3

10 5 0
                                    

Malam ini Hery berhasil membuat aku tidak bisa terlelap. Sungguh menyebalkan. Senyum yang sangat manis ia ukir di bibirnya. Ah, tidak bisa lupa.

"Orang gila."

Aku mendumel sendiri, dengan raut wajah bahagia yang menemani. Ternyata malam itu aku di antar kenangan indah untuk terlelap tidur. Bahagianya.

***

Aku berangkat sekolah seperti biasa. Tapi tiba - tiba aku melihat ada seseorang yang didepan gerbang.

"Cari siapa ya?"

Aku memiringkan kepala untuk melihat orang tersebut.

"HAH?"

Ternyata Adnan.

"Ada apa?"

Adnan masih tidak menjawab.

"Dah lah"

Aku meninggalkan dia, namun ternyata dia mengikutiku. Sesekali aku menengok ke belakang, Adnan masih memasang wajah datar dan tanpa dosa. Kayanya Adnan merusak pagi yang cerah. Aku berhenti untuk menyesuaikan langkah dengan Adnan. Tengokan kesekian kali aku lemparkan pada laki - laki yang satu ini.

"Ada apa sih, Nan?"

"Gaada."

Benar - benar menghancurkan pagi yang cerah. Aku berlari menuju sekolah. Adnan masih dengan langkah sok kerennya. Hari ini hari terakhir penerimaan siswa baru. Itu berarti, 2 hari berlalu setelah Hery mengungkapkan perasaanya. Hery bersikap seolah tidak terjadi apa - apa, seperti biasanya.

Adnan tiba - tiba memanggil namaku.

"Zaheera?"

"Hah?"

"Kamu tau kalo Imel semalem masuk rumah sakit?"

Aku terdiam, langkahku tertahan. Adnan menjelaskan bahwa Imel masuk rumah sakit karena ditinggalkan oleh Hery. Aku bertanya mengapa Hery meninggalkan Imel, Adnan hanya memintaku untuk bertanya langsung pada Hery.

Adhila dan Ilya berlari menuju arah kami berdua, mereka bertanya ada apa. Adnan terdiam, akupun terdiam. Adhila yang memiliki suara menggelegar berteriak karena sudah mendengar bel sekolah. Kami berempat berlari sekuat tenaga. Gerbang sekolah akan segera ditutup. Ah, hari ini dimulai dengan kejadian - kejadian buruk.

Ruang osis sepi. Hanya ada aku disana. Aku terdiam, memikirkan Imel. Aku merasa kasihan sekaligus bersalah sama dia. Yusron memasuki ruangan osis dengan langkah gontai.

"Ra, mulai senin depan pelajaran tambahan anjir."

Aku masih bergelut dengan pikiranku.

"Males banget gue."

"Ra?"

Yusron menepuk pundakku. Aku menoleh. Melihat wajah sengsara Yusron.

"Biar lulus, Ron"

Yusron cengengesan. Lalu ia meneruskan keluhannya. Aku bertanya pada Yusron perihal Imel. Ia membenarkan bahwa Imel masuk rumah sakit tadi malam. Hari ini aku belum bertemu Hery. Bahkan tadi saat pembukaan Hery tidak ada.

"Ron, hery dimana ya ?"

Yusron hanya mengangkat dua pundaknya. Itu berarti ia tidak mengetahuinya. Aku beranjak dari posisi nyaman itu, lalu bergegas menuju aula. Ramai sekali, pemateri hari ini Pak Nana. Pasti seru. Ilya sedang duduk di pintu belakang aula, aku menghampirinya lalu menanyakan perihal Hery, Ilya mengatakan bahwa Hery tadi terlambat dan sekarang berada di ruang komputer bersama pembina osis. Aku menunggu Hery disana.

"Zaheera? Ada yang nyariin tuh dikelas."

Sheila, teman sekelasku menghampiriku. Ia memberitahuku bahwa Raysa, teman Imel sedang mencari aku.

"Eh, iya. Makasi, She"

Aku menuju kelas dengan langkah sedikit terburu - buru. Hatiku tidak enak. Satu belokan lagi kelasku terlihat. Aku melihat tatapan Raysa yang sedikit menakutkan.

"Ada apa Raysa?"

"Kamu tau kenapa Imel diputusin sama Hery?"

Aku menggelengkan kepala. Karena aku memang tidak tahu apa - apa.

"Itu semua gara - gara kamu. Kamu jadi cewe jelek aja belagu banget. Jangan mentang - mentang kamu wakil ketua osis dan temen deketnya Hery jadi kamu bisa mempengaruhi Hery sesuka kamu. Ngaca! Masih cantikan Imel jauh - jauh."

Aku terdiam, aku menunduk. Rasanya sangat sakit. Apa salah aku? Aku tidak pernah meminta Hery untuk meninggalkan Imel.

"Apaan sih? Aku gapernah minta Hery ninggalin Imel. Lagian baru pacaran 4 hari juga."

Aku berusaha untuk melawan dan membenarkan keadaan. Tapi caraku salah. Aku kebawa emosi.

"Eh lo nyadar ya! Meskipun pacaran cuma 4 hari juga Imel berhasil tuh dapetin hati Hery. Emangnya lo? Deket doang tapi gak dianggap sama Hery. Dasar cewe murahan!"

Banyak orang menyaksikan kejadian ini. Sakit hati, malu bercampur jadi satu. Air mata sudah siap untuk meledak. Aku berlari menuju toilet, menangis disana. Satu jam berlalu, aku kembali ke ruang osis. Ternyata kabar aku di labrak oleh teman Imel telah sampai kepada teman - temanku.

"Kamu darimana aja sih, Ra?"

Adhila memelukku, aku terdiam. Ruang osis ramai karena mereka mencariku. Untungnya ini waktu istirahat. Jadi tak ada acara di aula. Ilya menanyakan Hery, aku menggeleng. Adnan dan Yusron terdiam.

"Aku salah apa?"

Tangisku kembali meledak. Rasanya sangat sakit. Beberapa hari lalu aku mengetahui Hery dimiliki oleh orang lain. Hari ini aku dilabrak tanpa tahu salahku apa.

"Berengsek, Hery dimana ?"

Ilya terus bertanya keberadaan Hery. Adnan akhirnya memberitahu keberadaan Hery. Diruang loker anak basket.

Yusron berlari menuju loker anak basket. Ia mendapati Hery tengah memeluk lututnya.

Hari ini drama sekali disekolah. Aku benci. Tapi kali ini sangat menyakitkan.

"Sorry, Ron."

Yusron menghampiri Hery. Duduk disebelahnya dan menceritakan apa yang terjadi. Hery mengatakan bahwa ini memang salah dia dari awal. Dia tidak memiliki perasaan apapun kepada Imel. Hery mengorbankanku dengan berpura - pura memiliki perasaan kepadaku. Ternyata, apa yang dikatakan Hery 2 hari yang lalu itu bohong. Jahat.

Hery menghampikirku diruang osis. Masih tersisa 15 menit sebelum acara selanjutnya dimulai. Ia meminta maaf karena terlah mengorbankanku.

"Aku pikir masalah ini gak bakalan jadi gede kaya gini. Maaf banget Ra. Aku ga bermaksud nyakitin kamu."

Hery menunduk.

"Hery, lo tau ga? Lo udah nyakitin gue berapa kali dalam waktu 3 hari? Kenapa harus ngorbanin gue Her? Gue salah apa sama lo? Lo kalo benci gue bilang, jangan gini caranya. Gue gasuka drama tapi lo bawa - bawa gue ke drama murahan lo!"

Air mataku akhirnya kering. Masih sesak tapi sudah tidak bisa menangis. Akhirnya, rasa yang sangat ingin aku miliki, hari ini bisa aku miliki.

Aku benci.

Aku membecinya.

Zachery Errababi Stilon, aku membecimu.

Love and PatienceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang