First

24 0 0
                                    


"Chanyeol, kau memang hebat. Kau membuat kita semua masuk ke bar tanpa KTP."

Kai memegang gelas wiskinya sambil menepuk-nepuk punggung Chanyeol dan mengoceh. Sepertinya dia sudah mulai mabuk.

Chanyeol menepis tangan Kai dan mengambil gelas wiski di tangan kiri Kai.

"Berhentilah minum Kai. Kau sudah mabuk."

"Biarkan saja dia. Aku yang akan mengantarnya pulang. Aku dengan supir hari ini."

Sehun membalas kata-kata Chanyeol yang ditujukan untuk Kai sambil tersenyum.

"Sudah kuduga. Kau memang sahabat terbaikku Oh Sehun."

Kai mengambil kembali gelas wiskinya dari tangan Chanyeol dan bersulang dengan Sehun. Lalu dia pun meminumnya dalam sekali teguk.

"Ngomong-ngomong dimana Baekhyun? Apa dia masih di toilet? Lama sekali perginya."

Kata-kata Sehun tiba-tiba saja mengingatkan mereka bahwa salah satu anggota kelompok mereka belum juga kembali bergabung setelah setengah jam yang lalu berpamitan untuk ke toilet.

"Aku akan mencarinya."

Sehun bangkit dari kursinya, tapi Chanyeol segera menahan bahu Sehun agar pria itu kembali duduk.

"Biar aku yang mencarinya. Kau disini saja. Jaga Kai agar dia tak terlibat perkelahian."

"Ahhh, kau benar. Jika sudah mabuk, mulut Kai benar-benar membuat semua orang ingin menghabisinya."

Sehun menambahkan perkataan Chanyeol. Dan tanpa basa-basi lagi, Chanyeol melangkah pergi setelah mendapat anggukan dari Sehun.

-oOo-

"Mana uang yang kau janjikan kemarin hah?"

Di lorong depan toilet, dua orang pria berbadan besar dan berpakaian seperti preman berkali-kali menampar pipi Baekhyun tanpa Baekhyun sanggup membalasnya. Bukan tak sanggup, dia hanya tak bisa melakukannya.

"Aku akan memberikannya besok. Kumohon lepaskan aku kali ini saja."

Baekhyun memohon. Tapi dua orang preman itu tak peduli dan menampar pipinya lagi, kali ini sangat keras hingga membuatnya jatuh tersungkur.

Tepat pada saat itu Chanyeol datang. Melihat sahabatnya dipukul hingga terjatuh, Chanyeol langsung melayangkan tinjunya pada preman yang memukul Baekhyun.

"Apa yang kau lakukan pada temanku hah?"

Chanyeol berteriak dengan keras hingga membuat Baekhyun langsung berdiri dan menahan tubuh Chanyeol agar Chanyeol tidak memukul preman itu lagi. Sepertinya Baekhyun tidak ingin ada perkelahian di sana.

"Chanyeol sudahlah. Biarkan saja mereka."

"Tapi mereka memukulmu Baek. Dan aku tidak bisa menerimanya."

Amarah Chanyeol masih belum mereda. Dia masih berniat melayangkan pukulan pada preman itu sebelum akhirnya Baekhyun mendorong tubuhnya menjauh. Menuju ke dalam toilet.

"Kita pergi saja."

-oOo-

"Jangan katakan apa pun pada Sehun, dan Kai Kumohon."

Baekhyun membasuh wajahnya di wastafel toilet setelah mendapat tamparan itu. Dia khawatir akan ada bekas luka di pipinya yang akan menimbulkan masalah bagi teman-temannya. Dia takut teman-temannya mencari dua orang itu dan membalas dendam pada mereka.

"Katakan padaku siapa mereka!"

Chanyeol berdiri sambil bersandar pada wastafel di sebelah Baekhyun. Dia tampak khawatir jika sahabatnya terlibat masalah besar.

"Aku merusak jam tangan mereka kemarin dan itu sangat mahal. Mereka memintaku menggantinya, tapi aku tidak punya uang sebanyak itu."

Setelah mendapat jawaban dari Baekhyun, Chanyeol perlahan tersenyum.

"Kukira masalah besar. Katakan padaku berapa harga jam tangan itu. Akan kukirimkan uangnya padamu besok."

"Terimakasih Chanyeol."

Baekhyun memandang Chanyeol sambil tersenyum.

"Tidak usah sungkan padaku. Cepat kita keluar dari sini. Mereka sedang menunggu kita."

-oOo-

"Yaaa, Byun Baekhyun. Kau darimana saja hah?"

Sehun segera berdiri setelah mendapati Baekhyun dan Chanyeol berjalan ke arah meja tempat mereka duduk. Membiarkan Kai yang awalnya bersandar di bahunya jatuh ke sofa. Chanyeol dan Luhan pun segera duduk.

"Aku hanya menghilangkan mabukku. Jadi butuh waktu lama di toilet. Duduklah!"

Baekhyun beruntung, karena sepertinya tidak ada yang menyadari bekas tamparan di pipinya yang mulai memerah. Jika tidak, mungkin sahabat-sahabatnya akan memiliki pertarungan yang melelahkan malam ini.

"Baekhyunie, mengapa kau berlama-lama di toilet? Seperti perempuan saja. Jika seperti itu bolehkah aku menciummu?"

Kai meracau. Dia bangkit dan mendekatkan wajahnya pada Baekhyun. Merasa kesal dengan sikap Kai, Chanyeol langsung menyodorkan gelas wiskinya tepat pada mulut Kai.

"Minum saja. Tidak usah banyak tingkah. Apa kau gay sekarang hah?"

"Hemmm. Baiklah Tuan Chanyeol yang terhormat."

Kai segera mengambil gelas yang disodorkan Chanyeol padanya dan meminumnya dalam sekali teguk. Tak berapa lama kesadaran Kai menghilang. Kepalanya jatuh dan menghantam meja dengan keras.

"Kau benar. Dia membuatku ingin menghabisinya."

Mendengar kata-kata Chanyeol, Sehun hanya tersenyum kecil. Dia pun menyodorkan gelasnya untuk mengajak Sehun dan Baekhyun, bersulang. Mereka berempat selalu bersama dan menghabiskan malam-malam seperti itu untuk kesekian kalinya. Mereka berempat adalah sahabat. Yang selalu berjanji untuk bersama dan saling menjaga selamanya.

-oOo-
Vote juseyo

-oOo-

The LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang