#2 Masalah

2.2K 566 278
                                    

"Cantik sih, tapi rela patah hati."

Gimana part kemarin?

Kuy lah lanjooott!

~Part 2~

"Maksudnya?" aku memicingkan mata, gak paham dengan maksudnya membuat perjanjian apa.

"Nama Mas nya siapa?" tanya dia. Wah habis ini diminta KTP, beneran mau diculik.

"Nenu."

"Nenu? Oke, saya panggil nama aja ya. Soalnya kelihatannya kita seumuran," lanjutnya. Lah emang aku masih muda, karena jadi ojol aja dipanggil Mas-mas. Kalau jadi idol korea amah dipanggil oppa.

"Baik."

"E... biar gak kaku panggil Dahlia aja, Lia kalau namanya kepanjangan." Tadi aja nangis, sekarang semangat amat, bu. Udah marah-marah udah nangis, sekarang bisa terlihat baik-baik saja. Dengan wajahnya yang cantik dan bisa mengontrol beberapa emosi, Dahlia pantas jadi artis pemain sinetron tukang bakso naik haji. Ya masa tukang bubur aja yang naik haji, tukang bakso juga mau naik haji.

"Terus?" aku gak mau bertele-tele, hidup harus berlanjut. Akun harus cepat Kembali, kalau gak nyawaku hanya sampai dua hari lagi untuk hidup. Mana di kampung gak pernah transfer lagi, berat banget jadi anak rantau.

"Saya bakal bantuin Mas nya ke kantor ODONG, tapi Mas nya juga harus bantu saya nanti malam," jelasnya. Aku mengangkat kedua alis, bantu apa nih. "Bantu?"

"Emmm jadi pacar semalam ini aja."

"Plis, Mbak. Ini bukan FTV ya, masa saya disuruh jadi pacar Mbak nya." Tolak aku mentah-mentah, meskipun Dahlia ini emang kece parah tapi maaf emang aku cowok apaan. Meski aku jomblo ogah banget aku dijadiin pacar bayaran, kalau pacar beneran mah bisa lah dipertimbangkan.

"Oke kalau gitu, saya pesen driver lain aja buat pulang. Gak masalah, urus aja akun mas nya sendiri" jawabnya dingin.

"Eh bentar." Aku meraih tangannya. Main pergi aja nih bocah, gak bisa gitu dong. Akun aku harus balik hari ini juga.

"Kenapa?" Pake nanya lagi kenapa, eh bando anak SD gara-gara kamu, akunku disuspend masih aja nanya kayak gak berdosa. Bener-bener gak ada akhlak!

"Kan Mbak."

"Dahlia."

"Kan kamu udah janji buat klarifikasi ke kantor aku." Tadi bilang iya mau, sekarang berubah.

"Iya boleh, tapi sesuai perjanjian." Dahlia kekeh dengan perjanjian itu, astaga mimpi apa semalam dapet masalah gini. Bukan kenapa-kenapa dari tampilan dia aja kayak orang kaya, gimana caranya jadi pacar orang kaya? Punya pacar manusia biasa aja gak pernah, kalau musang sih kayaknya pernah.

"Lia, harusnya saya marah sama kamu. Karena gara-gara salah naik ojol akunku disuspend!"

"Nenu, abang ojol amatiran. Saya juga rugi gara-gara kamu, malah ke kuburan bukan ke rumah. Atau mau saya telepon kantor ODONG buat nge black list selamanya?" bentaknya. Aku marah dia malah balik nyemprot.

Aku mengacak-acak rambut frustasi, hari pertma jadi ojol beratnya udah kayak maba masuk kampus. Gila aja masa harus jadi pacar dia. Aku melihat Dahlia dari atas hingga bawah. Badan tinggi, hidung mancung, jelas cantik. Tapi masa iya cewek kayak gini diputusin, cowok macam apa coba yang berani mutusin dia. Mata mantannya kelilipan Avanza aku rasa.

"Kenapa?" bentaknya melihat gelagat aku mencurigakan.

"Oke deal!" akhirnya aku pasrah.

"Gitu dong, jadi orang tuh harus saling menguntungkan," jawabnya enteng.

Belum Ada Judul (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang