kecewa kepada Aleta yang tidak mengerti artinya DILARANG. Padahal Aleta sudah berkali kali meminta maaf tapi tidak ada yang menghiraukan.

ALBAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang