3

9 1 0
                                    

" Bunda, " anak laki-laki dengan surai hitam itu duduk disamping sang bunda yang sedang berkutat dengan laptop dipangkuannya

" em, ada apa? " sahut sang bunda tanpa menoleh

Anak laki-laki itu terlihat diam sejenak, entah apa yang ia pikirkan. Hingga sang Bunda menoleh melihat anak bungsunya diam seribu bahasa

" Jeno? " Yoona meletakkan Laptop ke nakas yang ada samping sofa. Membetulkan posisi duduk menjadi menghadap si anak Bungsu, dengan penuh kasih sayang Yoona mengelus surai hitam itu

" Kok diem? Tadi manggil bunda "

Anak laki-laki itu menyunggingkan senyuman terbaik dirinya kepada wanita yang sangat ia cintai didunia ini. Kalut , itu yang Jeno rasakan saat ini. Bingung harus menceritakan tentang Jaeha atau Harus bungkam.

" Ayah pulang, Tumben ayah liat pemandangan kaya gini " cibir seorang pria dewasa dengan kacamata yang bertengger manis dibatang hidungnya.

Donghae, Ayah Jeno berjalan kearah dimana sang istri dan sang anak tengah duduk berdua di sofa. Mengecup pucuk kepala kedua orang yang sangat berharga dalam hidupnya. Bahkan , Ia rela memberikan nyawanya jika ada yang berani menyakiti keluarga kecilnya itu.

" Kok berdua aja? Kakak mana? " pria dewasa itu mengedarkan pandangannya diseluruh penjuru ruang tamu, tak melihat dimana sang anak sulung. Ya, Lee Yeeun.

" belum pulang yah, tadi katanya ada tugas dikampus "

Pria dewasa itu duduk pada salah satu sofa yang menjadi tempat favoritnya kala dirumah. Ia menyandarkan punggungnya yang lelah seharian bekerja.

" Tadi, didepan gerbang kamu bicara sama siapa Dek? " Jeno menoleh , memikirkan sejenak dengan siapa ia berbicara hari ini.

" Oh itu, Temen. anak laki laki itu adiknya "

" Tapi Adiknya lebih tinggi dari kakaknya "

" Em ayah jangan lupa, Jeno sama Yeeun juga gitu. " Sahut sang bunda

" Bunda bikin minum dulu deh buat ayah, kasian Bibi lagi sakit katanya " Yoona berjalan menuju dapur.

Jeno menghela nafas samar, melirik ayahnya sekilas dan mulai memainkan ponsel yang sedari tadi ia genggam.

🍑

Pagi ini, ketika Melody dan Jisung sampai digerbang utama sekolah. Kedua anak ini terheran dengan pemandangan yang tidak biasa. Seluruh siswa dan siswi berhamburan menuju lapangan utama sekolah

" Ada apa sih dek kok rame banget ya "

" Jae, kamu tau kan kalau kita perginya bareng, nyampenya juga bareng? " Jisung memandang Melody dengan tatapan yang sangat menakutkan padahal sebenarnya sangat lucu menurut melody

" Ohiya heheh maaf " Melody menggaruk kepalanya yang tak gatal

Sebenarnya, Melody tidak suka keramaian ataupun keributan. Tapi entah dorongan apa yang membuat dirinya berjalan menuju keramaian yang sedari tadi membuatnya penasaran.

Mencoba masuk ditengah tengah keramaian bersusah payah Melody berjalan masuk ke titik utama lapangan.

" M-Mark!! "

Melody berlari kearah dimana Mark dan Junkyu dari unit lain berkelahi. Keduanya saling pukul tanpa ampun sedikit pun

" Mark udah stop! " Melody mencoba menarik Mark, namun apalah daya tubuh melody dan Mark sangat berbanding Jauh. Hingga gadis bersurai hitam itu terjatuh dan mengaduh kesakitan

Mark menoleh, berjalan mendekati melody untuk membantunya

' Bughhhh '

Satu pukulan yang sangat keras dari Junkyu hingga membuat Mark tersungkur tepat didepan Melody

PUZZLE PIECETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang