#1 ODONG

3.3K 732 603
                                    

"Pandangan pertama, awal ku kena masalah!"

Udah siap?

Udah Vote? Cus.

~~~ Part 1~~~

Akhirnya aku lulus juga sebagai driver ojek online, setelah tiga jam antre aku resmi jadi anggota Ojekin Dong atau disingkat nya ODONG. Setelah memutuskan untuk cuti kuliah, akhirnya memutuskan menjadi driver ojek online saja. Biaya tidak memadai tapi makan tetap harus terpenuhi.

"Makasih, Mas." Aku mengambil dua helm berwarna biru dan juga satu jaket lengkap dengan logo ODONG di dada kiri aku. Yeah, setelah menunggu lima bulan akhirnya hari ini aku dapat panggilan juga ke kantor karena semua persyaratannya sudah terpenuhi.

"Oke, mari kita mulai." Aku menyalakan aplikasi yang sudah  terinstal dan tentunya sudah login dibantu karyawan ODONG. Sambil menunggu penumpang pertama, aku keliling kota dengan kecepatan standar. Siang ini resmi jadi driver ODONG, akhirnya punya jawaban juga kalau ditanya kerja apa? Capek jawab kalau aku pengacara, yah jokes bapak-bapak pengangguran banyak acara.

'Dreeeeeddd dreeedd dreeedd' HP tiba-tiba gempa, maksudnya bergetar. Apakah dia jatuh cinta? Gak mungkin dong. Aku cek, yeah! Penumpang pertama. Dapat penumpang pertama lebih menyenangkan dibanding dapat cinta pertama semasa SD.

Aku cek tempat penjemputan di sebuah mall, tujuan pemakaman umum Sirnaraga Bandung. Nama penumpang, Sukmawati. Tanpa lama langsung tancap gas. Meluncur!

Saking bahagianya butuh lima menit buat sampai di depan lobby mall, aku slide tulisan 'sudah di tempat penjemputan' gak lupa chat juga kalau sudah sampai titik jemput. "Kak, saya depan lobby. Motor hitam, jaket biru, helm biru. Pake atribut."

"Oke, Mas. Tunggu ya."

Oke, tinggal menunggu penumpang datang, aku tengok kanan kiri ada pohon cemara. Gak dong, ini mall ya masa banyak pohon cemara. Di lihat-lihat lobby mall penuh amat kayak kantor pos lagi pencairan BLT. Padahal ini hari selasa bukan weekend, bisa-bisanya hari kerja rame gini.

"Mas Nu, Ya. Sesuai aplikasi Mas." Tiba-tiba seseorang cewek datang sambil menutup wajahnya menghampiriku.

"Bu Sukmawati?" Aku memastikan.

"Udah jangan banyak nanya! Mana helmnya, buruan!" ketusnya. Eh buset, nanya baik-baik malah disemprot. Dari pada dimakan bulet-bulet, langsung saja memberikan helm. Setelah itu dia naik ke atas motor.

"Buruan jalan." Baru aja aku slide 'sudah dengan penumpang' udah disembur aja, ini cewek bawang merah apa gimana. Aku sebagai bawang daun seram dibentak-bentak terus.

"Iya siap, meluncur!"

Aku mengikuti maps menuju TPU Sirnaraga, dilihat dari raut wajahnya yang memerah dan matanya yang sembab aku prediksi dia baru aja kehilangan salah satu keluarganya. Duh pasti nyesek banget lagi asik main di mall tiba-tiba ada yang meninggal. Jadi inget pas SMA mau UN kami malah dikumpulin di lapangan sambil disuruh membayangkan kalau pulang ada bendera kuning di rumah. Dulu sedih banget, lama-lama mikir apa hubungannya UN sama bendera kuning. Dikira kami mau jadi caleg Golkar kali.

Sepuluh menit berjalan, akhirnya kami sampai di komplek TPU Sirnaraga. Maps sudah menunjukkan sampai tapi gak tahu cewek ini mau berhenti di mana. Dia masih menangis, sesekali air matanya dilap dengan tisu. "Maaf, Mbak sebelah mana ya?" tanya aku pelan.

"Ikutin maps aja kenapa sih!" bentaknya. Niat baik malah dimarahin, ini cewek habis main di mall apa habis ikut tawuran. Marah-marah aja, darah tinggi sih kayaknya. "Ini udah sesuai maps, Mbak. Makanya saya nanya, soalnya di maps tulisannya sudah sampai," balasku mencoba tetap sabar.

Belum Ada Judul (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang